🦄25

4.5K 131 9
                                    

Kami telah tiba di London. Kami langsung keluar dari bandara. Kami sedang menunggu jemputan, tadi dad bilang kalau bodyguard pribadi dad akan menjemput kami.

Tak lama, pengawal dad sampai. Kami langsung masuk dan bergegas ke rumah sakit. Kami cemas sekarang, mengingat mom koma di rumah sakit.

Sesampai di rumah sakit. Kami langsung menghampiri dad di ruang rawat inap.

"Dad?" panggilku.
"Syukurlah kalian sampai dengan selamat." balas dad.
"Iya dad, sama sama." timpalku.
"Bagaimana keadaan mom?" tanya Harry.
"Mom kalian sudah tidak sadarkan diri selama 2 hari." ucap dad.

Ohh god!!

"Tapi, mengapa mom bisa sampai seperti ini?" tanya Liam.
"Hhh..., ceritanya panjang." ucap dad.
"Intinya saja, dad." ucap Niall.
"Mom kalian muntah darah dan kejang kejang." jelas dad.

God!!! Bagaimana bisa?

*Niall POV
Mom muntah darah dan kejang kejang? God!! Aku jadi teringat akan Aura. Semoga saja tidak terjadi hal hal yang tidak di inginkan.

Aku langsung berjalan mendekat ke arah mom. Mengelus rambutnya.
"Mom bilang ke kami sebelum kami berangkat ke Eropa, jangan sampai ada yang sakit. Tapi, kenapa kami pulang mom terbaring di tempat sialan ini?" ucapku.

"Tidak boleh begitu Niall." ucap Louis menenangkanku.

Aku menjadi benci dengan rumah sakit dan dokter akhir akhir ini. Mengapa?

Karena di sinilah Aura menghembuskan nafas terakhirnya. Di sinilah, tepat Aura meninggalkan kami.

Kenapa aku benci juga dengan dokter?

Karena mereka tidak bisa menyembuhkan adikku. Tidak bisa menyelamatkan adikku. Shit!!

Aku menghembuskan nafasku.
"Sebaiknya kalian pulang untuk istirahat. Mom, biar dad saja yang menjaganya. Kalian bisa besok pagi untuk kembali." tegur dad. Kami mengangguk.

"Satu lagi yang belum dad tau." ucap dad tiba tiba.
Kami mengerutkan dahi "Apa itu, dad?" tanyaku.
"Konser kalian, bagaimana?" ucap dad.
"Amazing!! Penonton yang datang lebih banyak dari biasanya. Kami puas akan hal itu." ucap Liam.
"Sukses terus boys, untuk album ke tiga kalian. Semoga saja bisa menjadi album nomor 1 di dunia." doa dad.
"Terimakasih dad."

Setelah itu, kami langsung bergegas pulang. Kami sangat amat lelah. Rasanya hari ini berat sekali. Seperti membawa batu beribu ribu ton.

***
Pagi.

Aku terbangun dari tidurku karena alarm sialan ini berbunyi. Ampunn..., aku sangat lelah. Rasanya ingin bergelut dengan selimut saja sepanjang hari.

Dengan terpaksa, aku bangkit dari kasur, dan langsung menuju kamar mandi untuk menyegarkan tubuhku.

Setelah selesai, memakai baju, cukup memakai celana jeans hitam dan tshirt putih. Menuju meja rias, sekedar merapihkan rambutku. Lalu menuju ke bawah.

Di bawah sudah terlihat empat lelaki yang sedang memakan sarapannya.
"Morning boys." sapaku.
"Morning Niall." balas mereka.
Setelah menyapa mereka, aku langsung melahap sarapanku, karena cacing cacing yang ada di perutku sudah berdisko.

*Liam POV
Setelah ini, kami langsung menuju rumah sakit untuk menemani mom. Mengingat mom sakit, aku juga teringat Aura, adikku. Aku sangat merindukannya.

Ada muncul ide di dalam otakku.
"Boys, kalian rindu dengan princess?" tanyaku.
Seketika, mereka langsung terdiam dan menoleh ke arahku.
"Ada apa? Aku hanya bertanya." ucapku.
"Tidak perlu bertanya seperti itu, kak Liam. Tentu, kami sangat merindukan Aura." ucap Harry.

Aku tersenyum ke arah mereka.
"Bagaimana kalau kita ke makam Aura terlebih dahulu, baru menuju ke rumah sakit?" usulku.
"Ide yang bagus. Ayo kita berangkat sekarang." ucap Louis. Kami mengangguk.

Kami pun langsung masuk ke dalam mobil. Sebelum sampai di makan Aura, kami terlebih dahulu membeli bunga untuknya.

Akhirnya kami sampai di makamnya Aura. Makamnya bersih. Aku menaruh bunga yang tadi kami beli di depan batu nisan.

Kami berjongkok, Louis mengelus batu nisannya.
"Hai babe, apa kabarmu?" tanya Louis.
"Kami sangat merindukanmu. Bukan hanya kami, tapi dad dan mom juga. Kak Lou ada kabar baik, kami baru saja pulang dari konser di eropa, apa kau ingat? Konsernya berjalan dengan sempurna dan meriah. Apa kau tahu, penonton yang datang jauh lebih banyak daripada sebelumnya. Pasti kau senang setelah mendengarnya, kan?" ucap Louis, dan ia kembali mengeluarkan air matanya.

"Dan kak Liam punya kabar buruk. Apa kau tahu? Mom koma di rumah sakit. Sampai sekarang mom belum sadar. Apakah kau sedih mendengarnya? Jika kau sedih, sama seperti kami, walaupun Aura tidak bisa melihatnya secara nyata, tapi Aura bisa mendengarkan kami berbicara kan?" ucapku, dan air mata sialan ini lolos dari mataku.

"Babe, ini kak Zayn. Kakakmu yang paling tampan, apa kau merindukanku? Aku harap iya." ucap Zayn. Aku sempat terkekeh saat ia berbicara seperti itu pada adikknya.

Aku melirik ke arah Harry, yang sedari tadi hanya diam. Tapi, setelah Harry sadar kalau aku menatapnya, ia langsung berjalan mendekatku dan berjongkok di sebelahku.

"Hai Aura, my sister, my love. Bagaimana kabarmu? Aku sangat amat merindukanmu. Apakah Aura ada solusi supaya kami bisa melepas rindu dengan kau, princess?" ucap Harry.

Lalu Niall berjongkok di sebelah Zayn.
"Hai Aura, ini kakakmu, Niall. Bisa dibilang kembaranmu, karena kita mirip. Apakah kau merindukanku? Kalau iya, aku juga merindukanmu, sangat. Kami ingin meminta dukungan darimu saja, babe. Kami akan rekaman sekaligus meluncurkan album ketiga kami. Kau doakan kami, supaya album kami bisa menjadi nomor satu di dunia." ucap Niall.

"Yaa Aura. Kami sangat ingin kalau kau bisa memberikan kami semangat dan doa. Supaya proses untuk album ketiga ini lancar." ucapku.

Louis menghembuskan nafas dengan perlahan.
"Baiklah babe, kami pergi ya, kami harus ke rumah sakit untuk menjaga mom. Doakan mom yaa, supaya cepat sembuh. Doa kami untukmu, semoga Aura bahagia di sana. Kami pamit dulu. Bye princess, we love you." ucap Louis.

Kami pun langsung berdiri dan berjalan menjauh dari pemakaman. Di dalam mobil kami sempat terdiam beberapa menit.

"Aku lega bisa bertemu Aura." ucap Zayn.
"Iya, kau benar Zayn." sambung Harry.
"Yasudah, Lou cepat kita jalan, kasihan dad menunggu kita." ucapku.

Kami pun langsung menancapkan gas menuju rumah sakit.

~~~~
Hallo...
Gimana ceritanya?
Vote dan komen yaa :))
Maaf kalau jarang up, karena sibuk banget latihan paskib.

Makasih ya yang masih setia nunggu cerita ini sampai habis❤❤

POSSESSIVE FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang