Bab 2 : ▫️ospek▫️

126 13 1
                                    

Hari ini adalah hari ketiga ospek, sekaligus hari terakhir masa per-ospek-an. Jadi, bisa dikatakan,hari ini adalah puncak-puncaknya senior untuk mengerjai juniornya.

Setelah setengah hari di ospek, Nanda, Izy,Netta dan Syra beristirahan di kantin dan saling bertukar perasaan atau bisa disebut curhat.

"Kampret! Masa gue disuruh ngedaftarin semua nomor sepatu yang dipake anggota osis sih! Demi kutu nenek moyangnya bekantan, harga diri gue kayak di injek-injek!" Curhat Izy dengan wajah lesu.

"Gue lebih parah. Masa gue di suruh joget di tengah lapangan sambil nyanyi lagu 'jarang pulang' terus 'perawan atau janda' sama kakak kelas gendut bantet yang punya tompel segede telur komodo, siapa itu namanya.. Maa-.. Ah iya, Mamat! Sialan banget!" cerocos Netta penuh amarah.

"Mamat?! Namanya sama kayak abang penjual topeng power ranger depan pengkolan," kata Izy dengan polosnya.

"Jangan gitu, entar lo naksir baru tau rasa," ledek Nanda sambil mendorong pelan bahu Izy.

"Gue naksir sama dia?! AHAHAHA ups. Helau, apa kata saturnus?!" kata Izy lalu mengibaskan rambut badainya.

"Kalo lo disuruh apa Syra?" Tanya Nanda.

"Ngegombal cowok." Jawab Syra.


Dan seketika, tawa Nanda,Izy dan Netta pecah. Bukan karena hukumannya, tapi karena, pikiran mereka. Ya, mereka berpikir, bagaimana cara dan kata apa yang Syra gunakan untuk menggombal seseorang.

"Kata-kata nya gimana?" Tanya Netta yang sedang berusaha menahan tawa.

"Kak, kamu ganteng." Jawan Syra dengan wajah yang tak berekspresi.

Dan lagi lagi, tawa mereka bertiga pecah.

"Btw Nan, kalau lo disuruh apa sama sih si sosis?" Tanya Izy saat tawanya sudah mereda.

Tawa Nanda langsung berhenti dan terganti dengan wajah masam.
"Gue disuruh selfie sama orang yang tanggal lahirnya sama kayak gue, kalau gak ada yang sama persis, maksimal harus beda 1 tanggal. Huft, lo semua bayangin gimana mustahilnya itu. Si sosis malah maksa lagi harus ada, kalo enggak mereka bakal ngerjain gue habis-habisan." Jawab Nanda.
   
" Kok kayak film lupus ya." Gumam Netta

   "Pupus ogeb!" Ujar Izy

"Sabar yang Nan.." Hanya Syra yang menyemangati Nanda.

"Paniang kepalo den." Ujar Nanda sambil memijit pelipisnya.

"Belajar dari mana lo bahasa padang?" Tanya Izy.


"Hehe, google translate." Cengir Nanda.

"Lagian,kenapa lo gak kasih tau aja kalau lo anak pemilik sekolah? Biar gak ikut Ospek, sebenarnya lo tu gak perlu ikut acara kampret beginian, Nanda..." Ceramah Netta.
"Kalo gue jadi lo, gue gak bakalan ikut acara beginian, mendingan gue dateng ke acara sunatan mimi peri daripada ikut acara beginian, yang sungguh gak ada untungnya," lanjutnya.

Nanda mengangguk-nganggukan kepalanya, eskpresinya seperti mengerti apa maksud omongan Netta. "Alasan gue.. Simple aja. Gue gak pengen terkenal karena gue anak pemilik sekolah ini. Dan gue gak mau orang-orang disini banyak yang tau kalau gue adeknya Si alien durjana..," jelasnya.

"Bang Rey maksud lo? Cakep gitu, lo sama-samain sama alien?! Durjana pulak?! Ohh My Bebeb Nanda... Bang Rey itu ciptaan indah Tuhan yang tak bisa didustakan ketampanannya!" cerocos Netta yang tipe orangnya memang tak suka jika ada orang yang menjudge cogan.

Havinand [ON GOING] Where stories live. Discover now