Bab 31 ◾Memories◾

17 3 0
                                    

Tuk

Sekotak susu kesukaan Nanda mendarat di sudut meja Nanda. Sontak saja Nanda mendongakan kepalanya untuk melihat siapa yang menaruh susu tersebut.

Havi.

Sudah tiga hari Havi mengabaikannya, semua berawal dari kejadian malam itu, saat mereka membuka identitasnya. Identitas anak malam yang telah mereka sandang dari sekolah menengah pertama.

"Havi.." panggil Nanda saat orang yang memberinya susu membalikkan badannya hendak pergi.
"masih marah?"

Havi menghela napas pelan dan berjalan kembali menuju Nanda.

"janji ya, jauhin dunia balap." ujar Havi.

"kenapa sih? Gue udah lama ada di dunia itu, kenapa lo tiba-tiba dateng gak ngebolehin gue?" Nanda beranjak dari kursinya dan berjalan keluar kelasnya, hanya saja tangannya ditahan oleh Havi.

"bahaya. gue gamau lo kenapa-kenapa."

***

"mereka beneran pacaran?" tanya Reza kepada Vero.

Vero mengatupkan bibirnya keras. Selama ini ia pura-pura buta, enggan melihat kenyataan yang terjadi. Ia tahu apa yang salah tapi enggan menerimanya.

"lu kenapa diem diem wae, Pero." tegur Reza yang muak melihat Vero mengaduk-ngaduk jus semangkanya dengan raut wajah lecek tanpa menjawab pertanyaannya.

"kalian ga lupa kan? Omongan gue dulu, " Ucap Vero dengan wajah yang serius.

"Tentang Nanda, adik kandung Rey." sambung Vero, kalimat itu membuat Reza dan Defrian yang sedang bersamanya terkejut, bisa bisanya mereka melupakan fakta tersebut.

Reynando. Sahabat mereka. Dulu.

"Havi masih gatau?"

Vero menggeleng kepalanya lemas. Ia tahu jika Havi mengetahui semua itu, semua bakal kacau. Entah siapa kini yang harus ia pihak.

"kita, harus apa?" Vero menatap kedua temannya dalam.

"kasih tahu Havi," Jawab Defrian.
"semuanya,"

"Jangan, lu ga liat? mereka lagi bahagia gitu, Dep." tentang Reza.

"percuma bahagia diatas kebohongan, Za. Udah cukup kita nutup mata tentang Anisa selama ini. Lu ga capek main diem-dieman kaya gini, Havi juga harus tau yang sebenernya."

"apanya?"

Tiba-tiba saja hal yang tak diinginkan terjadi, Rey muncul diantara perbincangan mereka.

"Nanda sama Havi?"

Reza, Vero dan Defrian hanya menunduk terdiam. Rey menghela napasnya. Ia terdiam sejenak, memikirkan apa yang harus ia lakukan.

"rahasiain. Termasuk tentang Anisa."
"gue minta tolong, sekali lagi sama kalian."

Setelah mengucapkan itu, Rey pergi meninggalkan mereka.

"huft, semua jadi ribet." ujar Vero.

"kenapa kita harus jadi orang tengah hubungan mereka."

"karena kita tau semuanya, tapi memilih untuk diam." sahut Defrian tentang pertanyaan yang dilontarkan Reza.

***

Nanda memasuki rumahnya yang selalu sepi.
"GUE PULANGG!" teriaknya. Sering sekali ia melakukan hal tersebut untuk mengusir sepi.

"berisik amat sih." terlihat Valdo-adiknya yang sedang fokus bermain Nintendo di Sofa. Nanda tertawa kecil, setidaknya teriaknya itu berhasil memecah keheningan.

Havinand [ON GOING] Where stories live. Discover now