🦄71

1.9K 70 1
                                    

Kami telah menyelesaikan makan malamnya. Sekarang, aku ingin mendengar alasan mereka. Kenapa melakukan hal ini semua? Dan ini dimana?

"Bisakah kalian menjelaskan ini semua?" tanyaku.
"Baiklah, sepertinya Niall sudah sangat penasaran bagaimana ceritanya." ucap Louis.

Akhirnya, mereka menceritakan semuanya lengkap. Tidak ada yang tersisa, dari awal hingga akhir.

"Ini di Sumba? Benarkah?" ucapku terkejut.
"Ya, ini Sumba. Tempat yang ingin sekali kau kunjungi. Entah, kau tahu darimana tempat seindah ini." omel Louis.

Aku terkekeh, "Aku melihat di sosial media. Menurutku tempat seperti Sumba ini indah, jadinya aku ingin mengunjunginya." ucapku.
"Yeah, kau benar. Tempat ini indah." sambung Liam.

Setelah itu, kami berseru seruan di sini sampai larut malam. Benar benar hari ulang tahun yang terbaik.

*Aura POV
Sekarang kami masih berada di pantai, ini sudah pukul 11.48pm. Udara semakin dingin, aku hanya memakai dress tanpa lengan.

Aku menghampiri mom, "Mom, Aura duluan ke kamar ya." ucapku.
"Loh, kenapa?" tanya mom.
"Udara di sini semakin dingin mom. Aura kedinginan." balasku.

Mom mengangguk, "Baiklah, tapi minta Liam untuk mengantarkanmu ke kamar." ucap mom, akumengangguk.

Setelah itu, aku berjalan mendekat ke arah Liam yang sedang mengobrol dengan boys.

"Kak Liam. Kunci kamar dimana?" tanyaku.
"Kenapa babe?" tanya Liam balik.
"Aura mau ke kamar. Udara di sini semakin dingin." jawabku.
"Baiklah, kakak antar." ucap Liam.

"Ah! Tidak usah. Kak Liam masih seru di sini sama boys, jadi biar saja Aura sendiri." cegahku.
"Tidak babe, tidak boleh sendiri." ucap Louis.
"Tidak apa apa, biar saja Aura sendiri." ucapku lagi.
"Baiklah, hati hati."

Aku mengambil kunci kamar dari tangan Liam, dan segera menuju ke kamar. Aku sudah tidak tahan lagi.

Aku takut saja, kalau tiba tiba pusing atau darah dari hidungku kembali. Itu hanya bisa merusak suasana saja.

Sekarang, aku sudah berada di kamar sendirian. Sehabis mengganti baju, aku menonton tv ditemani dengan secangkir teh.

Aku benar benar kedinginan tadi. Maka dari itu, aku membuat teh. Untuk menghangatkan tubuhku.

Tiba tiba, bel di kamarku berbunyi. Aku langsung membukakan pintunya, mungkin Liam.

Ternyata dugaanku benar, Liam datang dengan ekspresi wajah yang entahlah. Tidak bisa dijelaskan.

"Ada apa dengan wajah kakak?" tanyaku.
"Tidak apa apa." ucap Liam sambil masuk ke kamar mandi untuk berganti baju.

Ada apa dengan Liam?

Entahlah.

Lalu aku segera melanjutkan kegiatanku yang tadi. Tak lama, Liam keluar dari kamar mandi, naik ke kasur, dan langsung menarik selimut untuk tidur.

What wrong with him?

Sungguh, aku bingung dengan kelakuan Liam malam ini. Masuk ke dalam kamar dengan muka yang masam. Setelah mandi, dia langsung tidur tanpa berucap sepatah katapun. Dia juga tidak mau bercerita.

Setelah itu, aku ikut tidur juga. Karena ini sudah sangat larut malam.

***
Aku terbangun dari tidur nyenyakku, karena matahari yang sudah menembus memasuki celah kamarku dan menyentuh permukaan mataku.

Aku melirik ke sebelah kiriku, ternyata Liam belum bangun. Aku memutuskan untuk mandi duluan saja.

Setelah mandi, aku memakai bajuku. Hanya hotpants jeans putih dan crop hoddie berwarna hijau.

Lalu, aku menuju ke depan kaca untuk menyisir dan mengikat rambutku, memberikan polesan lipbalm pada bibirku.

Setelah itu aku keluar dari kamar mandi, dan mendapatkan Liam yang sedang duduk bersandar di kasur sambil memainkan ponselnya.

"Good morning." sapaku.
"Morning honey." balasnya.

Aku tersenyum, syukur saja Liam sudah tidak marah lagi. Seperti tadi malam.

"Sebaiknya, kakak mandi. Lalu sarapan di bawah." saranku.

Liam mengangguk, dan langsung memasuki kamar mandi.

Tak lama, Liam ke luar dari kamar mandi dengan tampak yang sangat rapi. Itu membuatnya sekain tampan. Walau hanya menggunakan jeans putih dan kemeja berwarna merah.

"Kakak memang tampan. Tidak perlu memandangnya seperti itu." ucap Liam tiba tiba membuat aku tersadar dari lamunanku.

"Yayaya, kak Liam memang tampan." jujurku. Dia terkekeh.

Menyebalkan!

Tanpa berlama lama, aku dan Liam langsung menuju ke bawah untuk sarapan. Karena aku sudah benar benar lapar.

Sampai di bawah tepatnya di restaurantnya. Mom, dad dan boys lainnya sudah berkumpul. Ok, di sini kami kesiangan.

"Gara gara kak Liam kita terlambat. Coba lihat, yang lain sudah selesai makan." omelku.
"Kenapa jadi kakak? Aura yang lama mandinya." ucap Liam.

Dasar Liam. Nyatanya aku duluan bangun dan mandi, acara mandiku hanya 20 menitan. Sedangkan Liam hampir menghabiskan 1 jam.

"Aura? Aura yang bangun duluan, Aura juga yang mandi duluan." jawabku yang tak mau kalah.
"Iya. Tapi mandinya lama." ucap Liam.

Aku berdecak, "Ck, Aura hanya 20 menit saja mandi. Coba saja kak Liam, hampir 1 jam." ucapku.

Tiba tiba mom datang menghampiri kami, "Ada apa ini? Kenapa kalian terus berdiri di sini, bukannya sarapan?" tanya mom.

"Kami habis berdebat mom." ucapku.
"Ya, itu semua karena Aura." balas Liam.
"Kenapa jadi Aura lagi? Kak Liam yang salah." ucapku kesal.

"Sudah sudah, sebaiknya kalian ambil sarapannya." lerai mom.
"Baiklah."

Akhirnya, kami mengambil sarapan kami. Aku hanya sarapan sereal. Setelah mengambil makananku, aku duduk di meja dengan Liam.

Ya Liam lagi. Aku kesal dengannya.

"Sudahlah babe, jangan cemberut lagi. Okay, kak Liam minta maaf." ucap Liam.

Aku melirik ke arah Liam yang duduk di depanku, "Baiklah, Aura juga minta maaf." ucapku, Liam mengangguk.

Setelah itu, aku kembali ke acara sarapanku.

~~~~
Haii...
Maaf banget baru up. Lama ya nunggunya?
Makasih yang udah nunggu cerita ini dan yang masih setia bacanya🙏

Jangan lupa vote dan komen❤

POSSESSIVE FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang