XV - Retrouvailles

890 59 2
                                    

Never blame others in your life. People either make you happy, make you a bad person to learn and remember the person who makes the best.

***

Akhir pekan ini suasana toko terlihat lebih ramai. Selain jalanan yang dipadati kendaraan yang lebih banyak dari hari biasanya, beberapa tempat umum juga kini banyak dikunjungi oleh manusia yang mungkin melepas penat dari hari sebelumnya yang sangat melelahkan.

Setelah empat hari yang lalu mengunjungi keluarga William--dijemput Regina, kini giliran Seano yang langsung menjemput Zahra dan Keano di Blue Sky Bakery--juga diberitahu tentang alamat kerjanya oleh Regina. Seano menunggu seraya menatap beberapa pengunjung yang terlihat berlalu-lalang untuk keluar-masuk, di toko yang menjadi tempat kerja Zahra tersebut.

Setelah hampir tiga puluh menit menunggu, akhirnya Seano mengerang kesal seraya mengeluarkan ponselnya. Seano mencari kontak Zahra--yang lagi-lagi diberitahu oleh Regina, untuk menghubungi dimana keberadaan Ibu dari putranya tersebut saat ini.

"Hallo, siapa?" Ujar Zahra tanpa basa-basi saat mendapati nomer tak dikenal masuk melalui ponselnya.

"Dimana?" Tanya Seano langsung saat Zahra mengangkat panggilannya setelah sebelumnya dua kali tak terjawab.

"Ini siapa?"

"Aku Seano, Zah. Dimana?" Balas Seano yang merasa dari suara Zahra terlihat buru-buru.

"Oh, Mas? Aku lagi kerja."

"Kenapa belum pulang?"

"Ini juga udah mau pulang, kok."

"Aku tunggu sekarang."

"Hah? Kamu dimana, Mas?"

"Aku lagi di depan tempat kerja kamu."

"Duh, sebentar ya, Mas."

Tiba-tiba panggilan diputus secara sepihak oleh Zahra. Sebenarnya apa yang sedang dilakukan Zahra? Ini sudah lewat saat jam pulang kerja, namun dimana keberadaan Zahra sekarang? Mengapa Zahra belum keluar juga, saat jam pulang kerja telah lewat tiga puluh menit yang lalu?

Setelah melamun sebentar, akhirnya dari kejauhan terlihat sosok wanita yang sedang menggendong makhluk mungil dengan sedikit terburu-buru. Sadar jika sedang kerepotan, Seano menyuruh sang sopir untuk membukakan pintu belakang agar Zahra duduk dengannya. Seano tak mau jika orang-orang mengetahui keberadaannya, bisa-bisa ia tak pulang saat harus berfoto atau menjawab pertanyaan yang diajukan oleh beberapa orang yang mengenalnya.

"Kamu udah sembuh, Mas?" Ujar Zahra menatap lengan kanan Seano yang telah bebas dari balutan perban.

"Kenapa baru pulang?" Tanya Seano setelah sebelumnya mengangguk atas pertanyaan Zahra yang baru saja duduk di sampingnya, dengan memangku Keano yang sedang tertidur pulas.

"Oh? Tadi toko rame banget, Mas."

"Kenapa suara kamu buru-buru?"

"Itu aku lagi beres-beres barang Keano, sekalian mau ngebangunin anaknya, tapi nggak tega soalnya seharian ini dia main terus, jadi tidurnya nyenyak banget." Jelas Zahra seraya mengelus pelan surai hitam putranya, membuat Seano mengangguk paham dan tersenyum kecil--jadi itu sebabnya mengapa tadi suara Zahra terdengar buru-buru.

RetrouvaillesWhere stories live. Discover now