VI - Retrouvailles

1.2K 75 2
                                    

Enjoy difficulties. Because of the difficulties behind it must be easy.

***

"Om Velo mangna mau kemana?"

"Rumah sakit, sayang. Om Vero ada jadwal operasi hari ini." Vero tersenyum saat Keano menanyakan dirinya akan pergi kemana.

"Opelasi?"

Vero mengangguk, mengacak rambut Keano yang menatapnya bingung seraya terkekeh. Bagaimana Vero harus menjelaskan tentang operasi caesar pada Keano yang kini masih menatapnya seolah meminta penjelasan. Vero tak terlalu pintar untuk menyampaikan hal-hal yang bisa dimengerti oleh anak seusia Keano.

Untuk mengalihkan pertanyaan yang masih terbenam di otak mungil Keano, Vero segera menggendongnya dan membawanya kembali ke Blue Sky Bakery. Saat baru sampai di toko tadi, tiba-tiba Zahra menitipkan Keano pada Vero karena wanita tersebut mengatakan ada urusan sebentar.

Hum, sangat jarang sekali akhirnya Keano mau berlama-lama berada dekat dengannya. Coba saja jika Vero tak ada jadwal operasi mendadak hari ini, pasti ia akan menghabiskan waktu dengan putra semata wayang wanita yang selama ini ia kagumi, bahkan mungkin lebih.

"Bunda Zahra emangnya ada urusan apa, Keano?" Vero mencoba peruntungannya untuk bertanya pada anak yang sedang memakan es krimnya dengan lahap, baru saja mereka membelinya dari minimarket.

Keano tak menjawab, malah anak itu mendorong dada Vero mencoba untuk turun. Vero yang melihat hal itu segera menggeleng, ini masih di jalan raya, terlalu berbahaya anak seusia Keano berjalan--meski dengan bergandengan tangan.

"Om Velo ngan malah Bubun!" Ujar Keano tiba-tiba mengerucutkan bibirnya sebal.

"Hah? Nggak, kok. Om Vero nggak pernah marahin Bunda Keano." Balas Vero bingung, memangnya pernah ia memarahi Zahra?

Keano mendenguskan wajahnya sebal. Keano masih kesal saat tak diturunkan oleh Vero dari gendongannya, kemudian tadi pagi ia mengingat saat Bundanya melarang mandi sendiri, yang Keano simpulkan takut telat dan membuat Vero marah.

"Bubun!" Teriak Keano saat tatapannya melihat sosok Zahra yang tengah melayani pengunjung.

"Eh? Cuci tangan dulu, ini mulutnya juga belepotan." Zahra memegang kedua tangan Keano agar tak mengotori ruangan toko dan menuju ke arah kamar mandi untuk membersihkan tangan dan mulut yang penuh dengan es krim.

"Bun! Nanti beli es klim lagi, ya?"

"Ini Keano baru makan es krim. Habis berapa bungkus tadi?" Tanya Zahra seraya mencuci kedua tangan anaknya.

Keano hanya tertawa, sengaja tak menjawab pertanyaan sang Bunda. Zahra sendiri hanya menghembuskan nafasnya pelan, tentu ia sudah tahu, tanpa harus bertanya dahulu pada Keano. Sudah pasti, Vero terlalu memanjakan anaknya yang suka es krim ini.

"Pak Vero! Sebelumnya terima kasih sudah mengajak anak saya bermain, dan maaf juga telah merepotkan." Ujar Zahra setelah membawa Keano ke tempat bermain khusus dan menghampiri Vero yang berdiri di meja kasir.

"Nggak masalah. Jangan sungkan sama saya." Balas Vero tersenyum manis, sepertinya Zahra memang tak nyaman jika memanggilnya dengan sebutan nama langsung.

RetrouvaillesWhere stories live. Discover now