🦄52

2.2K 106 2
                                    

*Aura POV
Aku terbangun dari tidurku karena mendengar alarmku berbunyi. Aku langsung mengambil air minum di meja samping kasur.

Setelah itu aku menuju kamar mandi untuk menyegarkan tubuhku. Setelah mandi memakai seragamku.

Menuju meja rias, menyisir dan mengikat rambutku. Memberikan polesan bedak dan lipbalm.

Sekarang wajahku seperti zombie. Mataku bengkak habis nangis tadi malam. Walaupun tidak terlalu bengkak.

Aku langsung menuju ke bawah, di bawah sudah berkumpul boys yang lagi sarapan. Apakah mom dan dad belum pulang?

Aku duduk di samping Harry dan langsung memakan sarapanku, tanpa menyapa boys.

Selesai sarapan kami langsung berangkat ke sekolah. Di perjalanan, hanya hening yang menyelimuti kami.

Sampai di sekolah, aku dan Harry langsung menuju ke kelas. Tak lama pembelajaran pun dimulai.

*Zayn POV
Mulai dari tadi, Aura tidak bersuara, hanya diam. Ada apa dengannya?

Sampai di sekolah, aku dan Niall langsung menuju ke kelas, lalu duduk di kursi masing masing.
"Niall, Aura kenapa?" tanyaku.
"Kenapa?" tanya Niall balik.
"Dari tadi dia hanya diam." ucapku.
"Mungkin karena tadi malam." balas Niall.

Benar juga, aku tahu pasti ia sedang kesal. Menurutku, tadi malam itu Aura tidak benar benar salah.

Tapi, Louis itu orangnya tidak suka dengan orang yang tidak bisa menjalankan amanat. Seperti itulah.

Tak lama pembelajaran pun dimulai, seluruh siswa mengikutinya dengan baik. 

***
Kring...kring...kring...

Akhirnya bel tanda istirahat berbunyi, semua siswa berhambur untuk menuju kantin.

"Niall, ayo." ajakku.
"Sabar sedikit kak Zayn." balas Niall.

Aku dan Niall langsung keluar kelas, kami menuju kantin untuk bergabung dengan boys.

Biasanya, kalau istirahat kami berkumpul di kantin, ada meja khusus untuk kami. Jadi meja itu hanya kami saja yang mendudukinya.

Terlihat di sana sudah ada Louis, Liam dan Harry. Aku dan Niall ikut bergabung bersama mereka.
"Hallo boys." sapaku.
"Hai." balas mereka.

Lalu kami berbicara banyak hal, sambil memakan makanan ringan.
"Harry, Aura bagaimana di kelas?" tanya Liam.
"Dia lebih banyak diam, di ajak berbicara dengan sahabatnya hanya menjawab seperlunya saja." ucap Harry.

Kami semua diam. Apakah semua ini gara gara kami tadi malam?

"Aku harus cari Aura." ucap Louis tiba tiba.
"Untuk apa?" tanya Liam.
"Ada yang harus di selesaikan." balas Louis langsung pergi.
"Jangan menyakitinya kak Lou." teriakku.

Aku benar benar khawatir, kalau Louis bersikap seperti tadi malam dengan Aura.
"Bagaimana ini?" tanyaku.
"Tunggu saja." balas Liam.

Akhirnya kami mengalah, Louis adalah kakak kami, jadi tidak mungkin kami membantahnya.

*Louis POV
Aku mencari Aura untuk minta maaf kepadanya. Semua ini adalah salahku. Tadi malam aku tidak bisa mengontrol emosiku.

Tadi malam aku bersikap seperti itu karena aku khawatir dengannya. Perkiraanku Aura tidak akan seperti ini.

Mungkin aku memang salah, aku memarahinya tanpa mendengar alasannya terlebih dahulu.

Aku mencari di lapangan, hasilnya tidak ada, di dalam kelas, hasilnya sama. Di ruang musik, sama juga, tidak ada. Dimana dia?

Terlintas di pikiranku 'taman'. Iya, Aura pasti di taman. Aku berjalan menuju taman.

Benar dugaanku, dia duduk di kursi taman sendirian. Aku langsung mendekatinya.

Aku berdiri di hadapannya, dia menundukkan kepalanya.
"Aura." panggilku.

Seketika, ia langsung mengangkat kepalanya dan ekspresi wajahnya menjadi berubah.

"Kak Lou." ucapnya. Aku tersenyum.

Lalu, aku duduk di sampingnya.
"Maafkan kakak." ucapku.
"Kakak tidak ada salah, Aura yang salah." jawabnya.
"Tidak, kak Lou yang salah karena tadi malam kak Lou langsung marah tanpa mendengar alasanmu." ucapku.

Sungguh, aku benar benar menyesali perbuatanku tadi malam.

"Tidak apa kak Lou, Aura yang salah. Aura minta maaf." ucapnya.

Aku langsung memeluknya erat, ralat sangat erat.
"Maafkan kakak." ucapku lagi.
"Sama sama." jawabnya.

Aku melepaskan pelukanku.
"Kenapa tadi malam pulangnya telat?" tanyaku.

"Ini bukan salah Aura kak Lou, ini salahnya Blue."
Aku langsung menoleh, ternyata Blue.

"Blue?" ucapku.
"Ini salah Blue, gara gara Blue Aura tadi malam pulangnya telat." ucap Blue.
"Kenapa?" tanyaku.
"Blue mendadak ingin membeli kamera untuk study tour. Jadinya lama." jawab Blue.
"Jadi itu alasannya?" tanyaku. Blue mengangguk.

"Baiklah, terimakasih Blue." ucapku. Blue mengangguk lalu pergi.
"Maafkan kak Lou, yaa.." ucapku.
"Sudahlah, sudah Aura maafkan." ucapnya.
"Terimakasih." ucapku. Aura mengangguk.

Tak lama bel tanda pembelajaran kedua berbunyi. Seluruh siswa masuk ke dalam kelas.

*Aura POV
Akhirnya aku sudah sampai di rumah, di rumah terlihat ada mom dan dad. Ternyata mereka sudah pulang.

"Hai mom, dad." sapaku.
"Hai sayang." balas mom dan dad.
"Aura ke kamar ya." ucapku. Mom mengangguk.

Aku langsung menuju kamarku, mencuci wajahku dan mengganti baju. Setelah semua itu, aku duduk di balkon.

Lama sekali aku tidak duduk di balkon. Aku mulai memasuki alam lain, yaitu melamun.

Memang tadi Louis sudah meminta maaf denganku, tapi aku tidak akan pernah melupakan bagaimana Louis memarahiku.

Bukannya aku belum menerima permintaan maafnya, tapi aku sedikit trauma. Entahlah....

Tiba tiba ada yang memelukku dari belakang, aku menoleh ke belakang, ternyata Zayn.

"Kak Zayn." ucapku.
"Lagi apa?" tanya Zayn.
"Lagi duduk." jawabku. Zayn tertawa.
"Kenapa gak makan siang?" tanya Zayn.
"Malas." jawabku.

Toh, akhir akhir ini aku malas sekali untuk makan, entah kenapa.

"Jangan seperti itu, nanti sakit." ucap Zayn.
"Gak nafsu." ucapku.
"Yasudah, kalau lapar makan." ucap Zayn. Aku mengangguk.

Lalu Zayn sibuk dengan ponselnya. Aku berjalan ke depan untuk melihat keadaan negaraku.

Siang seperti ini jalanan sangat macet, mungkin karena jam makan siang untuk kantoran.

"Kak Zayn." panggilku.
"Hmm..." tanggapnya.
"Jalan yuk.." ajakku.
"Kemana?" tanya Zayn.
"Kemana aja." jawabku.
"Yasudah, siap siap dulu." ucap Zayn. Aku mengangguk.

Zayn keluar dari kamarku, sedangkan aku bersiap siap. Mengganti bajuku menjadi dress berwarna biru bermotif garis.

Menuju meja rias, menyisir rambutku, memberikan polesan bedak dan liptint.

Lalu aku menuju kamar Zayn. Hendak mengetuk pintu, tapi orang yang punya kamar sudah duluan keluar.

"Sudah?" tanya Zayn. Aku mengangguk.

~~~~
Haiii....
Up lagi nih.. :))
Maaf lama yaa, author bener beber gak tau mau nulis apa.

Jangan lupa vote dan komen.
Terimakasih💗



POSSESSIVE FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang