XI - Retrouvailles

1K 53 0
                                    

Life is not just happy yourself, but share your happiness to those around us because it will increase happiness when shared.

***

Seperti hari biasanya. Semua berjalan semestinya, walau ada beberapa hal yang harus berubah. Setelah kejadian kemarin, kini hal yang paling tak disukai Zahra terjadi. Putra semata wayangnya, berubah menjadi sosok yang tak banyak bicara. Keano Alterio, berubah menjadi sosok yang pendiam.

Setelah kemarin sempat hilang, sorenya Zahra mendapatkan sebuah pesan. Ternyata, seharian kemarin Keano bersama dengan bossnya, Vero. Saat menanyakan mengapa bossnya tersebut memberitahunya saat sore menjelang malam, Vero mengatakan bahwa ia disuruh Keano. Jika tidak, Keano tak akan mau pergi bersama Vero.

Zahra menghela nafasnya lega, beruntung bossnya menuruti keinginan Keano. Meskipun kemarin membuat Zahra panik, setidaknya Keano bersama orang yang ia kenal baik walaupun dengan sengaja putranya tersebut tak ingin memberitahukan keberadaannya pada Zahra.

"Sayang, ayo makan siang dulu." Ujar Zahra saat memasuki ruangan khusus bermain seraya melihat Keano yang bermain lego.

"Ayo taruh dulu, nanti mainnya dilanjut." Zahra kembali berucap saat Keano tak menjawab.

"Keano mamam sendili."

"Keano nggak mau Bunda suapin?" Tanya Zahra untuk beberapa kalinya sejak kejadian kemarin, segala sesuatunya akan dilakukan oleh Keano sendiri.

"Tumben Keano nggak mau disuapin, Zah?" Tanya Naura saat melihat Keano yang mulai menyendok makan siangnya sendiri, tanpa disuapi oleh Bundanya.

"Belajar mandiri, mbak." Balas Zahra seraya terkekeh menatap Naura yang kini menyuapi Celina.

"Bagus itu, Zah. By the way, kamu dua hari kemaren kemana emangnya? Tumben banget ambil cuti."

"Oh? Itu ada urusan, mbak." Zahra kembali menanggapi obrolan Naura dengan terkekeh, agar tak terkesan kaku juga menutupi sesuatu.

"Oh, gitu. Eum, maaf ya Zah, tapi mbak boleh tanya sesuatu?"

"Kenapa, mbak?"

"Kamu eum, belum ada keinginan buat menjalin hubungan serius lagi?" Tanya Naura tak enak, sepertinya pembahasan ini terlalu privasi.

Zahra tersenyum tipis, kemudian berkata, "belum ada kepikiran buat ke hal itu, mbak." Ujarnya seraya terkekeh pelan menatap mulut Keano yang belepotan.

"Zah, mbak emang nggak tau masalah hidup kamu. Tapi, mbak nggak tega waktu liat kamu susah payah kerja seharian bahkan sambil bawa Keano." Ujar Naura khawatir, melihat sepertinya berat badan Zahra akhir-akhir ini mulai menyusut.

Naura memang sosok perempuan yang bisa dijadikan apapun untuk saling bercerita. Naura bisa menjadi seorang kakak, bahkan ibu sekaligus saat menasehati Zahra. Memang, Naura merupakan single parent yang beruntung di dunia. Pasalnya, sejak bercerai dengan suaminya lima tahun yang lalu, hidupnya tak mengalami perubahan apapun yang cukup besar.

Meski telah bercerai, mantan suami Naura tetap menafkahi Celina juga sering meluangkan waktu untuk putrinya. Mantan suami Naura merupakan seorang manager di perusahaan ternama, pantas saja hidup ia tak berubah, terlebih putrinya. Naura bekerja hanya untuk hiburan, juga dirinya sendiri. Padahal mantan suaminya bisa saja menafkahi Naura, namun ia menolak karena akan seperti tergantung dengan mantan suaminya.

RetrouvaillesWhere stories live. Discover now