VIII - Retrouvailles (b)

1.1K 72 0
                                    

Coming together is a beginning. Keeping together is progress. Working together is a success.

***

"Bubun! Mau kemana?"

"Keano nurut ya, sama Bunda." Ujar Zahra mengelus pelan rambut Keano yang menatapnya bingung, mengapa Bundanya menjadi gelisah begitu?

"Mangna kita mau kemana?" Keano masih penasaran, kemana Bundanya membawa ia pergi saat tengah malam begini.

"Kita mau ketemu Ayah." Zahra tersenyum saat melihat mata Keano yang berbinar.

"Ketemu Yayah? Yayah udah pulang?" Keano sepertinya tak sabar saat mendengar dirinya akan bertemu sang Ayah.

Sedangkan Zahra sendiri tersenyum seraya mengangguk ragu. Asal Keano tau, sosok pria yang beberapa saat lalu bertemu dengan mereka adalah Ayah Keano. Namun, sayangnya Keano menolak kehadiran Ayahnya tersebut karena dirinya. Semua ini salah Zahra.

"Bun! Keano mau jalan sendili!" Keano berdecak sebal saat turun dari taxi, Zahra menggendongnya dan berlari ke arah rumah sakit yang ramai saat tengah malam begini.

"Biar Ayah nggak nunggu Keano lama, sayang." Zahra berusaha memberi pengertian pada putranya yang mulai cemberut.

"Zahra!"

"Papah!" Zahra segera menuju ke arah Papah Narendra yang sedang bersama beberapa orang dengan jas serba hitam. Tak lupa, ia mencium punggung tangan Papah mertuanya diikuti dengan Keano yang turut mencium punggung tangan Opahnya.

"Gimana keadaannya, Pah?"

"Opah ada disini juga? Keano sekalang mau ketemu Yayah lho, Opah!" Cerita Keano bangga pada Opah Narendra yang kini menatapnya seraya tersenyum.

"Kamu masuk dulu, biar Keano sama Papah." Ujar Narendra pada Zahra yang mengangguk dan menyerahkan Keano pada Papah mertuanya.

Saat masuk ke dalam ruangan Seano, tak ada siapapun kecuali sosok pria yang terbaring lemah di ranjangnya. Zahra mendekat, mendudukkan dirinya pada kursi yang ada di samping ranjang. Zahra masih tak percaya, sosok yang terbaring lemas di ranjang tersebut sama dengan sosok pria yang beberapa saat lalu memaksa untuk bertemu putranya.

Tangan yang memaksa untuk membuka pintu beberapa saat yang lalu, kini terbalut dengan perban yang melilit lengan kanannya. Mata yang tadi menatap dirinya tajam, kini malah terpejam. Mulut yang tadi memaksanya untuk bertemu sang putra, kini hanya terkatup membisu.

"Mas Sean. Apa kabar?" Zahra tersenyum tipis saat menatap wajah tenang Seano yang dililit perban pada kepalanya.

"Kenapa bisa begini? Padahal ini pertama kalinya kita bertemu, setelah sekian kama." Zahra berharap, sosok yang kini memejamkan matanya tersebut dapat membalas perkataannya.

"Katanya kamu pengen ketemu sama Keano, Mas? Itu, anaknya sekarang lagi diluar sama Papah. Keano nggak sabar banget pengen ketemu sama kamu." Zahra terkekeh mendengar akhir dari kalimatnya.

"Ayo bangun, Mas. Nanti Keano ngomel kalau aku nggak nepatin janji sama dia."

Zahra menatap dalam pada tubuh Seano yang kini banyak terlihat lecet juga perban dimana-mana. Sebenarnya apa yang membuat Seano ceroboh mengalami kecelakaan? Kata Papah Narendra, Seano mengalami kecelakaan tunggal dan menabrak pembatas jalan. Apa Seano mengalami kecelakaan saat baru saja pergi dari rumah kontrakannya?

RetrouvaillesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang