Bagian 16. Dark Side

1.4K 298 40
                                    

Dae sedang duduk di halte sembari melamun menunggu bis

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dae sedang duduk di halte sembari melamun menunggu bis. Ia menatap jalanan dengan tatapan kosong, jantungnya masih berdegup kencang selepas ciuman Fero tadi. Dia banyak memikirkan apa maksud sebenarnya mengapa tiba-tiba Fero mencium pipinya. Dae yakin kalau itu hanya sebatas ucapan terima kasih saja dan tidak ada maksud lain di dalamnya. Tapi kenapa tadi Fero mengatakan dia tidak mau baper sendirian?.

Dae mendengus frustrasi. Kemudian ia dikagetkan oleh klakson mobil yang tiba-tiba saja berhenti di depannya. Pemilik mobil itu kemudian membuka kaca mobilnya ia segera tersenyum dan melambai ramah kepada Dae. Dia adalah cowok yang memberinya sapu tangan tempo hari. Dafa.

Melihat Dae yang melamun Dafa akhirnya memutuskan turun dan menghampiri gadis cantik itu kemudian melambai tepat di depan wajahnya. Padahal Dae sebenarnya sudah tidak melamun, Dae hanya bingung apakah dia harus menceritakan kejadian tadi pagi kepada Dafa atau tidak. Ah lebih baik dia diam saja dan berlagak seolah tak terjadi apa apa.

" Hey! Masih pagi kok ngelamun, mikirin apa sih? " tanya Dafa lalu memposisikan diri duduk di sebelah Dae.

Dae hanya tersenyum kecil, "Bukan apa apa kok".

"Beneran? Galau bener lu keliatannya?" Dafa memiringkan kepalanya supaya bisa melihat Dae lebih jelas.

"Hmm"

Dafa menipiskan bibir lalu mengangguk tanda tak mau ikut campur lebih dalam. Keduanya hening selama beberapa saat, Dae yang diam karena menjadi bimbang selepas perbuatan Fero tadi, dan Dafa diam karena memang tidak ada yang mengajaknya bicara. Dafa juga sepertinya paham kalau Dae sedang tidak mood untuk diganggu.

Sedang asik dalam diamnya, Dae tiba-tiba tersentak ketika ingat kalau dia punya janji dengan Wonu. Dae dengan cepat melirik jam tangannya. Gawat. Dae melamun berapa lama sih? Masa tau tau sudah jam setengah sembilan?!.

Dengan cepat Dae menoleh ke arah Dafa. Cowok yang ikut melamun itu jadi kaget saat tiba-tiba Dae memukul lengannya ganas. "Gue melamun berapa lama?" ujar Dae tidak sabar.

"Lama banget. Sampe gue ternak lele udah untung" Dafa menjawab asal. Dan berakhir dengan Dae yang memukul lengannya berkali kali.

"Serius ih!" kesal Dae.

"Jangan ngajak serius dulu dong nih gue belom siaaaapp―ANJIIIR SAKIT WOE ELAH LO!!!" Dafa jadi menjerit saat Dae dengan brutalnya mencubit dan memukulinya dengan kencang. "―kita diem dieman dari tadi. Ya kira-kira hampir setengah jam gitu" ujar Dafa setelah Dae mulai tenang.

"HAH? KENAPA LO NGGAK BILANG DARI TADI SIH!! GUE KAN JADI TELAT!" Dae langsung ngegas, matanya ikut melebar sakit kagetnya.

Dafa memicingkan mata ikut kesal. Enak aja tiba-tiba nih cewek main ngegas aja. Apa dia tidak tahu kalau Dafa dari tadi bingung banget liat dia diam anteng begitu?!.

Dae menepuk jidat, dihapenya terlihat ada 10 panggilan tak terjawab dari Wonu. Habislah sudah.

"Anterin gue pulang cepeett!!" Dae langsung berdiri menyeret Dafa yang masih takjub melihat tingkah aneh cewek ini.

Adorably || Wonwoo & Joy ✔✔Where stories live. Discover now