Bab 26 :◾Would You? ◾

28 3 0
                                    

"Guys, maafin Izy ya, karena Izy kita semua dikeluarin. Gagal cita-cita Izy banggain bundo." ujar Izy lesu.

"Gapapa, Zy. Makasih malah gue sama lo mah." ucap Nanda sembari tersenyum penuh arti.

"Yes." jawab Syra.

"Kok makasih? Kok yes? " Izy kebingungan.

"Cuma orang dewasa aja yang ngerti, Zy. Yaudah yuk kita beli susu buat lo." kata Netta sambil mengelus-ngelus kepala Izy.

"Apaan sih, Netta? Lo gak tau umur gue? Gue tu udah dewasa ya! Nih, ktp gue!" tegas Izy sembari menunjukkan kartu timezonenya.

"Kasian banget jadi lo. Masih muda udah kena kejiwaannya." sindir Netta sambil geleng-geleng kepala.

"Kalau dipikir-pikir buang-buang waktu aja kita di sini mulu. Kuy nge-mall untuk menghilangkan rasa merana dalam hati ini. Yeayy." ajak Izy dengan semangat sembari bermain kerincingannya.

"Lah, ngapain tu kerincingan lu bawa?" tanya Nanda.

"Ini sebagai kenang-kenangan dan bukti kalau Izy pernah ikut eskul marawis, hiks." ujar Izy mendrama. "Lagian lumayan buat dangdutan di rumah." lanjutnya.

"Jadi ini jadi gak jadinya kita ke mallnya?" tanya Netta.

"Gue sibuk." jawab Syra dengan datar dan pergi begitu saja.

"Em, gue juga pulang deh." ucap Nanda sembari tersenyum penuh arti lalu berlari kecil menyusul Syra.

"Yaudah ayo kita beli susu peninggi badan aja buat lo, Zy. Mumpung pada pulang nih, lo gak usah malu. Rahasia lo aman." goda Netta kepada Izy.

Izy mendengus kesal. "Dahlah males, Izy pulang aja mau dangdutan." Izy mendekatkan bibirnya ke telinga Netta, membuat Netta sedikit mencodongkan badannya ke samping isyarat ingin mendengar. "Lagian Izy udah nyetok susu peninggi badan di rumah Izy." bisik Izy lalu berlari menyusul Syra dan Nanda yang tak terlihat lagi.

"Emang udah kena kejiwaannya." gumam Netta takjub.

***
Nanda masuk ke kamarnya dan langsung membaringkan tubuhnya ke pujaan hatinya-kasur. Tak lama ia melepas kangen dengan pujaan hatinya itu, ia melirik hpnya lalu mengecek notifikasi chat wa yang baru saja masuk.

Havi-Havi Di jalan: Jadi, kan?

Nanda tersenyum.

"Lah ngapa gue senyum cuma liat ginian. Lemah banget dah." gumam Nanda.

Nandallena R: iya.

Havi-Havi Di Jalan: see you, cantik.

Lagi-lagi Nanda tersenyum melihat pesan yang dikirim Havi.

"Ngapain lo senyam-senyum sendiri hoy" tanya Rey di balik pintu kamar Nanda.

"NGAPAIN LO?" teriak Nanda.

"Coba gak usah teriak-teriak ih, panci rombeng!" ujar Rey kesal.

Nanda memandang sinis ke arah Rey.

"Adikku yang cantik nan imoet, masakin gue dong." pinta Rey. "Gue males keluar beli makanan."

Nanda terkejut, "Demi apa lo nyuruh gue masak-masak. Lagian lo gak bisa apa gofood gitu."

"HP gue ilang." jawab Rey enteng.

Nanda menggelengkan kepalanya, tak mengerti dengan makhluk yang berada di depannya sekarang yang sedang memasang wajah imut. Nanda berpikir sejenak, lalu setelah itu dia tersenyum sumringah.

"Sekalian belajar masak aja kalo dipikir-pikir, siapa tau ekhem gue tersanjung." ujar Nanda dalam hati.

"Oke." jawab Nanda yang sukses membuat Rey sumringah.

Havinand [ON GOING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang