🦄64

2K 92 4
                                    

Di mana boys berada sekarang? Aku benar benar panik, sampai sampai keringat meluncur di dahiku.

Aku mencari di taman, tidak ada, studio musik, tidak ada juga. Ini kan jam istirahat.

Kau bodoh Aura!!

Pasti boys berada di kantin, jelas ini jam istirahat.

Aku langsung berlari menuju kantin. Entah berapa banyak yang menyapaku, tapi aku hiraukan.

Sampai di kantin, aku terlebih dahulu mengatur nafasku yang naik turun ini, gara gara berlarian.

Setelah cukup membaik, aku menuju meja yang biasanya untuk boys duduk. Pas sekali mereka lengkap ber-5.

"Boys?" ucapku tenang.
"Sayang, ayo duduk." ajak Louis.
"Tidak perlu. Aura hanya mau penjelasan tentang ini." jawabku sambil menaruh kertas itu di meja dengan sekali tekanan dan hentakan.

"Apa ini?" tanya Niall.
"Baca!" suruhku sedikit tajam.

Aku tidak terima ini, boys mengeluarkan Cindy dari sekolah secara sepihak saja. Mungkin dengan dad, mom, dan guru guru di sini juga. Termasuk kepala sekolah.

Tapi, mereka tidak meminta pendapatku terlebih dahulu. Memang Cindy pernah menyakitiku, tapi aku tidak membawa masalah itu ke dalam  hati.

Mungkin tidak apa apa, kalau Cindy di hukum scors, atau apapun itu. Malah boys tidak tanggung tanggungnya mengeluarkan Cindy dari sekolah.

Boys mau aku tidak di sakiti lagi?

Tapi aku tidak terima ini! Aku tahu, boys mau melindungiku dari hal hal yang tidak menyenangkan. Tapi tidak seperti ini juga caranya!

Aku hanya takut, kejadian dimana aku di sakiti dengan Shila dan kedua temannya, pada saat aku ingin konser.

Aku tidak akan bisa melupakan hal itu. Aku masih bisa membayangkan bagaimana sakitnya di tampar, rambutku yang di tarik kasar, di tusuk. Aku masih ingat itu!

"Jelaskan!" ucapku tajam.
"Apa yang harus kami jelaskan. Cindy sudah di keluarkan dari sekolah ini, sudahlah tidak usah di pikirkan." ucap Louis.

"JELASKAN SEMUA INI! KALIAN MENGELUARKAN CINDY TANPA MEMINTA PENDAPAT APAPUN DARI AURA?!"

Sungguh, aku tidak bermaksud berteriak di depan boys. Tapi, mau bagaimana lagi, kesabaranku sudah mulai habis.

Tidak peduli, seluruh siswa menatapku dengan tatapan terkejut, karena meneriaki boys.

"Sayang, tenang dulu. Ini bisa di bicarakan dengan baik baik." ucap Liam.

Kesabaranku semakin di uji saat ini!

"BAIK BAIK BAGAIMANA, HAH?! KALIAN TELAH MENGELUARKAN CINDY DARI SEKOLAH, DAN KALIAN BILANG TIDAK USAH DI PIKIRKAN?!" air mataku meleleh pada saat itu juga.

Sekarang emosiku sudah benar habis.

"AURA SANGAT KECEWA DENGAN KALIAN, BOYS!!"  teriakku lagi, lalu langsung pergi dari kantin. Entahlah kemana. Aku hanya ingin sendirian saat ini.

Aku memilih pergi ke kelas. Kenapa? Karena kelas pasti kosong, ini masih jam istirahat. 30 menit kelas kosong, itu lumayan.

Sampai di kelas, aku duduk di tempat dudukku dan menelungkupkan kepalaku dengan kedua tanganku yang dilipat sebagai tumpuannya.

Syukur saja aku tidak duduk bersama lagi dengan Harry. Karena tempat duduk di kelas kami sudah di rolling beberapa hari yang lalu.

Aku masih memikirkan berita tadi. Menurutku boys dan maybe mom, dad egois, mengeluarkan Cindy tanpa sepengetahuanku.

Bukanya aku munafik atau terlalu baik. Tapi, aku hanya tidak tega Cindy dikeluarkan dari sekolah ini. Sementara ia baru saja pindah dari New York.

Memang dia salah! I know that!

Mungkin Cindy bisa di beri kesempatan sekali lagi. Mungkin ia bisa merubah sifatnya, dari yang buruk menjadi yang lebih baik.

Sudahlah, mungkin aku harus merelakan ini semua. Tapi, aku masih sangat kecewa dengan boys. Entah sampai kapan.

Kringg...kringg...kring...

Bel telah berbunyi, berarti menandakan bahwa seluruh siswa harus memasuki kelas untuk memulai jam pembelajaran ke 4.

Aku segera menghapus air mataku dengan kasar. Entahlah, mungkin aku akan di bicarakan oleh teman teman kelasku. Karena, kalau aku habis nangis, pasti mataku akan bengkak.

Mungkin pengaruh mata sipit. I don't know.

Entah sudah berapa kali aku menyebutkan kata 'mungkin'. I don't care!

*Louis POV
Aura datang dengan membawa berita bahwa Cindy di keluarkan dari sekolah, yang mungkin ia dapatkan dari mading.

Tapi, sungguh. Aku tidak tahu bahwa Aura sampai marah besar seperti itu kepada kami.

Dia bilang juga, bahwa ia sangat kecewa dengan kami. Saat mendengar Aura berbicara sepertu itu, hatiku langsung mencelos.

Sakit? Sekali!

Bagaimana tidak sakit. Adik kita, orang yang kita sayangi meneriaki kata 'kecewa' kepada kakak kakaknya.

"Bagaimana ini?" tanya Liam yang sudah gusar.

Kami mengambil keputusan, bahwa Cindy harus di keluarkan dari sekolah bersama mom, dad, dan guru guru di sini. Termasuk kepala sekolah.

Memang kami semua tidak ada yang meminta pendapat kepada Aura terlebih dahulu. Kami sudah sangat tau jawaban Aura seperti apa.

Pasti dia menjawab, 'Aura mohon, jangan keluarkan Cindy dari sekolah. Kasihan dia', pasti itu yang akan di jawab Aura.

Maka dari itu, kami langsung mengeluarkan Cindy tanpa sepengetahuan Aura.

Kami mengira, Aura tidak akan marah. Ternyata salah besar!

Buktinya, Aura kini sangat marah dengan kami. Kecewa, benci, mungkin yang ia rasakan saat ini.

"Bagaimana kita bisa membujuknya?" tanyaku.
"Entahlah. Aku kaget saat Aura meneriaki kita dengan kata kecewa." ucap Zayn.
"Mungkin beri dia waktu dulu, sampai semua keadaan sudah normal. Baru kita jelaskan semuanya dengan Aura." ucap Liam. Kami mengangguk.

Tak lama, bel bertanda masuk kelas berbunyi. Seluruh siswa masuk ke dalm kelas, begitu juga dengan kami.

~~~~
Hallooo...
Up lagi nihhh :)
Maaf ya lamaa...

Gimana ceritanya, jelas aja kan?
Jangan lupa vote dan komen.

Mau nanya dong, wattpad kalian eror ya. Wattpad author eror nih, sepertinya. Gak bisa ganti tulisan, gak bisa nge hitamin tulisannya. Biasanya ada kan muncul di keyboardnya, khusus ganti ganti tulisan wattpad. Tapi tempat author gak ada, gak biasanya sih.

Maaf ya, jadi beda gara gara itu.
Terimakasih yang udah baca dan vote🖤💙

POSSESSIVE FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang