Bab 28 : ◾Tragedi Lagi◾

28 3 0
                                    

Angkot kuning melaju kencang meninggalkan angkot hijau di belakang.

Saat sudah hampir melihat gerombolan anak-anak milkita tadi yang setia menunggu mereka di garis start sekaligus finish, kuku Syra patah karena mencengkram stir angkot dengan kuat, geram dengan angkotnya yang sangat lambat.
"shit" gumam Syra. Ia menjadi tak fokus dengan angkot lagi, tak sadar di depan angkot mereka sudah ada lubang yang stand by.

"SYRAAAAAAAAAKHH" teriak Nanda membuat Syra terkejut dan refleks menginjak gas semakin kuat.

Naas semua sudah terlambat.

Angkot mereka dengan kecepatan tinggi sampai di garis finish, namun naas, angkot mereka berakhir dengan menabrak pohon mangga.

Mereka semua baik-baik saja karena sudah membaca situasi dari awal. Untung saja. Namun, angkot bang Ariel yang sekarang menjadi masalah mereka.

"Waduh, keluar asap." kata Netta langsung keluar angkot sambil menarik kaki Izy.

"Woi gila, sakit pantat gue!" murka Izy karena pantatnya yang mencium ke tangga angkot dan kemudian berakhir di tanah.

"Maklum, panik." balas Netta santai.

"Gila lo"

"Woi, Syra mana?"

"Pulang, kukunya patah." jawab Nanda enteng.

"Habis kita." gumam Nanda sambil menggeleng-gelengkan kepala.

Angkot hijau yang dikendarai Havi dkk tiba di lokasi kejadian, mereka langsung berlari ke arah angkot kuning yang kondisinya sudah naas sekali.

"Kalian gapapa?" tanya Havi yang langsung menghampiri Nanda.

"Kalian atau Nanda?" sindir Vero.

"Kenapa bisa gini woi?" tanya Defrian terheran-heran.

"Yang penting menang. Iyeyy." jawab Izy dengan semangat sambil memainkan kerincingan yang selalu dibawanya akhir-akhir ini.

"Sarap ni anak." kata Reza sambil menyentil jidat Izy.

"Menang sih menang..." gumam Nanda terdiam sebentar. "Tapi kita terancam." lanjutnya.

"Gimana kalo kita kabur?" saran Netta yang sedari tadi sudah takut akan dimakan oleh bang Ariel.

"Astagfirullah ukhti, lari dari tanggung jawab." sindir Vero sambil mengelus-ngelus dada yang kemudian mendapat tatapan tajam dari Netta.

"ASTAGFIRULLAHALADZIM, UPINKUU." Teriak bang Ariel dari arah jam 3. Entah darimana bang Ariel mengetahui keberadaan mereka.

"Mampus."

Mereka semua kini berdiri di depan bang Ariel yang menatap mereka sembari berkacak pinggang.

"Mau diapakan kalian ini?" tanya bang Ariel yang auranya sudah seperti bu Jasika di sekolah.

"Ampun, bang"

Bang Ariel menggeleng-gelengkan kepala "Sebagai orang ganteng, Bang Ariel kecewa dengan kalian smwa."

"Baiklah. Hukumannya, kalian diskors
selama dua minggu dan gaji kalian dipotong!" tegas bang Ariel sambil mengusap air mata kecewanya.

"Gaji apanya, belum juga genap sehari kerja." gumam Vero.

"Diam kamu."

"Ampun, bang"

***

"Mau makan apa anak gue di rumah kalo gue gak kerja, hiks." keluh Izy yang mulai mendrama, malangnya ia tidak digubris.

Havinand [ON GOING] Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt