I - Retrouvailles

2.7K 104 0
                                    

Life is like a piano, white and black. If God play it, all will be a beautiful melody.

***

"Sayang, wake up." Zahra menghampiri Keano yang masih tertidur lelap. Meskipun Keano belum genap berusia 3 tahun, Zahra dan sang anak sudah tidur di ranjang yang terpisah, namun masih tetap satu kamar.

"Bubun!" Keano merengek seraya merentangkan tangannya pada Zahra, bermaksud untuk digendong.

"Ulluh, sayangnya Bunda." Zahra merentangkan tangannya untuk menggendong Keano.

"Keano masih ngantuk?" Tanya Zahra saat melihat Keano bersandar pada bahunya dengan mata tertutup.

"No, Keano lapal," jawab Keano menengadahkan kepalanya pada Zahra.

"Ugh, jadi mau mandi atau makan dulu?" Tanya Zahra sambil mencium pipi Keano yang gembul.

"Mamam."

"Oke, kita ke meja makan sekarang."

Zahra menggendong Keano ke arah meja makan, kemudian mendudukannya di kursi. Zahra menyuruh Keano untuk menunggu sebentar, karena akan pergi ke dapur untuk mengambil lauk pauk.

Saat sampai di meja makan, Zahra tak menemukan Keano duduk di kursinya. Zahra meletakkan lauk pauk yang baru diambilnya dari dapur, kemudian pergi ke ruang tamu untuk mencari keberadaan Keano.

"Keaaano," panggil Zahra menuju ke arah ruang tamu.

"Bubun!"

Keano meloncat kegirangan saat mendapati Zahra menuju ke arahnya. Zahra mendekati Keano yang sedang berdiri di atas sofa menonton kartun kesukaannya dengan hanya menggunakan baju dan pampers.

 Zahra mendekati Keano yang sedang berdiri di atas sofa menonton kartun kesukaannya dengan hanya menggunakan baju dan pampers

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Keano, tadi katanya laper? Itu, udah Bunda siapin. Ayo, makan."

"Keano mau mamam es klim, Bun." Keano kembali merentangkan tangannya sambil merengek, itu andalannya agar Zahra mau menurutinya.

"Ini masih pagi, sayang. Jangan kebanyakan makan es krim." Zahra menggendong Keano kembali menuju ke meja makan.

"But, Keano mau mamam es klim." Keano kembali merengek, hampir menangis. Benar-benar keras kepala!

 Benar-benar keras kepala!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
RetrouvaillesWhere stories live. Discover now