X - Retrouvailles

1K 61 0
                                    

Dream about something and make the dream come true because this world would not exist if there were dreamed.

***

"Bun!" Teriak Keano saat melihat Zahra yang baru keluar dari sebuah ruangan.

Zahra tersenyum tipis, melihat kedatangan tiga orang yang menuju ke arahnya. Terlihat Narendra sedang menggendong Keano dengan penampilan yang berbeda, seperti mengenakan masker agar tak dapat mengenalinya. Sedangkan Regina yang memang telah lama tak melihat Zahra, segera berlari untuk memeluk menantunya tersebut.

"Zahra! Apa kabar, nak?" Seru Regina bahagia saat dapat memeluk Zahra kembali.

"Bu, Zahra minta maaf." Ujar Zahra seraya membalas pelukan Regina.

"Ah, jangan panggil begitu, aku ini tetap mamamu!" Balas Regina terlihat tak suka saat Zahra memanggilnya ibu.

"Mah? Apa kabar?" Zahra terlihat sungkan memanggil Regina dengan sebutan mama.

"Mamah baik, sayang. Kamu sendiri gimana?" Regina kembali mengulang pertanyaan tentang kabar menantunya tersebut.

"Zahra juga baik, mah."

Regina baru saja membuka mulut untuk menjawab ucapan Zahra, tiba-tiba Keano yang berada di gendongan Narendra berteriak menghentikan kegiatan Omah dan Bundanya tersebut untuk kembali berbincang.

"Bun! Katanya mau ketemu Yayah?"

"Iya, sayang."

"Kamu masuk dulu, Keano belum ketemu sama Seano, kan?" Ujar Regina seakan mengerti situasi yang terjadi antara putra dan menantunya tersebut.

"Mama nggak mau masuk dulu, buat liat Ayahnya Keano?" Tanya Zahra, mengingat Regina baru sampai ke Indonesia untuk melihat keadaan putranya yang kecelakaan.

"Mamah sama Papah ke kantin dulu ya, buat cari sarapan juga. Kamu sama Keano ke dalam duluan, nanti Mamah nyusul." Ujar Regina yang dibalas anggukan oleh Narendra.

"Iya, dari kemarin Keano nanyain Ayahnya terus." Narendra ikut menimpali yang dibalas kekehan ringan oleh Regina.

"Ayo! Keano mau ketemu Yayah, Bun!" Ajak Keano yang membuat Regina dan Narendra tertawa seraya pamit, kemudian dibalas helaan nafas pelan oleh Zahra.

"Nanti Keano janji ya, jangan marah sama Ayah."

Keano mengangguk setuju mendengar ucapan Zahra. Untuk apa Keano marah pada Ayahnya? Justru sebaliknya, Keano akan sangat senang akhirnya dirinya bisa bertemu dengan Ayahnya. Keano tak akan di ledek lagi oleh Reno, anak tetangga yang tinggal di sebelah kontrakannya.

Zahra menggendong Keano seraya membuka pintu ruangan rawat Seano dengan pelan, kemudian menutupnya kembali saat ia dan putranya telah masuk. Terlihat Seano yang sedang melamun dengan bersandar di kepala ranjang rawatnya. Seano masih tak menyadari kehadiran Zahra dan putranya tersebut.

"Nah, itu Ayah Keano. Rindu sama Ayah?"

"LINDUUU!" Seru Keano ceria yang membuat lamunan Seano buyar seketika.

"Keano?" Seano tersenyum lebar saat dirinya kembali melihat wajah sang putra.

"Ya--yah!?"

Keano yang semula menampilkan raut wajah ceria, seketika berubah masam saat melihat sosok Ayahnya tersebut. Keano masih ingat dengan jelas, saat sosok pria yang ada di ranjang tersebut adalah orang yang sama, saat melihat Bundanya di dorong dan membuatnya menangis.

RetrouvaillesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang