XIV - Retrouvailles (c)

895 55 5
                                    

You are responsible for your life. You can not continue to blame others for the mistakes in your life. Life is really about continuing life itself.

***

"Mandi di kamar mandi sini aja, nggak papa." Ujar Seano saat melihat Zahra yang akan memandikan Keano di kamar mandi bawah.

"Hah?"

"Mandi disini, Bun. Kasihan Yayah kalo di tinggal, nanti sendilian." Keano berujar yang membuat Zahra dan Seano tersenyum, akhirnya sedikit demi sedikit putranya bisa menerima kehadiran sang Ayah.

"Iya, mandi disini. Ayah takut nanti sendirian." Seano bertingkah seolah ia memang benar-benar takut jika ditinggal.

"Yayah ndak boleh takut. Nanti kalo Keano sama Bubun pelgi, gimana?" Balas Keano menasehati yang malah membuat Seano cemberut tak suka mendengar penuturan sang putra.

"Keano sama Bunda nggak boleh ninggalin Ayah, dong. Keano sama Bunda harus disini, ya. Nggak boleh pergi, harus sama Ayah terus."

"Nanti kalo Keano sama Bubun mau mandi, masa Yayah mau ikut?" Keano menatap polos Ayahnya yang malah menatap takjub sang anak, putranya tersebut benar-benar menggemaskan.

"Ayo, Keano mandi dulu." Ujar Zahra menengahi keduanya, bisa-bisa terjadi perdebatan nanti.

Saat menghabiskan waktu untuk menunggu pakaian Zahra dan Keano, putranya tersebut terlihat cukup akrab berbicara dengan sang Ayah. Zahra bersyukur, meski Zahra dan Seano telah bercerai, akhirnya Keano juga bisa merasakan kasih sayang Ayahnya. Tak lama dari itu, seorang pelayan mengetuk pintu kamar Seano dan meletakkan pakaian untuk tamu tuannya.

Sesaat setelah menghabiskan waktu kurang lebih tiga puluh menit, akhirnya Zahra keluar dengan menggendong Keano yang telah terbalut handuk seperti kepompong. Seano yang melihat hal itu pun tersenyum, kemudian menyuruh Zahra untuk kembali meletakkan Keano di sampingnya.

"Jangan, Mas. Nanti basah." Zahra menggeleng saat Seano menyuruhnya meletakkan sang putra di ranjang.

"Nggak papa, taruh disini. Ayah pengen liat Keano pakai baju." Ujar Seano pada Keano yang terlihat menggigil karena kebanyakan main air.

"Ngingin."

"Makanya, Bunda udah bilang jangan kebanyakan main air lho, nak. Keano sih, bandel nggak mau nurut sama Bunda." Balas Zahra seraya membaringkan Keano di ranjang yang sedang tertawa.

"Ini tanda lahir?" Tanya Seano saat melihat sesuatu pada pundak kiri putranya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ini tanda lahir?" Tanya Seano saat melihat sesuatu pada pundak kiri putranya.

"Iya, Mas." Balas Zahra yang sedang memasangkan pakaian pada tubuh kecil putranya.

RetrouvaillesWhere stories live. Discover now