XXVIII - Retrouvailles

1K 40 3
                                    

The habit of persistenceis the habit of victory.

***

Langit sore mulai melunturkan warna cerahnya, menandakan tugas matahari telah selesai dan akan segera digantikan oleh rembulan. Terdengar suara riuh yang berada di kediaman keluarga William, pasalnya kali ini sebuah keluarga besar tengah berkumpul. Kemeriahan acara mereka juga tak luput dari kehebohan anak kecil yang kini tengah bermain dengan pria yang memiliki jarak umur begitu jauh.

"Om Lian! Jangan kabul!" Teriak Keano yang sedang mengejar Andrian menuju dapur.

"Hayo, mainnya jangan disini. Nanti kena minyak panas, lho." Ujar Zahra saat melihat anaknya yang mondar-mandir berada di dapur.

"Andrian! Kamu ini mainnya jangan ngajak Keano kesini. Nanti kalau ada apa-apa sama cucu Mamah, kamu tak siram sama minyak panas ini lho, ya!?" Karina memarahi putranya yang kini malah cengar-cengir tak jelas.

"Oke, Bro. Sekarang kita jangan disini, soalnya ada macan ngamuk." Ajak Andrian menggendong keponakannya seraya memelankan kalimat akhirnya.

"Andrian! Mama denger, ya!" Teriak Karina yang akan memukul Andrian namun putranya tersebut sudah pergi menjauh menyelamatkan diri.

"Kita pulang!" Seru tiga sosok pria yang baru saja memasuki pintu utama keluarga William.

"Yayaaah!" Keano segera turun dari gendongan Andrian, kemudian ia berlari menuju Ayahnya yang baru saja pulang dari kantor.

"Ugh, anak ayah." Seano merentangkan tangannya dan menerima pelukan dari Keano, kemudian ia mengangkat tubuh putranya ke dalam gendongan.

"Cucu Opah udah mandi atau belum, nih?" Tanya Narendra saat melihat Keano yang bergelayut manja pada Seano.

"Belum, Opah! Keano mau mandi sama Yayah!" Ujar Keano semangat yang membuat kedua Opah tersebut menggelengkan kepalanya seraya tertawa.

"Yaudah, kita mandi dulu, yuk!" Seano segera pamit pada Ayah dan Om Galendra yang masih berada di ruang tamu, kemudian ia melangkahkan kakinya menuju kamar yang berada di lantai dua.

"Yayah! Keano boleh nggak, nanti ikut Yayah kelja?" Tanya Keano saat Seano membantu melepaskan pakaiannya.

"Keano mau ikut Ayah?" Seano balik bertanya, yang dibalas anggukan mantap oleh sang putra.

"Boleh, kok. Tapi harus ijin sama Bunda dulu, ya? Baru nanti ikut Ayah kerja." Ujar Seano yang malah dibalas tatapan cemberut oleh Keano.

"Keano takut dilalang sama Bubun."

"Nggak papa, dicoba dulu. Nanti Ayah temenin buat ijin sama Bunda." Ujar Seano seraya menggendong sang putra untuk memandikannya di kamar mandi.

Sedangkan Zahra sendiri turut merasa bingung, saat Regina dan Karina menyuruhnya agar menghampiri Seano terlebih dahulu. Sebelumnya Regina dan Karina telah menghampiri suami mereka masing-masing, dan Zahra sendiri masih tetap melanjutkan masak untuk makan malam mereka. Setelah Regina dan Karina kembali, kini giliran Zahra agar menghampiri Seano di kamarnya.

"Mas? Keano?" Panggil Zahra saat memasuki kamar Seano, namun tak ada satupun yang menyahut.

"Oh, lagi mandi." Ujar Zahra pada dirinya sendiri, saat mendengar suara tawa juga cipratan air di dalam kamar mandi.

RetrouvaillesWhere stories live. Discover now