Bab 18 : ▫️Name Of Love ▫️

49 9 0
                                    

Bel masuk telah berbunyi lantang. Istirahat pun telah usai. Nanda,Netta Syra dan Izy sudah berjalan menuju kelas. Tetapi tiba-tiba Izy kebelet pipis karena pas istirahat tadi ia terlalu banyak minum air mineral, bahkan kuah bakso punya Netta pun abis di embat olehnya.

"Nand,temenin pipis." Ajak Izy.

"Ogah."

Izy cemberut. Ia beralih ke Netta. "Net temenin."

Netta menoleh ke Izy. "Ga-ma-u. Itu tuh akibat merebut kuah bakso gue yang udah capek-capek gue racik dengan sepenuh hati."

Izy makin cemberut. Izy menatap Syra dalam-dalam, berharap Syra peka dan mau menemaninya ke kamar mandi. Tapi saat Izy ingin membuka suaranya, Syra terlebih dahulu berbicara.

"Pipis aja pake ditemenin."

Satu kalimat yang terdiri dari 4 kata itu sudah menjelaskan bahwa Syra ogah menemani Izy. Dengan langkah sebal, Izy berjalan ke toilet sendirian. Jomblo mode : on.

Mereka bertiga pun sampai di kelas dan tentunya tanpa keberadaan Izy. Tak lama setelah pantat mereka menempel di kursi, seorang guru pun masuk ke dalam kelas.

"Assalamualaikum." Salamnya.

"Waailaikumsalam." Jawab murid-murid kelas X F dengan serempak dan semangat.

Ibu Guru itu mempunyai tubuh yang sangat body goals. Walaupun umurnya sudah hampir setengah abad, tetapi wajahnya masih saja terpancarkan aura kesilauannya dan ketegasannya. Tangannya yang memegang tas, ia bengkokkan ke samping badan. Dan tentu saja langkah-langkah tegasnya menciptakan suara-suara mistis yang menghiasi kelas. Siapa lagi kalau bukan Bu Jasika.

Glek

Serempak seluruh orang di kelas meneguk air ludah.

Saat Bu Jasika duduk di kursi dan hendak berbicara tiba-tiba saja Izy datang sambil mengucapkan salam dengan suara lantang. Kedua tangan Izy mendobrak dua pintu kelas yang tadinya hanya terbuka satu.

"ASSALAMUAILAIKUM!!"

Seluruh pasang mata melihat ke arah Izy. Termasuk sepasang mata Bu Jasika.

Izy terjekut saat tau siapa yang mengajar kelas mereka saat ini.

"Masuk." Perintah Bu Jasika.

Izy buru-buru masuk dan duduk di bangkunya.

"Saya mau mengetes kecintaan kalian terhadap tanah air. Bagi nama yang saya panggil, harap berdiri dan menjawab pertanyaan yang nanti saya berikan." Jelas Bu Jasika yang baru pertama kali kebagian jam di kelas XF ini.

Bu Jasika membenarkan letak kacamatanya, ia mulai mencari nama-nama unik di dalam absen kelas.

"Shylzi Chery--lra Brahmantyo." Baca Bu Jasika dengan tersendat-sendat.

Mampus. Batin Izy.

Fyuh. Itu nama ribet banget dah udah kayak kisah cinta gue aja. Batin Bu Jasika.

"Kamu! Tolong beliin saya es teh manis di kantin. Nih duitnya. Saya kasih waktu kamu 5 menit. Tenggorokan saya kering." Tunjuk Bu Jasika ke Netta yang keringatnya sudah bisa dipake buat mandi.

"I-iya bu." Dengan gerakan cepat, Netta menghilang dari kelas.

Saat sampai di kantin. Netta buru-buru memesan es teh manis Bu Jasika. Ia tak mau dicincang Bu Jasika hanya karena ia telat satu detik dari waktu yang diberikan Bu Jasika.

Havinand [ON GOING] Where stories live. Discover now