✓PSICO

33.6K 1.6K 112
                                    

Dilan bilang rindu itu berat. Padahal ada yang jauh lebih berat. Mencintai dan berjuang sendirian. - REYRA'18.

🍁-Happy Reading-🍁

"Chel, jangan lupa ya pulang sekolah kita langsung ke rumah bunda." Rey tiba-tiba sudah berdiri disamping Rachel yang sedang mengeluarkan buku tulis sekaligus buku paket biologi dari dalam tas.

Rachel mengerutkan dahinya. "lho, emang jadinya sekarang?" tanya Rachel tanpa melirik Rey.

Dari dulu Rachel terbiasa jika ada yang mengajak berbicara tidak pernah menatap lawan bicara. Kecuali kalau lawan bicaranya sudah geram baru ia akan menengok walaupun terpaksa.

Rey mengangguk. "iya. Bunda bilang kangen sama gue." jawabnya terlalu pede.

"Kangen sama lo atau sama gue nih?" goda Rachel yang dibalas kekehan.

Kring 🔔
Kring 🔔
Kring 🔔

'Perhatian! Bel istirahat telah selesai sudah berbunyi, untuk seluruh siswa-siswi SMA Pelita Nusantara untuk segera memasuki kelas masing-masing, karena pelajaran selanjutnya akan segera dimulai'

Mendengar bel berbunyi, Rey langsung kembali ketempat duduknya. Sebelumnya dia sempat berbisik kepada Rachel untuk mengingatkannya lagi.

Pelajaran biologi membuat kelas sepi, mungkin karena pelajarannya yang membutuhkan konsentrasi tinggi dan yang lebih utama guru mata pelajarannya yang kiler. Siapa dia? Mami Marni.

Setelah 3 jam belajar biologi disusul dengan pelajaran bahasa Indonesia. Untungnya guru bahasa Indonesia tidak sekiler guru biologi, jadi mereka bisa santai dan ramai kembali.

Tepat pukul 15. 20 WIB bel pulang sekolah dibunyikan. Terdengar helaan nafas lega, akhirnya otak mereka berhenti untuk berpikir.

Rachel dan ketiga sahabatnya sudah sampai di kolidor lantai satu. Mereka memilih duduk-duduk santai sebentar di depan ruang Osis.

"Jadi main nggak nih kita?" tanya Jessica, matanya tak lepas dari handphonenya yang diberi cassing warna merah jambu.

"Gue sih jadi aja. Nggak tau yang lain." Alena menengokan kepalanya melihat kedua sahabatnya yang dari tadi terdiam. Iya, Resya dan Rachel.

Jessica menarik ujung rambut Resya yang panjangnya sebahu. "lo gimana Res?"

"Gimana apanya?"

Sejujurnya Jessica tadinya ingin marah, tapi sekuat tenaga ia meredam amarahnya karena terlalu sayang pada sahabatnya ini. "Gimana lo mau ikut kita-kita main nggak Resyakuh?" tanyanya lagi.

Resya membuka mulutnya membentuk huruf 'O'. "Ikutlah! Mana mungkin gue nggak ikut."

Alena menyenggol bahu Rachel yang daritadi asik dengan lamunannya. "Mau ikut nggak lo Chel?"

Rachel menoleh dengan lesu. "Enggak deh, gue ada janji sama Rey mau ke rumah bunda." padahal Rachel ingin sekali main dengan ketiga sahabatnya. Tapi, ia sudah ada janji.

"Yaudah mungkin lain kali juga bisa." ujar Alena menepuk bahu Rachel. Yang dibalas dehaman singkat.

Rachel rasanya ingin buang air kecil, ia harus cepat-cepat ke kamar mandi.

"Eh, gue nitip tas dong. Mau kamar mandi nih. Kebelet." Rachel berdiri dan tanpa aba-aba langsung melempar tasnya ke wajah Jessica.

Padahal Jessica ingin mengeluarkan suara toanya yang cetar, tapi Rachel sudah berlari duluan. Jessica menghentakan kakinya sebal, ditambah Alena dan Resya menertawainya membuat Jessica semakin kuat menghentakan kakinya lagi.

REYRA🍁 [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang