18.Dia kembali

2.2K 128 0
                                    

Hana menyirami bunga di depan rumahnya. Matanya tidak sengaja melihat mertuanya sedang menggandeng perempuan yang sangat cantik diusia lanjutnya.

Hal yang paling membuat Hana tertegun adalah lelaki yang pernah dia temui di malam lalu ingin masuk kedalam rumah mertuanya.

Lelaki itu tadi juga menatapnya dengan kening berkerut. Bagas sudah mendengar tentang putranya yang menelantarkan Hana.

Jika mengingat itu, hati Hana mendadak sakit. Meli dan suaminya seakan hilang di telan bumi, mereka tidak ada kabar setelah menyampakkannya.

Hubungan Hana seakan di gantung. Bagaimana tidak? Angga tidak menalaknya ataupun menjelaskan hubungan mereka.

Sudah seminggu lebih Hana tinggal di rumah kedua orang tuanya. Dan sudah seminggu lebih Hana tidak berangkat kuliah atau pun keluar rumah.

Lelaki itu tersenyum kearahnya, tentu Hana langsung menunduk. Dia tidak mau terkena Zina mata. Lelaki itu bukan mahramnya, tidak sepantasnya dia menatapnya.

Saat Hana kembali mengangkat pandangannya, lelaki itu sudah tidak ada. Mungkin masuk kedalam rumah Angga.

"Lagi ngelihatin apasih, Han? Umi perhatiin kamu kok natap rumahnya Angga mulu." Suara uminya, mengagetkannya. Hana tersenyum malu, pasti uminya mikir yang tidak-tidak.

"Itu loh Um, papanya Mas Angga kok bawa masuk perempuan. Terus ada cowok yang seumuran dengan Mas Angga juga." Sontak jawaban yang Hana berikan membuat Maryam kaget. Apakah....

"Dia kembali." Maryam tanpa sengaja berkata seperti itu. Apa iya yang di fikirkannya itu benar?

"Siapa yang kembali, Ma?" tanya Hana, bingung.

"Enggak, Umi minta tolong sama kamu, tolong beliin Umi tepung terigu untuk membuat kue ya?" Suruh Maryam, kepada Hana yang sedang menyiram tanaman.

"Tapi jangan di minimarket sebelah." Larang Maryam, ketika Hana mengiyakan permintaannya.

"Kenapa?" Tanya Hana, bingung. Biasanya juga dia beli disitu, Kenapa sekarang gak boleh?

"Tutup soalnya, Anaknya meninggal gara-gara tabrak lari, makanya minimarketnya di tutup sementara." Jawab Maryam, memberi alasan.

Hana mengangguk, setelah menerima uang dari uminya, dia bergegas pergi menggunakan motor meticnya.

"Hati-hati di jalan, sayang." Pesan Maryam, sambil berteriak.

Hana melajukan motornya untuk pergi ke minimarket yang letaknya di samping jalan raya.

Motor Hana berhenti di depan minimarket. Dia berjalan masuk kedalam minimarket tersebut.

"Tumben Umi buat kue, biasanya dia beli ke toko." Gumam Hana, dia memasukkan tepung di keranjang belanjaannya. Tentu Hana tidak hanya membeli tepung, dia juga membeli berbagai cemilan.

Hana mendesah malas ketika dia harus mengantri di belakang antrian kasir yang sangat panjang.

"Kenapa pagi-pagi udah ada banyak orang yang belanja sih?!" Gerutu Hana, kesal. Jika sampai kakak dan kedua orang tuanya mendengar dia menggerutu, tentu saja mulutnya akal di bungkam oleh mereka.

"Totalnya 200 ribu mbak." Ucap kasir, dia memasukkan belanjaan Hana kedalam plastik merah besar. Hana memberikan uangnya, lalu bergegas pergi.

Sepanjang perjalanan Hana terus bersenandung, hingga tanpa sengaja...

"Aaa...." Hana berteriak kencang ketika sebuah mobil melaju kencang kearahnya yang sedang berbelok ingin memasuki komplek rumahnya.

Bruk...

Derita Cinta Pernikahan ( Complite)Where stories live. Discover now