III - Retrouvailles

1.2K 83 0
                                    

No one has the ability to do something perfect. But each person is given a lot of opportunity to do something right.

***

Seorang laki-laki yang baru saja turun dari mobil, melangkahkan kakinya ke arah gedung tinggi miliknya--Williams Corporation. Semua pasang mata tertuju dengan pandangan kagum dan iri, saat sang CEO muncul untuk pertama kalinya.

Wah, cara berjalannya saja menjadi pusat perhatian. Badannya yang tegap, alis tebal juga pandangan matanya yang tajam--membuat siapa pun yang melihatnya merasa terintimidasi. Hidung mancungnya yang seperti ayunan, juga termasuk garis rahangnya yang tegas dan bibir tipisnya yang merah alami, membuat siapa saja tak bisa melepaskan pandangan--meskipun raut wajah yang selalu di tampilkan terkesan datar tanpa ekspresi.

"Selamat datang, Tuan Seano Leonard William."

Laki-laki tersebut hanya mengangguk, tanpa melirik seseorang yang baru saja menyambut kehadirannya. Seano, begitu orang memanggilnya. Mulai saat ini, Seano yang akan menggantikan tugas Narendra--sang Ayah.

"SEANO! GUE BENERAN LIAT BOCAH YANG MIRIP BANGET SAMA LO!"

Tiba-tiba pintu ruangan Seano terbuka dan terdengar suara teriakan yang menggema, membuat Seano yang sebelumnya akan memeriksa laporan menghentikan kegiatannya saat ada keributan di luar.

"Maaf, Pak Andrian. Mohon buat janji sebelum menemui Tuan Seano." Sekretaris cantik yang melihat aksi seorang laki-laki langsung memasuki ruangan boss-nya, mencoba memberitahu dengan sopan.

"Saya tidak perlu buat janji dengan boss kamu!" Ujar laki-laki yang di panggil Andrian tersebut pada sekretaris cantik yang langsung menunduk, kemudian menatap boss barunya--meminta persetujuan dan di balas anggukan.

"Permisi." Pamit sekretaris yang bernama Clarissa tersebut dengan sopan, seraya menutup pintu ruangan Seano. Kemudian tanpa di suruh, Andrian langsung menduduki kursi yang berada di hadapan Seano dengan wajah penasarannya.

"Seano, lo beneran udah punya anak!?" Andrian menatap Seano menuntut penjelasan, namun hanya keheningan yang ia dapatkan.

"Heh! Atau bokap lo ada main sama cewek lain!?" Kali ini Seano langsung menatap Andrian tajam, membuatnya langsung gelagapan.

"Sorry. Abisnya lo diem mulu, gue kesel liatnya." Andrian meminta maaf, yang hanya di abaikan begitu saja oleh Seano.

"Oh, tapi gue punya ini. Buat mastiin, bocah itu anak lo atau nggak." Andrian segera mengeluarkan sesuatu dari dompetnya, kemudian meletakkannya di hadapan Seano yang mulai melanjutkan memeriksa laporan.

Hanya sehelai rambut, yang membuat Seano mengalihkan tatapannya dari laporan yang tengah ia periksa. Meneliti rambut yang berwarna sama dengannya, dengan menatap Andrian secara seksama.

***

Zahra menghampiri Keano yang masih tidur dengan memeluk boneka anjingnya. Zahra berjalan ke arah ranjang yang ada di sebelahnya, mengelus kepala Keano dengan lembut seraya mencium pipinya.

"Sayang, bangun." Zahra membangunkan Keano dengan mencium pipi gembulnya beberapa kali.

" Zahra membangunkan Keano dengan mencium pipi gembulnya beberapa kali

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
RetrouvaillesWhere stories live. Discover now