Bagian 26. XI IPA 2 Tanpa Wonu

1K 195 40
                                    

Dika memandang sebal hujan di pagi ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Dika memandang sebal hujan di pagi ini. Cuaca dingin yang disebabkan hujan entah mengapa terasa menusuk kulit cowok berkulit putih itu, padahal dia sudah memakai jaket dan syal , bahkan masker untuk mengurangi udara dingin masuk ke dalam hidungnya. Iya benar, Dika tidak menyukai hujan karena dia mudah kena flu. Tidak elit memang, badan atletis nya tidak menjamin kelemahannya. Kalau punya kelemahan sekali kena hujan langsung flu, gimana dia bisa merasakan scene film remaja dikehidupan nyatanya?. Ah sial memang.

Biar begini, Dika itu atlet renang paling top seantero sekolah. Aneh ya? Atlet renang tapi lemah sama air hujan. Ya sudah biarkan cuma Dika yang merasakan. Dia itu sudah berkali-kali membawa gelar juara yang ia persembahkan untuk sekolah dan orang tuanya. Membanggakan memang, bukan cuma di olahraga, dia juga berbakat dibidang akademik. Terakhir kali dia memenangkan mendali perak di olimpiade matematika bersama Fero.

Tapi sehebat apa pun seorang Dika Abimanyu, dia tetap bukan apa apa dimata sahabatnya. Dia tetap Dika si jomblo akut. Iya, Dika belum pernah punya pacar.

Bukan karena dia tidak laku, bukan. Dia bahkan sering mendapat hadiah dari para penggemarnya yang kebanyakan adalah adik kelas yang cuma liat kerennya si Dika saja. Kalau ditanya oleh para sahabat, Dika cuma bilang 'Gue nyari cewe yang ngga suka sama gue. Biar gue aja yang suka sama dia'. Yang seratus persen akan mendapat pukulan dari teman sepermainannya.

"Wuiiihh ada yang dapet coklat lagi nih ", goda Dafa yang duduk santai di sebelah Dika.

"Nih gue lama lama buka toko nih kalau gini caranya. Dipikir makan coklat tiap hari kagak mules apa?. Nih harusnya mereka jangan ngasih coklat beginian, ngasih tuh yang berguna gitu buat gue. Ngasih warisan kek.. Apa kek.. ", Dika terus mengomel sambil mengeluarkan coklat coklat yang entah pemberian siapa itu dari laci nya.

"Yeuu.. Jomblo belagu amat lo! Harusnya situ bersyukur dong karena masih ada dedek emes dedek emes yang masih belum dibukakan pintu hidayah dan jadilah suka sama lo!", ujar Dafa nyolot.

Dika mendecak sebal, "Nih, lo mau kagak?". Dia menyodorkan beberapa coklat kepada Dafa.

"Ngga deh, bahaya. Ntar gue tambah manis kalo makan itu" , jangan kaget, Dafa ini punya tingkat percaya diri dan narsisme paling tinggi diantara yang lain.

"Bacot nyet, " ujar Dika sambil menoyor kepala Dafa.

Sedangkan Dafa malah tertawa renyah melihat Dika yang mulai emosi. Sahabatnya yang satu ini memang hobi nge-gas dan gampang emosian. Tapi itulah yang menjadikan pertemanan mereka awet, ada kecocokan antara mereka.

"Oh iya, kemarin gue liat lo sama anak IPS, siapa?", kata Dika sambil melepas jaketnya.

Dafa mengernyit bingung, "Daera maksud lo? ".

"Bukan! Itu loh.. yang temennya! Yang cakep, bening, kinclong kek guci baru", celetuk Yoga yang tahu tahu muncul dan ikut bergabung bersama Dafa dan Dika.

Adorably || Wonwoo & Joy ✔✔Where stories live. Discover now