🦄26

4.1K 134 4
                                    

Setiba di rumah sakit, kami langsung masuk ke dalam dan menemui dad.
"Pagi dad." sapaku.
"Pagi boys, kalian dari mana?" tanya dad.
"Kami ke makam Aura dulu tadi, baru ke sini. Maaf ya dad." ucapku.
"Tak apa. Apakah makam adik kalian itu kotor atau sebagainya?" tanya dad lagi.
"Bersih dad, seperti masih baru." ucap Harry. Dad mengangguk.

Aku berjalan mendekat ke arah mom. Mengelus lembut rambutnya.
"Mom kapan sadar, kami merindukanmu." lirihku.
"Dokter bilang tidak ada perkembangan untuk saat ini." ucap dad. Aku langsung menoleh ke arah dad dan menghembuskan nafasku kasar.

Lalu aku kembali bergabung bersama boys di sofa.
"Sebaiknya dad pulang dulu, sekedar bersih bersih. Mom, biar kami yang menjaga." usul Louis. Dad mengangguk.
"Dad sudah sarapan?" tanya Zayn.
"Sudah tadi." balas dad.

Dad pun langsung pulang. Sekarang tinggal kami disini untuk menjaga mom. Keadaannya hening, kami sibuk dengan ponsel masing masing.

"Boys..."

Tiba tiba ada yang memanggil kami. Aku menoleh ke arah Zayn.
"Kau manggil kami?" tanyaku ke Zayn.
"Tidak, sedari tadi aku tidur. Aku juga mendengar ada orang yang memanggil kita." ucap Zayn.

"Boys."

Kami langsung menatap ke arah mom.
"Apa mom yang memanggil?" tanyaku.
Kami langsung mendekat ke arah
mom.
Benar, ternyata mom yang memanggil kami, karena sekarang mom sudah mulai membuka matanya.

"Niall, cepat panggil dokter." ucap Harry.

Tak lama, Niall kembali dengan seorang dokter. Dokter itu langsung memeriksa keadaan mom.

"Bagaiman?" tanya Louis.
Dokter itu tersenyum "Syukurlah, mom kalian sudah melalui masa komanya. Sekarang kondisinya sedikit membaik karena sudah sadar."

Aku bernafas lega mendengar ucapan dokter itu.
"Baiklah, terimakasih dokter." ucap Louis.

"Mom." kami langsung memeluk mom.
"Boys, kapan kalian kembali?" tanya mom.
"Kemarin malam mom." balasku.
"Maaf, karena mom kalian tidak bisa menghabiskan agenda kalian di eropa." ucap mom.
"Heii..., tak apa mom. Yang penting mom harus sembuh." ucap Harry. Mom tersenyum.

Ceklek....

Tiba tiba pintu terbuka, dan muncul dad di sana.
"Dad?" ucapku.
"Ya boys. Bagaimana keadaan mom kalian?" tanya dad.
"Lihatlah." suruh Louis.

Dad pun berjalan mendekat ke arah kami.
"Terimakasih tuhan, kau telah mengabulkan doaku." ucap dad dan langsung memeluk mom. Kami tertawa mendengarnya.

Sekarang, kami bisa melihat mom tertawa lagi, setelah beberapa hari tidak bisa melihat mom seperti itu.

"Dad, kami boleh pergi?" tanya Zayn.
"Kemana?" tanya dad kembali.
"Jalan jalan, tak apa kan?" ucap Niall.
"Baiklah, hati hati." ucap dad. Kami mengangguk.

*Zayn POV
Kami pun keluar dari rumah sakit. Kami ingin ke mall. Si blonde itu sudah kelaparan. Dasar pirang itu, baru saja tadi pesan makanan, sudah kelaparan lagi. Perut karet....

Pada saat kami berjalan di koridor rumah sakit, aku melihat remaja perempuan sedang berjalan berlawanan arah dengan kami.

Semakin mendekat, aku terkejut dia mirip sekali dengan Aura. Dari rambutnya, tubuhnya, warna kulitnya, tingginya dan sebagainya.

Tapi aku segera hapus pemikiran gila ini. Mana mungkin Aura hidup kembali. Itu mustahil!!

Kami sudah sampai di mobil, dan Lou langsung menancapkan gas menuju ke mall.

Di perjalanan, aku masih memikirkan perempuan yang ada di rumah sakit tadi. Kenapa bisa dia mirip dengan Aura.

Aku berharap tadi itu adalah Aura. Tapi tidak mungkin kan, Aura hidup kembali? Mana bisa!!

Tapi kalau itu Aura, lalu siapa yang kemarin? Kalau itu Aura, kenapa dia tidak kembali ke rumah? Kalau itu Aura, sebulan ini tinggal dimana?

Arrghhh..., aku benar benar gila di buat perempuan tadi. Sudahlah, tidak usah dipikirkan lagi.

"Zayn."

Liam menepuk pundakku sampai aku terkejut.
"Ya, ada apa?" tanyaku.
"Sampai kapan kau mau di mobil, cepat turun kita sudah sampai." ucap Liam.

Aku langsung melihat ke sekitarku. Astaga, ternyata sudah sampai. Berapa lama aku melamun memikirkan perempuan tadi?

"Zayn." panggil Liam.
"Ah ya." ucapku.
"Kau kenapa?" tanya Liam. Aku menggeleng.
"Cepat turun, aku tidak mau mendengar si pirang itu mengoceh." ucap Liam. Aku tertawa mendengarnya.

Aku dan Liam turun dari mobil dan masuk ke dalam mall. Aku baru nyadar, hanya aku dan Liam saja yang tersisa.

"Yang lain kemana?" tanyaku.
"Sudah duluan, mereka makan di restoran Jepang." balas Liam. Aku mengangguk mengerti.

Kami langsung menyusul mereka ke restoran Jepang. Seperti Liam bilang tadi.

Sampai di restoran jepang, kami langsung mencari keberadaan tiga orang itu.

Kami mendapatkannya. Mereka sangat aneh, memilih tempat duduk di dekat toilet.

"Kalian sudah pesan?" tanya Liam.
"Belum, kami menunggu kalian." balas Harry.
"Yasudah, mau pesan apa." tanya Niall.
"Just match it." ucapku. Niall mengangguk.

Setelah Niall memesan makanan. Tak lama makanannya pun datang, dan kami langsung memakannya.

Selesai makan, kami langsung kembali ke rumah sakit.

***
Sampai di rumah sakit, kami langsung masuk ke dalam. Pada saat di koridor, aku kembali melihat perempuan tadi, dia berada di tempat administrasi

Aku sungguh penasaran dengan perempuan itu.
"Boys, kalian duluan saja. Aku ada perlu sebentar." ucapku.
"Baiklah, hati hati." ucap Louis. Aku mengangguk.

Aku kembali berjalan menuju tempat administrasi tadi. Sampai di sana aku sudah tidak melihat perempuan tadi.

Aku pun bertanya dengan suster di sana.
"Maaf, apakah ada remaja perempuan ke sini?" tanyaku.
"Iya, baru saja dia pergi. Ada apa?" tanya suster itu.
"Kalau boleh tahu, namanya siapa?" tanyaku.
"Namanya Aura." balas suster itu.

APA?!!!

~~~~
Halloww...
Gimana ceritanya?
Kalau bagus vote dan komen yaa...
Maaf baru up :'))

Makasihh❤❤🌼

POSSESSIVE FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang