🦄50

2.5K 86 2
                                    

Sekarang aku berada di studio, lama sekali aku tidak ke studio. Aku latihan bernyanyi dan latihan gitar juga, dengan Niall.

Sebenarnya aku bisa memainkan gitar, tetapi belum terlalu mantap. Biasanya aku lupa dengan kunci kunci.

Selesai belajar gitar dengan Niall, sekarang aku latihan nyanyi lagi.

Sekarang, aku sudah cukup untuk berlatih. Aku kembali ke kamarku. Mengambil laptopku untuk mengerjakan tugas di kasur.

Aku masih memikirkan perkataan mom tadi siang. Memang bukan hanya aku yang menaksir dengan Kevan, tapi semua perempuan seangkatanku.

"Menyukai lawan jenis, belum tentu memilikinya."

Aku selalu terbayang dengan perkataan mom yang itu. Otomatis, kalau aku suka dengan Kevan, tapi aku tidak pasti bisa memilikinya.

Huft....

Tapi, apa salahnya mencoba?

Tiba tiba Zayn duduk di depanku, membuatku sadar dari lamunanku.
"Melamunkan apa, hmm?" tanya Zayn lembut.

Aku menggeleng, "Tidak ada." jawabku.

"You lied." ucap Zayn.
"Buktinya, tadi kakak mengetuk pintu Aura tidak mendengar." ucap Zayn lagi. Aku menyengir.

"Aura boleh cerita gak?" tanyaku.
"Silahkan." jawab Zayn.
"Kak Zayn pernah suka dengan seseorang?" tanyaku.

Zayn teratawa, apakah ada yang lucu?
"Pernah lah, sayang." ucap Zayn. Aku mengangguk.
"Memang kenapa?" tanya Zayn.
"Kak Zayn lagi suka dengan seseorang tuh, lalu ngapain?" tanyaku.

"Di bawa enjoy saja, tapi lama kelamaan perasaan suka itu tidak ada lagi." ucap Zayn.
"Kenapa?" tanyaku.
"Buat apa kita suka dengan seseorang, tapi dianya tidak. Percuma sayang." jelas Zayn.

Benar juga sih ucapan Zayn.

"Memang kenapa?" tanya Zayn.
"Aura suka dengan seseorang?" tanya Zayn lagi.

Aku mengangguk, "Iya." ucapku.
"Sama siapa?" tanya Zayn.
"Kevan." jawabku.

Zayn seperti memikirkan sesuatu setelah aku menjawab pertanyaan darinya. Entah apa.

"Kevan, kapten basket junior?" tanya Zayn. Aku mengangguk.
"Kakak sih tidak melarang, itu hal yang wajar. Tapi, jangan sampai lupa sama pelajaran." ucap Zayn.

"Iya." jawabku.
"Sebaiknya jangan dulu, soalnya kak Zayn takut kamu di sakiti orang lain." ucap Zayn. Aku tertawa.
"Baiklah, terimakasih kak Zayn." ucapku.
"Sama sama." balas Zayn, lalu pergi.

Aku melanjutkan tugasku. Benar benar menyebalkan, sampai hari ini masih ada saja tugas membuat laporan. Huft...

Setelah aku mengerjakan setengah tugasku, aku turun ke bawah untuk mencari makan, aku sangat lapar sekarang.

Di dapur, aku mencari cari makanan, tapi alhasil tidak dapat. Aku mencari ke arah lemari pendingin.

Tiba tiba...

"Kau lagi apa?"

Aku langsung menoleh, ternyata Niall.
"Kak Niall, kaget tau." gerutku.
"Maaf maaf." ucapnya.
"Lagi apa?" tanya Niall.
"Cari makanan." balasku.
"Sudah habis." ucap Niall.
"Kakak yang memakannya." balasku. Niall tertawa.

Makan apa aku sekarang. Dasar Niall perut karet. Bagaimana nanti kalau sudah berkeluarga, istrinya harus masak banyak pasti. Siapa di sini yang mau jadi istri Niall?

Aku memutuskan untuk membeli makan di aplikasi online. Setelah selesai memesan, hanya tinggal menunggu saja.

Sambil menunggu makananku, aku duduk di halaman belakang. Di sini sangat sejuk apabila sore seperti ini.

Aku bingung dengan perasaanku sendiri. Aku memang suka dengan Kevan, tapi apakah bisa aku memilikinya?

Kevan itu kapten basket junior, otomatis bukan hanya aku saja yang menyukainya. Sudahlah, aku tidak akan memikirkanya lagi.

Tiba tiba ponselku berbunyi.

"I'm alredy in front of your house."

"Okay, wait a minute."

Aku langsung berlari menuju halaman depan rumah untuk mengambil makananku.

Setelah itu, aku makan di meja makan. Tiba tiba boys datang dan menghampiriku.

"Dapat darimana?" tanya Niall.
"Beli lah." ucapku.

Ada ada saja Niall itu, mana mungkin aku mendapatkan makanan ini dari sulap.

"Ada buatku?" tanya Niall. Aku menggeleng.
"Kakak kan sudah menghabiskan makanan tadi siang. Jadi ini giliran Aura." ucapku.

Niall memutar bola matanya malas.
"Whatever." ucap Niall. Aku tertawa.

Lalu Louis duduk di sebelahku.
"Makan makanan yang sehat, jangan makanan junkfood terus." ingat Louis.
"Iya kak Lou." ucapku.

Sehabis makan, aku dan boys berkumpul di ruang keluarga.
"Mom dan dad mana?" tanyaku.
"Ke kantor." jawab Harry.

Aku sangat bosan sekarang, lalu ada notifikasi dari ponselku. Ternyata pesan dari Blue.

Blue my love:
- Hai Claaaa..... :)

Me:
- Ya, ada apa?

Memang, cuman sahabat sahabatku saja yang memanggilku dengan panggilan Cla.

Blue my love:
- Jalan yuk...

Me:
- Yang benar saja, ini sudah sore.

Blue my love:
- Belum sore sore banget juga.

Me:
- Pasti tidak di kasih izin Blue

Blue my love:
- Yahh :( aku sama siapa dong?

Me:
- Tunggu aku coba dulu, aku juga bosan di rumah.

Blue my love)
- Okay

Aku mencoba meminta izin dengan boys.
"Boys, Aura boleh jalan sama Blue?" tanyaku.
"Kemana?" tanya Liam.
"Gak tau Blue." ucapku.
"Boleh gak?" tanyaku lagi.
"Yasudah, boleh." ucap Louis.
"Beneran?" tanyaku.
"Iya sayang."

Aku langsung memeluk boys dan menciumnya.
"Terimakasih." ucapku.
"Sama sama."

Aku menuju kamarku untuk bersiap siap. Tapi, aku belum memberitahu Blue.

Me:
- Blue, jemput aku yaa

Blue my love:
- Boleh?

Me:
- Iyaaa

Blue my Love:
- Okedeh

Setelah itu, aku langsung mengganti bajuku, hanya memakai tshirt hitam dan overall denim dress.

Menuju meja rias, menyisir dan mengikat rambutku, memberikan polesan bedak dan liptint.

Langsung menuju ke bawah.
"Blue jemput?" tanya Zayn.
"Iya, dia sudah ada di depan." ucapku. Boys mengangguk.
"Aura pergi ya." ucapku lagi.
"Hati hati." balas boys. Aku mengangguk.

Setelah pamit dengan boys, aku menuju ke depan rumah. Di sana sudah ada Blue dengan mobilnya.

"Lama banget sih, princess." omel Blue. Aku cuma tertawa.

Lalu Blue langsung menancapkan gasnya. Tidak tahu kemana.

~~~~
Haii...
Maaf baru up.
Aku gak tau mau nulis apa, jadi aku putar putar deh ceritanya :)

Jangan lupa vote dan komen.
Terimakasih🖤💗

POSSESSIVE FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang