Bab 15 : ▪️Tantangan▪️

70 9 0
                                    

"Beli sekoteng bareng Nia,
Mas sekotengnya jualan jamu,
Selamat pagi duniaa,
Asep datang untuk menuntut ilmu,"

Kicau Asep di tengah pagi saat kelas sibuk mengerjakan PR pertama mereka.

"Brisik lo, paus botak," Cerocos Yoga yang sudah muak dengan Asep yang sedari tadi berkicau tak karuan. Padahal ia sedang fokus-fokusnya menyalin kata-perkata yang ada di dalam buku entah milik siapa.

"Sewot aja lo, Kecoa bintitan." Sahut Asep.

Yoga yang kesal pun segera maju ke hadapan Asep. Yoga memasang tampang yang sangat-sangat dingin. Dari sorot matanya saja sudah bisa di artikan kalau ia sedang menahan Amarah.

Bulu ketek Asep pada terangkat semua. Ia sungguh tidak like suasana seperti ini.

Yoga mengangkat tangannya siap untuk melayangkan tinjuan.

Puk

"Kamu jahad mas jahad, hiks hiks. Kamu bilang aku kecoa bintitan hiks hiks, kamu ga pernah ngehargain perasaan aku." Ujar Yoga sambil meninju manja dada sempit Asep.

Asep memasang wajah antara terkejut,jijik,bangga,bahagia dan terharu.

"Terus kalo bukan Kecoa bintitan, kamu itu apa?" Tanya Asep dengan bada lembut, sepertinya Asep sudah mulai mendalami suasana.

"Aku itu,

Cangcutnya cicak bintitan,"

...

...

...

Asep sudah siap untuk melempar Yoga dengan high heels milik Apri. Apri memang sering membawa high heels milik emaknya ke sekolah karena setiap pulang sekolah ia harus mangkal di perempatan lampu merah kokas. Katanya sih buat bantu bapak nyari nafkah sekaligus nambah pengalaman bareng tante-tante cans disana.

Apri is the best.

"Oh naoo, daun tauch mai haik hails Eisep!!" Teriak Apri dari pojokan kelas. Apri berlari ke arah Asep dengan dramatis. Ia merebut sepatunya itu dari genggaman Asep. Lalu ia menaruh sepatunya di atas meja.

"Ar yu okai beib?" Tanya Apri ke sepatunya yang sekarang ia elus lembut.

"Aiyem okai beib," Apri terkejut saat mendapati sepatunya dapat bersuara. Apri mengangkat sepatunya tinggi-tinggi di atas kepala. Ia berlari keluar kelas sambil menangis terharu tak lupa dengan teriakan menggelegar kalau sepatunya adalah sepatu dewa.

Padahal yang bersuara tadi adalah Asep.

"NETTA, NANDA, SYRA!! Cecanss datangg!!" Teriak Izy dari pintu kelas.

Syra yang tadinya tidur langsung terbangun. Netta yang sedang memotong kuku,jadi salah potong kuku, alhasil kukunya miring sebelah. Dan Nanda yang tadinya sedang menikmati sosis goreng, saat mendengar teriakan Izy Nanda langsung keselek dengan hebat.

Netta yang peka segera memberi minum ke Nanda walaupun minum itu milik Syra.

"Eh kutang monyet! Gapake teriak bisa ga?"

Izy hanya cekikikan.

"Bidadari mau bilang sesuatu." Ujar Izy kepada mereka bertiga.

Havinand [ON GOING] Where stories live. Discover now