🦄39

2.7K 124 8
                                    

Happy reading all🌴
Maaf typo

***
"Lalu?" tanya uncle Drew.
"Kenan menuduh saya yang mengambil berkasnya, padahal tadi saya baru datang." jelas David.
"Kenan, kau menuduh orang tanpa bukti." ucap dad.
"Ada buktinya, pak. Coba dengarkan ini." ucap Kenan.

"Cla, apakah dadmu jadi menjodohkanmu dengan Louis?"

Yass..., itu dia. Saatnya dimulai.

Sontak, aku melihat uncle Drew terkejut. Orang jahat pasti akan kalah. Aku melihat Cla yang menjadi salah tingkah.

Setelah rekaman itu selesai, boys dan Aura langsung keluar dari tempat persembunyiannya.
"Boys, Aura?" panggil dad bingung.
"Jadi bagaimana uncle Drew, Clarin?" tanya Liam.
"Itu bukan suaraku, kalian mengeditnya kan?" elak Cla.
"Kami tidak pernah mengedit rekaman." balasku.

"Drew?" tanya dad.
"Tidak, itu tidak benar." ucap uncle Drew.

Blushitt!!

"Ohh.., apakah aku harus memutarnya lagi?" tanya Zayn tajam.
"Itu bukan rencana keluarga kami, Zer." elak uncle Drew.
"SIALAN KAU!!" teriakku.

Bugh!!

*Zayn POV
Louis memukul uncle Drew. Aku langsung menahan Louis supaya ia tidak melakukannya lagi. Aku tahu ia sangat marah.

"Kak Lou, sudah!" seruku sambil menahan Louis supaya tidak lagi nemukul uncle Drew.
Dan Louis tak mau mendengarkanku.
"KAK LOU, STOP!!" teriakku akhirnya.

Akhirnya Louis berhenti.
"Aku beri nilai seratus untuk keluargamu yang pintar bermain sandiwara!!" ucap Louis.
"Drew, aku tidak menyangka." ucap dad.
"Jangan percaya itu!" ucap uncle Drew.
"Sekarang aku akan membatalkan kerja sama dan perjodohan ini." final dad.

Lalu polisi datang untuk menangkap uncle Drew dan Cla, dan membawa pergi.
"Good byee..." ucap Louis.

Para karyawan yang ada di sini tersenyum lega.
"Aku ucapkan terimakasih untuk kalian semua, terutama untuk Kenan dan David." ucap Liam.
"Sama sama, kami siap membantu." ucap Kenan.
Lalu semua karyawan kembali ke tempat masing masing.

"Dad, are you okay?" tanyaku.
"Ya, i'm fine." balas dad, dan langsung memeluk kami berenam.
"Terimakasih telah membantu dad, dad sama sekali tidak tahu ini. Dad minta maaf, terutama kepada Louis." ucap dad.
"Tak apa dad, ini sudah kewajiban kami." balasku.
"Baiklah, kita pulang sekarang." ajak dad. Kami mengangguk.

Akhirnya kami kembali ke rumah, kami langsung menuju ke ruang keluarga, sedangkan Aura ke kamarnya. Di sini mom menatap kami bingung.

"Kenapa kalian pada pulang?" tanya mom.
"Kami ingin bercerita, ini seru mom." ucapku.
"Cerita apa?" tanya mom penasaran.

Kami pun menceritakan semua kejadian tadi.
"Apa? Mom tidak menyangka itu, mom pikir mereka keluarga baik baik." ucap mom kecewa.
"Dari itu mom." ucap Harry.
"Sudahlah, tapi kalian tidak apa kan?" tanya mom. Boys menggeleng kecuali aku.

"Emm.., tidak semuanya mom." ucapku tiba tiba.
"Maksudnya apa, Zayn?" tanya dad.
"Waktu aku dan Aura menyiapkan semua rencananya, Aura kesetrum." jelasku.

Semua langsung melebarkan mata.
"Kau bercanda, Zayn?" tanya mom.
"Tidak mom." jawabku.

Mom langsung beranjak dari sofa, dan menuju ke kamar Aura.

*Aura POV
Tubuhku...

Aku tidak tahan, tubuhku seperti ada listriknya. Memang tadi aku sempat kesetrum, aku kira tidak sampai seperti ini.

Rasanya energiku tersedot karena kesetrum tadi. God! Aku tidak tahan lagi.

Tiba tiba ada yang mengetuk pintu kamarku.

Tok...tok...tok...

Dengan sisa energi, aku membuka pintunya. Terlihat di sana ada boys, mom dan dad.
"Mom?" ucapku.

Setelah itu, tubuhku langsung terjatuh ke lantai dan semuanya menjadi gelap.

***
Uhh...

Kepalaku terasa sangat berat. Aku mulai membuka mataku perlahan, aku tahu pasti ini di rumah sakit.

Pertama kali yang aku lihat adalah boys.
"Sayang?" panggil Zayn.
"Syukurlah kau sudah sadar. Harry tolong panggilkan dokter Kay." ucap Louis. Harry mengangguk.

Tak lama Harry kembali bersama dokter Kay. Dokter Kay langsung memeriksa keadaanku.
"Bagaimana?" tanya Louis.
"Syukurlah sudah membaik, dengan suntikan yang saya kasih tadi. Tubuhnya sudah normal kembali." jelas dokter Kay.
"Terimakasih." ucap Liam. Dokter Kay tersenyum lalu pergi.

Louis mengelus rambutku lembut.
"Maafkan kami." ucap Louis.
Aku menyeritkan dahiku, "For what?"
"Karena rencana ini, kau menjadi seperti ini." ucap Louis.

Aku tersenyum, "Tidak apa, tadi memang Aura yang tidak hati hati." ucapku.
"Yasudah, ayo pulang." ajak Liam.

Zayn langsung menggendongku, dikarenakan aku masih belum bisa berjalan.

Di dalam mobil, hanya hening yang menyelimuti kami.
"Mom dan dad kemana?" tanyaku memecah keheningan.
"Setelah mengantarmu ke rumah sakit, dad bilang harus segera ke New York." balas Niall.
"Again?" tanyaku.
"Ya, kantor dad yang di sana ada penerimaan karyawan baru. Dari itu dad harus menanganinya." jawab Zayn. Aku mengangguk.

Sampai di rumah, aku kembali di gendong oleh Zayn untuk menuju ke kamar.
"Istirahat saja." ucap Zayn.
"Terimakasih kak Zayn." ucapku.
"Urwell." jawab Zayn sambil menciumku, lalu pergi.

Aku langsung menarik selimutku, tak lama aku sudah memasuki alam mimpi.

~~~~
Hallooo...
Gimana ceritanya?
Jangan lupa vote dan komen :))
Makasih❤❤

POSSESSIVE FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang