Bagian 32. Selalu Indah, Sampai Akhir

917 197 30
                                    

Dan di sini lah Wonu sekarang, di depan laptop yang terbuka dengan sebuah flashdisk tertancap pada salah satu port laptop tersebut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Dan di sini lah Wonu sekarang, di depan laptop yang terbuka dengan sebuah flashdisk tertancap pada salah satu port laptop tersebut. Flashdisk biru muda itu baru saja diberikan Airin satu minggu yang lalu―tepat sesudah sahabat Daera itu menamparnya. Bisa jadi karena cewek itu terlampau kesal dan marah dengan Wonu atas segala kebodohannya.

Wonu nampak berpikir sebentar, setelah menguatkan hatinya, cowok ini menghela napas dalam-dalam sebelum jemarinya mengklik pada file itu dua kali. Dan sebuah video terputar, menampilkan seorang cewek cantik berambut pendek yang terlihat sedang membawa sebuah kue ulang tahun. Seketika Wonu membekap mulutnya sendiri saat membaca tulisan yang ada di kue coklat itu. Di sana ada namanya.

"Selamat ulang tahun ~ Selamat ulang tahun ~ Slamat ulang tahun Wonu Selamat ulang tahun~! "

Cewek itu tersenyum lebar lalu bertepuk tangan sendiri dengan riang. Dia meletakkan kuenya lalu kembali menatap kamera.

"Hai Wonuuu!! Selamat ulang tahun!.  Huhuhu akhirnya Wonu delapan belas tahun juga, akhirnya aku bisa manggil Wonu 'oppa'".

Entah dorongan darimana, air mata Wonu luruh begitu saja ketika melihat cewek ini tersenyum bahagia begini.

"Jadi, gini ya pacar Daera.. Harusnya aku itu ngasih kue ini ke kamu! Cuma kamu ngilang terus, jadi kuenya cuma aku video-in deh, abis itu aku makan sendiri.. Oh iya, aku bikin kue sendiri loh! Airin yang ngajarin, sama lebih banyak bunda yang ngolah juga sih.. Tapi sama aja! Ini aku yang bikin, karena nih lihat! Aku yang nulis tulisan 'Happy Birthday' nya."

Wonu menarik bibir ke atas, senyumnya mengembang begitu melihat tulisan lucu itu sudah hampir separuh meleleh.

"Aku tau si, ini itu ulang tahun Wonu sebenernya.. Tapi aku juga punya permohonan. Boleh ya sayang, aku numpang berdoa di ulang tahun kamu".

Wonu otomatis mengangguk.

"Aku kangen. Aku pengen ketemu Wonu. Aku kesel tau nungguin Wonu yang nggak masuk berhari hari!. Aku pengen kita punya waktu berdua lagi, aku pengen ada Wonu di sini, sekarang. Tapi, aku nggak bisa maksa Wonu ada selagi Wonu masih punya urusan yang penting itu. Aku cuma mau bilang kalau aku―"

"Nonu? ", Wonu langsung menoleh ke sumber suara. Di ambang pintu kamarnya ada seorang lelaki dengan setelan jas formalnya berdiri tegap dan memandang Wonu lurus.

Wonu menjeda video-nya. "Ada apa, Pi?".

Pras―papi Wonu berdeham serak lalu berjalan dengan langkah tegasnya menghampiri Wonu. Anaknya terlihat lelah dan punya banyak pikiran belakangan ini. Dan senyumnya... Kenapa bisa ikut menyesakkan hati begini?. Walau dia sudah mendengar tentang Wonu dari istrinya. Tapi dia tidak bisa berbuat apa apa lagi.

"Sudah siap-siap?", tanyanya, yang hanya dibalas anggukan dari Wonu. "Ayo, kita harus berangkat sekarang. Rena dan keluarganya juga sudah siap, tinggal menyusul saja. Pesawat kamu―"

Adorably || Wonwoo & Joy ✔✔Where stories live. Discover now