Bagian 35. Kata Dafa

822 172 3
                                    

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.





Dae yang sedang asik melamun tiba-tiba dikagetkan dengan suara pintu yang terbuka. Di sana ada Dafa yang melambaikan tangannya sambil tersenyum. Cowok berkaos putih itu lalu mendekat ke arahnya. Dae balas tersenyum menyapa. Namun senyum itu luntur ketika Dafa mulai menatapnya serius.

"Kenapa?" tanya Dae setelah melihat perubahan ekspresi Dafa yang drastis.

Yang ditanya malah diam. Seperti mencari  kesiapan dari mata Daera, cowok itu masih menatapnya dengan intens.

"Di depan ada Wonu" ujarnya tiba-tiba.

Sontak saja Dae tersentak. Seperti ada sesuatu yang menghantam dadanya hingga membuat napasnya sesak. Dae tidak tahu perasaan apa yang tengah dirasakannya kini. Namun yang pasti, Dae belum siap bertemu Wonu. Atau lebih tepatnya, belum siap mengingat lukanya lagi.

Dae menarik napas beratnya sebentar, lalu berujar pasti kepada cowok yang berdiri di sampingnya ini.

"Suruh pulang aja. Gue nggak mau ketemu dia lagi"

Dae bisa melihat kalau Dafa kaget dengan ucapannya. Tapi hanya sesaat, karena selanjutnya Dafa menarik bangku dan sekarang duduk menatapnya. Ya, Dafa hanya menatap Daera lurus tanpa ada niat menyahut ucapan cewek itu barusan.

"Gue nyuruh lo ngusir Wonu, kenapa lo malah duduk gitu?" Kata Dae tajam.

"Dae, lo itu temen gue dari dulu. Gue paham kalau lo itu nggak bisa bohong"

"Maksud lo apa? Gue nggak ngerti―"

"Lo pengen ketemu dia kan? jujur sama gue."

Dae langsung terdiam dengan matanya yang bergerak gelisah. Tentu saja dia ingin bertemu Wonu. Menanyakan kabar, melepas kangen, meminta penjelasan, mendengar alasannya diam selama ini. Tentu saja Dae penasaran. Walau hubungan mereka sudah berakhir, tapi perasaannya pada cowok pendiam itu bahkan belum kikis sedikit pun.

"Dengerin gue", Dafa agak mencondongkan tubuhnya, membuatnya makin dekat dengan Dae yang terbaring itu. "Gue kenal Wonu dari dulu. Kita bahkan punya band bareng―yang mengharuskan gue dan dia ketemu setiap latihan. Jadi, gue paham banget sama tingkah dan kebiasaan dia. Gue tau apa yang dia suka dan dia nggak suka."

Dae masih mendengarkan tanpa ada niat menyela ucapan sahabatnya itu.

"Wonu emang begitu. Dia masih sama dan nggak berubah. Wonu tetap jadi anak yang diam dan jarang cerita masalahnya ke kita. Gue jarang banget liat dia marah, atau sedih selama gue temenan sama dia. Kadang gue juga penasaran, tu orang beneran manusia atau cuma se-onggok batu yang nggak sengaja dikasih nyawa. Tapi , untuk pertama kalinya, gue liat dia berekspresi. Kapan? Lo tau sendiri jawabannya"

"K―kapan?"

"Setelah dia ketemu elo" Dafa tersenyun setelah menjawab pertanyaan itu. jawaban yang seperti memberi efek dingin sejuk pada luka Daera.

Adorably || Wonwoo & Joy ✔✔Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin