Bab 19 : ▫️Jalan▫️

46 8 0
                                    

"Sampai." Seru Nanda saat motor Havi berhenti di depan pagar rumahnya.

"Semangat bener, bosen ya lama-lama bareng gue?" Havi melepas helmnya.

Nanda mengaitkan helm yang ia pakai ke motor Havi. "Ga lah. Gue semangat soalnya ga lama lagi gue ketemu sama pujaan hati."

Havi menyerngit. "Siapa?"

"Kasur."

Havi dan Nanda tertawa bersama-sama. Lalu Havi menatap Nanda serius.

"Ntar sore jalan yuk? Temenin gue nonton film kesukaan gue di bioskop. Mau ga?" Tanya Havi tiba-tiba. Nanda yang tadinya asik tertawa langsung terdiam.
"Gamau ya?"

Nanda berpikir sejenak. Lalu ia mengangguk. "Boleh. Lagian gue juga bosen di rumah."

Havi tersenyum sumrigah. "Ntar gue jemput ya, jam empat."

Nanda mengangguk sambil tersenyum. "Hati-hati di jalan ya."

Havi terkekeh lagi. "Kirain hati-hati kamu jatuh ke aku."

Wajah Nanda memerah. Havi buru-buru menjalankan motornya.

"Pinter banget bikin gue dag dig dug."
Nanda pun masuk ke rumah.

Sepanjang jalan, Havi tak henti-hentinya tersenyum. Apalagi saat melihat Nanda ngeblushing seperti tadi.

Tiba-tiba saja mobil Rey berselisih jalan dengan Havi. Havi menyerngit.

Ngapain tuh orang disini. Batin Havi.

• • •

"Nandaaa!" Teriak Rey di depan pintu kamar Nanda.
"Nandaaa!"
"NANDA!"

Nanda membuka pintu kamarnya, kepalanya menyembul keluar. "Paan sih,Kak."

Kedua alis Rey terpaut. "Tumben lo manggil gue Kak. Biasanya Bang, atau ga, Woi, atau Njing."

Nanda menghela napas. "Jadi sebenernya lo itu mau dipanggil apa sih! Manggil Bang gamau katanya kayak Abang tukang bakso. Manggil Woi dibilang ga sopan. Manggil Njing, gue di kejer pake pisau dapur. Manggil Kak di protes."

Rey menyengir kuda.

"Jadi?" Tanya Nanda.

"Jadi??"

"LO NGAPAIN MANGGIL GUE, DEBU NEPTUNUS?!" Murka Nanda.

Rey berpikir sejenak. Lalu ia menatap kedua mata Nanda. "Gue lupa."

Otomatis Nanda menendang pantat Rey dengan sangat keras. "Pergi gak lo!"

Rey meringis. "Iye iye gue kabur dah kabur." Baru saja Nanda hendak menutup pintu. Rey bersuara.

"Mau kemana lo? Rapi banget."

Nanda melirik Rey dengan tatapan tajam.

"Iye. Gue pergi nih."

Nanda membanting pintu kamarnya. Tapi naas, baju Rey tersangkut di pintu. Rey ingin berjalan tetapi tertahan. Rey ingin berlari kecil tetapi masih tidak bergerak dari tempatnya. Saat Rey menoleh ke arah pintu kamar Nanda, baru ia sadar kalau bajunya tersangkut.

"NANDAA!!"
"NANDAA!!"
"HELP ME, PLEASE!!"
"NAND-

Cklek

Havinand [ON GOING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang