"Tau gue mah tau Reypan, nungguin Rachel kan lo? Duh, sahabat gue lagi jatuh cinta." ledek laki-laki itu, Rey yang merasa geli menjitak kening sahabatnya.

"Cinta-cinta amat! Ayo deh ke lapangan, tim sekolah kita udah dipanggil-panggil," ujar Rey.

Setelah itu mereka beranjak menuju lapangan, tim lawan sudah menunggu disana. Sesekali Rey melirik kearah tribun yang ramai mencari sosok yang masih ditunggunya.

Dan untuk pertama kalinya Rey merasakan kecewa. Sambil mendengarkan coach memberikan instruksi Rey menundukan kepalanya. Tangannya mengepal memberikan semangat untuk dirinya sendiri.

"Semangat...semangat! Beri yang terbaik buat sekolah kita," perkataan coach tersebut mendapat anggukan dan senyuman sumringah.

Sebelum bermain mereka berdoa dan bertos ria memberikan semangat.

Permainan dimulai, SMA Pelita Nusantara melawan SMA Guna Bakti. Wasit berjalan ketengah lapangan dengan koin ditangannya. Tim SMA Pelita memilih angka, dan tim Guna Bakti memilih gambar.

Koin dilambungkan keatas, saat ditangkap terpampang jelas gambar yang diatas. Tim SMA Guna Bakti mengambil alih bola karena mereka yang menang.

Bola yang dioper tim lawan ditangkap Marcel dengan lincah, ia mendribbel bola basket sebelum mengoper pada Rey yang berada di posisi tak jauh dengan ring lawan.

Operan diterima dengan baik, Rey melempar bola basket tersebut. Dan three points, bola masuk dengan sempurna.

"Tuh udah mulai daritadi kan, lo sih lama!" cibir Rachel kesal

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

"Tuh udah mulai daritadi kan, lo sih lama!" cibir Rachel kesal. Gadis itu berjalan lebih dulu menyusuri tribun yang penuh.

Alena yang berjalan di belakang hanya mendumel mendengar cibiran sahabatnya yang tak henti-henti menyalahkan dirinya.

Mereka menemukan kursi yang kosong, pas sekali hanya tersisa dua kursi. Mereka berdua langsung duduk, suara sorak-sorai mulai terdengar.

Hal inilah yang dibenci Rachel keadaan gaduh dan berisik, Rachel tak menyukai itu. Pandangannya diarahkan ke lapangan, tatapannya terjatuh pada laki-laki dengan nomor punggung 18.

Laki-laki itu bermain dengan lincah, bahkan sudah mencetak poin beberapakali. Tatapan Rachel teralih pada nomor punggung 22, Rachel terpesona pada Devan kali ini.

Gadis itu menggeleng-gelengkan kepalanya, fokusnya terpecahkan saat merasa tepukan di bahunya. Ia menoleh dan terkejut melihat orang itu.

"Datang juga lo, gue liat-liat makin deket sama Rey. Sebenarnya ada hubungan apa lo sama dia?" bisik Nanda. Tatapannya kian menajam.

Rachel sempat menolehkan kepalanya melihat sahabatnya, Alena sedang serius menatap kearah lapangan memperhatikan Regan.

Kekehan gadis itu mulai terdengar, "Penting banget buat lo tau Nan?" tanyanya dengan wajah meledek.

REYRA🍁 [TERBIT]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz