6.pertunangan

1.6K 119 2
                                    

Alan mendengus pelan ketika Angga, sahabatnya ingin melamar perempuannya. Bahkan Alan tidak tahu perempuan mana yang Angga rusak, sekaligus Angga lamar.

Di pusat perbelanjaan ternama jakarta, Alan sedang menemani Angga memesan cincin. Angga berbisik kepada Penjual toko itu, sehingga Alan tidak mendengar nama perempuan yang akan Angga lamar nanti. Alan dengar pertunangan itu diadakan secara kekeluargaan, tidak mengundang banyak orang.

"Kenapa pertunangan itu sangat ribet?" Kesal Angga, sambil berjalan keluar toko penjual perhiasan.

"Kalau tahu ribet, jangan ngerusak anak gadis orang." Sindir Alan, sambil membuka pintu mobilnya. Angga hanya diam sambil memejamkan matanya.

"Gue gak sadar waktu ngelakuin itu." Sinis Angga yang dibalas dengusan oleh Alan.

"Tapi kamu dulu menikmatinya, bergelut di ranjang, bahkan tanpa ikatan." Ucapan vulgar Alan bagaikan tamparan keras untuk Angga.

***

Zahra memekik kaget, dia tidak menyangka sahabatnya akan bertunangan dengan waktu dekat. Yang tidak Zahra sangka, Hana bertunangan dengan lelaki itu karena terpaksa, dia di perkosa.

"Kenapa kamu tidak pernah cerita ke aku sih, Han?" Zahra kecewa kepada Hana yang malah memendam masalah sebesar ini sendiri. Harusnya Hana bicara kepadanya. Ayolah, mereka berdua ini sahabat, bukan orang asing.

Hana menekuk wajahnya. Hari-harinya tidak ada semangat lagi. Dia hanya melirik Zahra tanpa minat.

"Han..."

"Udahlah Zah, aku capek. Aku mau pulang." Hana keluar kantin dengan wajah masam. Zahra mendesis kecewa, ini semua salah lelaki itu. Zahra benar-benar kecewa pada dirinya sendiri, kenapa disaat Hana butuh bantuan? Dia malah tidak ada.

"Maafkan aku Han, maafkan aku yang belum bisa menjadi sahabat terbaikmu." lirih Zahra, sambil menundukkan kepalanya.

***

Hana tidak bernafsu makan. Semua orang di rumahnya sedang sibuk mempersiapkan semua hal untuk acara besok.

Mata Hana memanas saat dia berjalan berlawanan arah dengan kakaknya. Lelaki bertubuh tegap itu melewatinya begitu saja tanpa tegur sapa. Farthur sama sekali tidak meliriknya.

Hana yang tadinya ingin turun kelantai satu rumahnya, dia urungkan. Hana kembali berlari memasuki kamarnya. Dia menangis tanpa henti. Mengertilah, Hana tertekan saat ini.

Tes....

Hana tersenyum sinis. Beginilah dia, lemah. Hanya karena masalah sedikit, kepalanya langsung pusing dan juga hidungnya mimisan.

"Aku tidak pernah meminta semua ini terjadi. Tapi tuhan, kenapa semua orang membenciku? Kenapa tuhan? Apa salahku? Ini semua terjadi tanpa aku inginkan." Hana menangis pilu. Tubuhnya merosot kebawah. Hana memegang sisi ranjangnya dengan erat. Hatinya tercambik perih.

"Kenapa semua orang tidak mengerti aku? Kenapa semua orang hanya melihat kesalahanku tanpa memahaminya? Aku rasa ini semua tidak adil." Hana berkata dengan bibir bergetar. Dia memeluk kedua kakinya sendiri. Dirinya ingin mengadu, tapi mengadu kesiapa? Dirinya memang mempunyai kakak yang sangat baik kepadanya, tapi itu dulu. Kakaknya sekarang seperti orang asing. Sedangkan abi dan uminya, mereka sekarang banyak diam. Semuanya telah berubah. Jika dia mengadu kepada Zahra, dirinya takut, dirinya takut semakin membebani fikiran Zahra yang sedang banyak masalah.

Derita Cinta Pernikahan ( Complite)Where stories live. Discover now