47.perjuangan yang tidak sia-sia.

3K 119 0
                                    

Mendengar kabar baik tadi malam, membuat keluarga Hana dan keluarga Angga berkumpul. Pagi ini mereka sedang berkumpul di ruang keluarga.

"Saya tidak mau melihat cucu saya terlahir tanpa ayah. Saya akan memaafkan kesalahan Nak Angga, tapi dengan satu syarat." Ucap Najib, dengan rahut wajah serius.

"Apa itu, Bi?" Tanya Angga dengan tegas.

"Rubah semua sikap jelek kamu. Saya mau kamu dan Hana saling belajar memperkuat agama. Agar saat anak kalian lahir, dia bisa menjadi anak yang sholeh maupun sholeha." Lanjut Najib.

"Saya berjanji, saya akan belajar agama lebih dalam lagi. Agar saya bisa membimbing Hana dan anak kita nanti kejalan allah." Angga melirik Hana yang sedang tersenyum kepadanya.

"Jadi aku dan Mas Angga gak jadi ceraikan, Bi?" tanya Hana, memastikan.

"Tergantung." Sahut Fathur.

"Maksud kakak?" Tanya Hana tidak mengerti.

"Tergantung takdir. Sepertinya takdir menginginkan kalian bersama. Ya gak, Bi?" Kekeh Fathur.

"Iya, kalian gak akan cerai. Pertahanin pernikahan kalian." Jawab Najib, dia tersenyum lembut kepada Hana dan Angga.

"Jangan mengecewakan kami lagi Nak Angga. Umi menyerahkan Hana kepadamu. Jaga dan bimbing dia, karena dia adalah putri satu-satunya yang kami miliki." Maryam memeluk Hana yang berada di sampingnya.

"Pasti Umi, pasti aku akan menjaga Hana." Angga berkata dengan mantap.

"Mama senang mendengar kalian kembali bersatu." Ucap Bila, sambil tersenyum bahagia.

"Akhirnya perjuanganmu tidak sia-sia nak." Bagas menepuk pundak Angga.

"Kakak yang denger kalian gak jadi pisah merasa bahagia banget." Metta tersenyum kepada Hana, dia ikut merengkuh Hana kedalam pelukannya bersama Maryam.

"Bagaimana jika besok kita mengundang anak yatim piatu untuk merayakan kehamilan Hana?" Usul Metta.

"Aku setuju."

"Iya, aku setuju."

"Umi juga setuju."

"Kami juga setuju."

Setelah semua orang setuju, merekapun mulai merencanakan acara untuk merayakan kehamilan Hana.

***

Disinilah Hana dan Angga berada, Di dalam kamar Hana. Angga berlutut di depan Hana, dia mengusap perut Hana yang belum terlihat membuncit.

"Terimakasih sayang telah hadir di perut ibu kamu, ayah menantikan kehadiran kamu. Terimakasih sudah menyatukan ibu dan ayah kembali. Kamu adalah malaikat ayah dan ibu." Ucap Angga, sambil mengusap perut Hana.

"Aku tidak menyangka bahwa kita akan di persatukan kembali." Ucap Hana, dia berdiri dari duduknya. Dia berdiri di depan cermin dengan Angga yang berada di belakangnya. Angga memeluk Hana dari belakang.

"Dulu aku mempertahankan pernikahan kita sampai menumpahkan tangis air mata. Setelah kamu sadar akan cintaku, keluargaku tidak merestui hubungan kita kembali. dan sekarang..." Hana terisak di pelukan Angga.

"Rencana allah pasti lebih baik. Aku mencintaimu Hana." Ucap Angga, dalam.

"Aku juga mencintaimu Mas Angga Leonald." balas Hana.

***

Nenek Miranda sangat bahagia mendengar tentang kehamilan Hana. Bahkan sekarang ini dia sedang berada di rumah Hana. Nenek Miranda sedang memijat kaki Hana walau Hana terus menolaknya karena tidak enak.

Derita Cinta Pernikahan ( Complite)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang