🦄73

2.5K 86 8
                                    

Sekarang kami sudah berada di kamar Aura. Terlihat Aura terbaring di atas kasur rumah sakit.

Oh ya! Aku masih belum tahu, apa saja yang dikatakan dokter Willy. Aku menghampiri mom yang sedang berdiri di balkon rumah sakit.

Tentu ada balkon, kamar rawat inap Aura selalu VVIP.

"Mom?" panggilku.

Mom langsung menoleh ke arahku, "Lou?" ucap mom.

Aku tersenyum.
"Mom, Louis mau tahu. Apa yang dikatakan dokter tadi tentang Aura?" tanyaku.
"Dokter Willy? Oh, kata dokter penyakit Aura kembali kambuh. Mom sangat terkejut mendengar itu, tapi tidak perlu khawatir. Ini tidak terlalu berbahaya seperti kemarin." jelas mom.

Aku mengangguk. Syukurkah kalau tidak bahaya. Tapi, walaupun begitu tetap saja harus menjaga Aura ketat.

"Memang dokter Willy sudah tahu mom dan dad?" tanyaku.

Louis bodoh! Tentu tahu, mom dan dad kan sangat berpengaruh di dunia. Dunia?

I mean berpengaruh di 35 negara.

"Ya, dokter Willy sangat tahu dengan keluarga kita. Dulu, tepatnya kalian masih kecil, kalian tinggal di Indonesia. Kalau sakit pasti dokter Willylah yang menangani kalian." ucap mom. Aku mengangguk paham.

"Lalu, bahasa apa yang dokter Willy tadi katakan?" tanyaku lagi.

Mom tertawa, apakah ada yang lucu?
"Lou, itu bahasa negara ini. Bahasa Indonesia." balas mom.

Aku memasang muka aneh? Bahasa Indonesia? Aku sudah beberapa kali ke Indonesia, tapi kenapa aku masih tidak bisa mengenalinya?

"Tapi mom? Kenapa Lou masih asing dengan bahasa di sini? Padahal Lou sering ke Indonesia." ucapku.
"Dasar anak mom ini! Karena kau masih asing di sini. Kau kan tinggal di London, bukan di Indonesia." balas mom.

Aku tertawa geli melihat mom yang kesal karena pertanyaanku, "Iya mom, aku mengerti sekarang." ucapku.

Kami terdiam sejenak, lalu membuka pembicaraan lagi. "Mom, maaf ya. Karena keteledoran Louis, Aura jadi terbaring lagi di rumah sakit." ucapku.

Aku benar benar menyesal! Karena aku tidak bisa menjaga Aura, sekarang dia terbaring kembali.

Mom mengelus pipiku, "Tidak Lou, kau tidak salah. Anak anak mom tidak ada yang salah. Malah, mom dan dad mengucapkan banyak terimakasih kepada kalian, karena telah menjaga Aura di saat mom dan dad tidak ada." jelas mom.

"Sama sama mom. Tapi, mom jangan berterimakasih kepada Louis. Karena Louis belum sepenuhnya bisa menjaga Aura." ucapku lagi.

"Jangan Lou, jangan berkata seperti itu seolah kaulah yang salah di sini. Sudah mom bilang, di sini tidak ada yang salah. Mom tahu, kau sibuk dengan sekolah, tugas, belum lagi karirmu. Mom mengerti. Dad juga tidak marah kepada kalian, karena apa? Karena dad mengerti keadaan kalian. Ini sudah kehendak tuhan kepada Aura Lou. Kau sibuk dengan tugasmu seperti tadi. Belum lagi kau mau masuk ke semester 2, ya kan? Pasti tuags kalian semakin banyak. Jadi mom mengerti itu. Dengan kalian sibuk tugas, sekolah, dan karir, ditambah lagi dengan mom dan dad yang sering bepergian, pasti semakin berat kan? Mom hanya mau kalian fokus dengan sekolah dan karir kalian saja. Tapi karena mom dan dad sering berpegian, jadi mom terpaksa titip Aura bersama kalian." jelas mom panjang.

Aku mengerti sekarang!

"Tidak mom. Aura adalah adik kami, princess kami mom. Kami sangat senang bisa menjaga Aura. Tapi, saat seperti inilah yang Lou sesalkan." balasku.

Mom tersenyum, "Sudah Lou. Jangan dipikirkan lagi, yang terpenting sekarang berdoa untuk Aura supaya Aura cepat sadar." ucap mom. Aku mengangguk lalu memeluk mom.

***
*Harry POV
Kini aku masih setia menunggu Aura sadar, bersama dengan boys. Entah kenapa Aura bisa menjadi seperti ini? Kenapa penyakitnya bisa kembali kambuh?

Ya, Louis sudah menceritakan semuanya kepada kami. Dan saat mendengar itu, dadaku sesak. Adikku kembali terbaring di sini.

Aku hanya berharap, Aura bisa sadar secepatnya.

Kruk..kruk..kruk..

Oh tidak! Perutku bergetar. Itu berarti aku lapar.

"Kalian mau makan? Aku lapar." ucapku memecah keheningan.
"Tidak lah, kau bawa saja si Niall. Tapi belikan kami minuman." balas Louis, yang disetujui oleh Liam dan Zayn.
"Baiklah."

Aku menuju balkon, yang di sana ada Niall yang entah lagi apa?

"Kak Niall." panggilku.
"Hmm..." tanggapnya.
"Mau ikut cari makan? Aku lapar." ucapku.
"Tidak lah, aku sedang tidak mood makan. Tolong belikan saja minuman." balasnya.
"Baiklah."

I'm alone!

Tapi biarlah, yang penting aku harus mengisi perutku ini. Mungkin aku makan di kantin rumah sakit saja.

***
*Liam POV

Harry sedang makan sendiri. Entahlah dia kemana? Aku sama sekali tidak mood makan saat ini.

Sedangkan mom dan dad sedang mengurus kepulangan kami semua. Ya, kami akan pulang ke London mungkin besok. Karena tidak mungkin kami di sini lama, sedangkan kondisi Aura yang tak memungkinkan.

Seperti biasanya, Aura akan dirawat di London. Mungkin jauh lebih nyaman, karena ada dokter Kay.

Tiba tiba ada yang membuka pintu. Ternyata Harry yang membawa beberapa minuman yang kami pesan tadi.

"Aku tidak tahu harus membeli minuman apa. Jadinya aku membelikan minuman soda." ucap Harry sambil menaruh minuman iti di meja.
"Tak apa, terimakasih Harry." ucap Louis.

Aku langsung meminum minumanku. Terasa sangat segar, uh...

Setelah itu, aku berjalan mendekat ke arah Aura. Mengelus rambutnya dan mencium keningnya. Kapan dia sadar?

Tujuan kami ke Indonesia untuk berlibur sekalian merayakan ulang tahun Niall. Tapi kenapa penyakit Aura kambuh di saat saat seperti ini?

Di saat Aura bahagia, pasti ada saja cobaannya. Aku merasa sangat sedih, sangat kecewa dengan diriku sendiri yang tidak bisa menjaga Adiknya.

Saat aku menggengam tanganya, tiba tiba.....

~~~~
Halloo readers....
Lama nunggu yaa, maafin🙏
Gimana ceritanya? Komen ya
Jangan lupa vote..
Makasih💋



POSSESSIVE FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang