Bagian 29. Akhir yang Berakhir

1K 200 69
                                    

(silahkan setel lagu sedih kalian)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(silahkan setel lagu sedih kalian)

.
.

"Dae lo lemes banget loh..sarapan dulu ya..?".  Airin cemas, pasalnya Daera sangat pucat dan terlihat tidak sehat hari ini. Padahal sebentar lagi dia akan tampil solo dance di acara kenaikan kelas mereka.

Iya, tidak terasa waktu sudah membawa Dae dan teman temannya menyelesaikan masa masa kelas sebelas mereka. Dan sekarang, waktunya kenaikan kelas. Setelah acara pengambilan rapot kemarin, hari ini di SMA Nusabhakti di adakan pensi besar besaran.

Acara ini sudah dipersiapkan sejak sebulan yang lalu. Semua ekstrakurikuler akan menampilkan sebuah persembahan spesial , termasuk Dae yang nanti akan menampilkan tariannya mewakili ekstra kesenian.

Dan sialnya, hari ini Dae merasa tidak enak badan. Entah kenapa, dia merasa mual dan lemas sekali. Mungkin akibat kelelahan berlatih atau akibat terlalu stress belakangan ini.

"Gue nggak apa apa, Rin", Dae tersenyum lemah namun berusaha menenangkan sahabatnya ini.

"Lo itu abis ini tampil loh, Dae!. Seenggaknya lo makan walau cuma sesendok! ".

Dae tetap menggeleng. Mana bisa perutnya menerima makanan dikondisinya saat ini.

"Dae, lo udah harus ke panggung", ujar Dafa selaku panitia.

"Oh, iya. Gue kesana sekarang", Dae mencoba bangkit dari posisi duduknya.

"Eh tapi lo pucet gitu? Serius bisa? ", Dafa yang melihat keadaan Dae juga ikut khawatir. Apalagi tariannya kali ini punya tema ―yang setau Dafa akan sangat butuh banyak tenaga.

"Santai, gue kuat kok", Dae tersenyum miring dan menepuk lengan Dafa sebentar sebelum berlalu menuju panggungnya.

Cewek itu benar benar keras kepala. Dafa dan Airin yang ditinggalkan hanya bisa diam dan bingung bersamaan. Mereka jelas khawatir. Karena mereka tahu, Dae sedang tidak baik baik saja.

Dae mulai naik ke panggung besar itu. Penontonnya sudah merapat dan memenuhi area depan panggung, benar benar penuh hingga sampai ada yang menonton dari lantai atas. Kalau begini, bagaimana Dae tidak senang?. Tentu saja dia tidak akan mundur ketika melihat antusiasme penontonnya seperti ini.

Musik mulai merajai pendengaran. Dae menarik napasnya yakin sebelum mulai menggerakkan tubuhnya. Dia harus semangat walau kenyataannya, kepalanya sangat pusing sekali.

Semua berlangsung aman dan sesuai rencana sampai pada tarian pembuka. Dan Dae yang masih terengah, kini mempersiapkan tarian puncaknya. Keringat dingin mulai mengucur di tubuh Dae. Tapi dia berusaha tenang, semua akan baik baik saja. Ah sial! bahkan sekarang dia sudah kedinginan dan kesemutan.

Dae tetap melanjutkan penampilannya dengan stabil, hingga tiba-tiba matanya menangkap sosok yang tidak asing berdiri di ujung lorong. Dia menatap Dae sesaat sebelum akhirnya memutuskan pergi. Dae terlalu fokus memperhatikan cowok itu sampai konsentrasinya kacau.

Adorably || Wonwoo & Joy ✔✔Where stories live. Discover now