🦄58

1.9K 84 2
                                    

Finallyyy......
Akhirnya author bisa up lagi :)
Mohon maaf kalau kelamaan yaa...
Kemarin itu ulangan, habis ulangan aku masih ngetik cerita part ini, jadi lama deh :(

Tapi skarang, ceritanya sudah kembali aktif.
Typo bertebaran....
Happy reading guysss🌴🌴

***
Kami sudah sampai di rumah sakit. Terlebih dahulu, kami ke tempat informasi.

"Permisi." ucapku.
"Ya, ada yang bisa di bantu?" tanya suster itu.
"Saya kakak dari Niall, sekarang dia ada dimana?" tanyaku.
"Ahh iya, dia ada di ruang vvip nomor 135." jawab suster itu.

"Emm, baiklah. Terimakasih." ucapku.
"Tunggu dulu, ini ponselnya." ucap suster itu.
"Terimakasih."

Kami langsung menuju ruangan yang suster tadi katakan. Sampai di depan kamar rawat Niall, aku membuka pintunya dan terlihat Niall terbaring lemah di sana.

Aku mendekat ke arah Niall. Mengelus rambutnya.
"Ada apa denganmu, Niall?" tanyaku.

Ini salahku. Seandainya aku tidak membiarkan Niall pergi, pasti Niall tidak akan seperti ini.

"Sabar kak Lou, tunggu kak Niall sampai sadar dulu." ucap Aura.

Setelah itu, kami duduk di sofa yang sudah di sediakan.

*Aura POV
Kami masih menunggu Niall sampai sadar.

Tiba tiba....

"Uhh.., aku dimana?"

Kami langsung mendekat ke arah Niall.
"Kak Niall." panggilku.
"Aura, boys." ucap Niall.
"Sebentar, Aura panggilkan dokter dahulu." ucapku.

Aku keluar dari ruangan untuk memanggil dokter. Yang pasti adalah dokter Kay.

Setelah memanggil dokter Kay, aku kembali ke ruangan lagi.
"Tunggu sebentar." ucapku. Boys mengangguk.

Tak lama, dokter Kay datang dan langsung memeriksa keadaan Niall.

"Bagaimana?" tanya Liam.
"Kondisinya baik baik saja, hanya luka pada keningnya saja yang harus diobati." ucap dokter Kay.
"Baiklah, terimakasih." ucap Liam.
"Sama sama." jawab dokter Kay lalu pergi.

"Ada apa denganmu, Niall?" tanya Louis.
"Entahlah, yang aku ingat ada mobil yang menabrak mobilku juga dari samping. Mungkin ia melanggar lalu lintas." ucap Niall.
"Yasudahlah, sekarang mobilmu dimana?" tanya Liam.
"Entah." jawab Niall.

"Yasudahlah, biarkan saja. Nanti beli yang baru." ucap Harry.
"Memang harga mobil murah." gerut Niall.
"Minta dengan dad." jawab Harry. Kami tertawa.

Dasar Harry, tapi benar juga tinggal minta dengan dad, pasti dibelikan. Hahaha....

"Apa yang kau rasakan sekarang?" tanya Louis.
"Aku rasa lebih baik." jawab Niall.
"Biaklah."

Setelah itu kami bercanda ria bersama sama.

***
Sekarang kami sudah kembali ke rumah. Niall sudah diperbolehkan pulang, karena luka Niall tidak terlalu parah.

Sedangkan aku kembali ke kamarku. Hari ini tanggal berapa ya?

Aku berjalan menuju arah kalender. Tanggal 8 september. Berarti Niall akan berulang tahun lima hari lagi.

Selanjutnya, aku mengambil macbookku untuk mengerjakan tugas.

Tugas, tugas, tugas! Sangat menyebalkan.

Saat aku mengerjakan tugas, tiba tiba ada yang mengetuk pintu kamarku.

"Masuk!" suruhku.

Pintu pun terbuka, dan terlihat mom di sana. Aku melihat ke arah jam, sudah jam 17.40pm, pantas saja mom sudah pulang.

"Ada apa, mom?" tanyaku.

Mom berjalan mendekat ke arahku, lalu duduk di tepi ranjang.

"Lagi apa?" tanya mom.
"Mengerjakan tugas." jawabku.
"Ayo kumpul di bawah." ajak mom.
"Baiklah."

Aku mematikan macbookku, lalu ikut mom menuju ruang keluarga atas. Di sana sudah ada dad dan juga boys.

Aku dan mom ikut bergabung, aku memilih dudum di samping Louis.

"Bagaimana tadi di studio?" tanya dad memulai pembicaraan.
"Lancar." jawab Louis.
"Baiklah." ucap dad.

Setelah itu tidak ada lagi pembicaraan. Sangat membosankan. Aku ingin jalan jalan.

Aku membisikkan sesuatu ke Louis. Tiba tiba dad menengur aku dan Louis.

"Ada apa dengan kalian, jadi berbisik bisik?" tanya dad penasaran.

Aku menyengir, "Tak a--." ucapanku terpotong.
"Aura ingin jalan jalan, katanya ia bosan." sambar Louis.

Rasanya ingin ku plester mulutnya Louis. Kenapa ia harus bilang?

Aku hanya menampilkan raut wajah yang kesal, Louis hanya mentertawakanku. Kakak menyebalkan!

"Hey babe, jangan cemberut seperti itu." ucap Louis sambil mengecup pipiku.
"Iishh!!" balasku geram.

Dan yang lain hanya tertawa saja. Benar benar, awas saja akan aku balas nanti Louis.

"Kau mau jalan jalan?" tanya dad.
"Tidak jadi." ketusku.
"Serius? Padahal dad ingin mengajak kalian jalan jalan." ucap dad.

Raut wajahku langsung berubah menjadi senang.
"Benarkah?" yakinku.
"Ya. Sekarang kalian bersiaplah." ucap dad.

Aku langsung lari menuju kamarku.
"Aura! Jangan lari, nanti jatuh!" teriak mom.
"Ya mom!" teriakku balik.

Sampai di kamar, aku mencuci wajahku, lalu mengganti pakaianku dengan hotpants jeans putih, tshirt putih polos. Lalu di lapisi denim jacket berwarna pink.

Menuju meja rias, menyisir dan mengikat rambutku. Memberikan polesan bedak dan lipgloss. Selesai

Aku langsung menuju ke bawah. Ternyata masih sepi, mungkin belum pada siap. Aku menunggu mom, dad dan boys seraya menonton tv.

Tak lama boys bergabung bersamaku.
"Coba lihat, adikku cantik sekali." puji Louis.

Aku langsung menutupi wajahku dengan bantal. Pasti wajahku sekarang sudah memerah. Dasar Louis.

"Ada yang malu." ejek Niall.
"Kalian menyebalkan!" teriakku di dalam bantal.

"Ada apa ini ribut ribut?" tanya mom datang tiba tiba.

Aku mengangkat wajahku dari bantal.
"Boys menyebalkan mom." ucapku.
"Kalian ini, suka sekali menganggu adiknya." gerut mom. Boys hanya terkekeh.

"Ayo kita berangkat." ajak dad. Kami mengangguk.

Setelah itu kami memasuki mobil, dan dad langsung menancapkan gasnya.

~~~~
Jangan lupa vote dan komen
Terimakasih💙

POSSESSIVE FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang