"Makin belagu ya sekarang lo, liat aja nanti apa yang bakal gue buat!"

Rachel mengulum bibirnya. "Gue kira kapok ternyata masih aja, ditunggu deh apa yang mau lo lakuin lagi,"

Nanda terbelalak, sebisa mungkin menyembunyikan wajah terkejutnya.

"Dan kali ini lo nggak akan lolos dari gue, jangan harap ada malaikat penolong lagi." ucap Nanda dengan senyuman devilnya.

"Ouh ya? Gue harap lo yang nggak bisa lolos dari balik jeruji besi Nanda Aqueilla," tatapan tajam gadis itu menusuk.

Nanda menutup mulutnya rapat-rapat, hingga terdengar gemeletukan giginya. Rasa kesalnya semakin menjadi-jadi.

"Gue nggak takut ancaman lo Rachel, tunggu aja Rey bakal jatuh ke tangan gue!" Nanda tetap berambisi, ia menatap gadis disampingnya dengan tatapan yang merendahkan.

"Iya, gue harap bukan halusinasi lo aja Nan, kasian gue." kekehan Rachel yang sengaja dibuat-buat, Nanda mendengus sebelum melangkah menjauhi Rachel yang masih tertawa.

Rachel memasang wajah cueknya, pandangannya kembali dialihkan ke lapangan. Karena banyak membuang waktu dengan kakak kelas tercintanya, Rachel jadi ketinggalan melihat tim sekolahnya bermain.

 Karena banyak membuang waktu dengan kakak kelas tercintanya, Rachel jadi ketinggalan melihat tim sekolahnya bermain

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

Permainan basket melawan SMA Guna Bakti mendapat hal yang memuaskan. Ya, SMA pelita menang dan akan melawan SMA lain untuk menuju grandfinal.

Rey dan anggota tim basket lainnya kembali duduk-duduk santai di pinggir lapangan untuk beristirahat. Banyak dari sekolah mereka yang menonton turnamen basket kali ini, dan tidak lupa juga banyak gadis-gadis yang menawarkan minum, makan, bahkan selampe untuk mengelap keringatnya.

Tidak enak untuk menolak, Rey tidak mau gadis-gadis itu sakit hati karenanya. Ia menerima semua pemberian mereka dengan sukarela, lalu membalas gadis-gadis itu dengan senyumannya. Setelah mereka menjauh, Rey menaruh semua pemberian tadi pada anggotanya.

"Ih mantap, nggak nyesel gue Rey punya temen cakep kayak lo," ucap Regan yang diangguki setuju. Laki-laki itu mengambil satu minuman botol, lalu meneguknya hingga habis.

"Rey, lo nggak mau minum juga?" pertanyaan Marcel spontan mendapat gelengan dari Rey.

Bukan pemberian gadis-gadis itu yang ia tunggu sejak tadi. Tetapi kedatangan gadis yang sekarang mengisi ruang di hatinya yang sampai saat ini Rey tunggu.

Laki-laki itu mengeluarkan handphonenya dari dalam tas, mengecek notifikasi. Helaan nafasnya mulai terdengar, tidak ada satupun pesan dari seseorang yang dari tadi ditunggunya.

Dia benar-benar tidak datang.

"Air mineral buat lo," suara seseorang yang ikut duduk disampingnya membuat Rey menoleh.

Kedua bola matanya membelalak kaget, ternyata dia datang. Gadis yang ditunggunya datang seperti keinginannya.

"Sorry Rey, tadi gue harus nunggu Alena dulu. Tenang, gue tetep nonton Lo kok dari tribun sana," ucapan gadis itu membuat senyuman Rey mengembang.

REYRA🍁 [TERBIT]Место, где живут истории. Откройте их для себя