✓BERUBAH

29.5K 1.4K 131
                                    

Ada sedikit perasaan tak yakin saat ingin mengungkapkan semua beban, entah menolak atau menerima.-REYRA'18

***

🍁-Happy Reading-🍁

Setelah kejadian kemarin malam, sikap Rey berubah drastis. Laki-laki yang berisik berubah menjadi cuek, jika ditanya hanya menjawab dengan anggukan dan gelengan.

Iya, kejadian saat para sahabatnya sembunyi-sembunyi mempotret Rachel dan Devan yang sedang berbincang menikmati angin malam. Dan dengan sengaja mengirimkannya pada Rey.

Rachel mencari-cari keberadaan Rey, di kamar laki-laki itu tidak ada. Rachel kembali ke dapur hanya Bi Imah yang ia temui.

"Bi, liat Reyvan?" tanyanya.
Merasa terpanggil Bi Imah menoleh menghentikan kegiatan memotong sayurannya.

"Enggak liat bibi Non. Tadi sempet ke dapur terus nggak liat lagi," jelas Bi Imah dengan guratan kebingungan.

Mendengar penjelasan Bi Imah, gadis itu mengangguk-anggukan kepalanya mengerti, mengucapkan terimakasih. Lalu beranjak melangkahkan kakinya keluar rumah.

Bahkan di halaman rumah Rey juga tidak ada, Rachel semakin bingung ada apa dengan laki-laki itu. Memang Rachel memiliki kekurangan tidak peka, sangat Rachel akui.

Melihat majikannya celingukan, Mang Diding sebagai penjaga rumahnya menghampiri.

"Nyari apa Non Rachel?" tanya Mang Diding dengan logat jawanya yang kental.

Rachel terkejut, ia mengelus dadanya. "Ya ampun, Mang Diding ngagetin aja. Rachel lagi nyari Rey nih, Mang Diding liat nggak?" tanyanya lagi.

"Tadi si Mang tanya katanya mau ke lapangan basket deket komplek Non, coba dicari kesana aja." ucap Mang Diding sambil menunjuk-nunjuk arah.

"Makasih Mang, Rachel pergi dulu." pamitnya.

Gadis itu berlari keluar gerbang, jarak menuju lapangan basket memang tidak terlalu jauh. Tetapi memakan banyak waktu, dan Rachel harus buru-buru menemukan laki-laki itu, untuk menanyakan ada apa dengannya?

 Tetapi memakan banyak waktu, dan Rachel harus buru-buru menemukan laki-laki itu, untuk menanyakan ada apa dengannya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lapangan terlihat sepi, hanya Rey seorang diri. Tatapan matanya memancarkan kekecewaan, tak henti-henti Rey melempar bola basket ditangannya ke ring.

Pikirannya berkelana, foto itu terus terekam di memorinya. Helaan nafas panjang terdengar, Rey melempar bola basketnya asal hingga menggelinding di ujung lapangan.

Rey terduduk di tengah lapangan, dengan kedua tangan sebagai tumpuan. Kedua matanya menerawang langit senja yang indah.

"Sebenarnya lo kenapa?"

Suara seseorang yang familiar di telinganya membuat Rey menoleh sesaat, lalu pandangannya kembali diarahkan ke atas.

"Lo ngapain?" Rey kembali bertanya, nada bicaranya terdengar ketus.

REYRA🍁 [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang