28.biarian aku berjuang.

3.8K 164 1
                                    

Bagas terlihat sangat kecewa dengan sikap putra keduanya. Bagaimana tidak? Dia sudah merengguk mahkota Hana, tapi dia juga yang menghancurkan perasaan perempuan itu.

Disini dia mengakui bahwa putranyalah yang bersalah. Putranya memang sangat tidak bersyukur, dia sudah mendapatkan seorang istri yang cantik, baik, dan lemah lembut. Tapi dia malah berselingkuh dengan perempuan ular yang berbisa.

"Mama juga perempuan, jadi mama tahu bagaimana perasaan Hana. Ingat Ngga, hati perempuan itu lembut, kamu goreskan luka sedikit saja di hatinya, sudah mama pastikan, dia akan mengingatnya selama dia hidup. Kamu harus bersyukur, setidaknya dia tidak meninggalkanmu." Kali ini perbuatan Angga tidak bisa Bila toleransi. Anaknya memang terkenal nakal, tapi apa harus sebejad ini dalam melukai hati perempuan?

"Kamu rela jika Hana bersama lelaki lain?" Tanya Bila, sambil menatap wajah putranya. Angga menggeleng pelan, dia sungguh tidak rela jika Hana bersanding dengan lelaki lain.

Angga tidak pernah tahu datangnya cinta untuk Hana. Mungkin sudah sangat lama dia mengagumi perempuan itu, mulai dari pertama kali bertemu. Tapi dia tidak yakin akan perasaannya terhadap Hana. Angga semakin dibuat bingung ketika hatinya merasakan sakit ketika melihat Hana mengobrol dengan lelaki lain di kampus. Apa benar dia cemburu?

"Kamu tidak rela jika Hana bersama lelaki lain, tapi kamu malah bermain api di belakangnya. Mama tidak tahu bagaimana hancurnya hati Hana setelah dia tahu bahwa suaminya lebih memilih sepupunya sendiri dari pada dirinya." Bila sampai menitikan air matanya. Berarti waktu dia mengantarkan kue malam lalu ke rumah Hana dan mengatakan bahwa Angga akan mengenalkan pacarnya kepada dia dan suaminya, berarti secara tidak langsung dia juga menyakiti hati perempuan tidak berdosa itu?

"Papa memang tidak mendidikmu dengan baik, Ngga. Papa mengaku salah, tapi papa menyekolahkanmu sampai tinggi agar kamu bisa pintar. Jangan hanya pintar dalam pelajaran, tapi pintarlah dalam semua hal. Termasuk pintarlah dalam menjaga hati perempuan." Tatapan mata Bagas terlihat kecewa. Dia ingin sekali memaki anaknya, tapi jika dia melakukan itu, maka permasalahannya akan semakin runyam.

"Maka dari itu biarkan aku saja yang menjadi suami Hana." Davit angkat bicara. Sontak Angga, Bila, dan Bagas menatap Davit tidak percaya.

"Tidak, biarkan Hana memilih. Jika dia memilih untuk bercerai dengan Angga, maka papa juga tidak akan membiarkan kamu menikahinya." Tolak Bagas, dia tidak mungkin membiarkan istri dari anak keduanya menjadi istri dari anak pertamanya.

"Iya, mama setuju dengan pendapat papamu. Ingatlah Dav, bahwa Angga itu adalah adikmu. Apa kamu tega menghianatinya?" Timpal Bila, dia mencoba menyadarkan bahwa apa yang Davit rasakan itu adalah kesalahan.

"Aku tidak perduli!!" Bentak Angga, dia melangkah pergi.

Pertengkaran itu terus berlanjut. Angga hanya diam, ini semua memang salahnya yang sangat bodoh. Dirinya menyia-nyiakan Hana begitu saja, tapi setelah ada lelaki lain yang ingin masuk kedalam kehidupan perempuan itu, hatinya malah tidak rela.

***

Sepulang dari rumah sakit Hana langsung mengunci diri di dalam kamar. Jelas sekali dia tidak mau berpaling hati dari Angga ke Abim.

Abim adalah cinta pertamanya. Tapi itu dulu, mengertilah, itu dulu. Sekarang dia adalah milik Angga.

Bagi Hana pernikahan itu hanya sekali, bukan berulang-ulang kali. Kenapa keluarganya tidak mengerti juga?

"Yallah, aku harus bagaimana?" Isak Hana, dia menatap sendu foto pernikahannya dengan Angga. Figura foto yang berada di genggaman tangannya dia usap dengan lembut. Setetes air matanya terus menetes tanpa henti.

"Kenapa semua ini terasa sangat rumit? Apa semua cinta seperti ini? Atau hanya cinta ku saja yang tidak engkau rindhoi? Aku tahu, aku ini hina. Bahkan aku sangat malu terhadapmu. Yaallah, aku mencintainya, apa sesulit ini mencintai suami sendiri?" Isak Hana, dia memeluk foto pernikahannya dan Angga dengan sangat erat. Dia tidak rela jika harus berpisah dengan suaminya.

"Yaallah, kenapa dada ini terasa sesak jika mengingat semua perlakuan kasarnya terhadapku? Tapi kenapa hati ini tidak pudar untuk mencintainya? Aku mohon beri petunjuk untukku, semua ini terasa sulit untuk diriku. Jangan membuatku jauh darinya ya Allah." Hana berbicara pada figura foto yang berada di tangannya. Malam ini lebih menyakitkan dari pada peristiwa saat Angga merenggut paksa mahkotanya. Mengertilah, cintanya hanya satu, yaitu untuk Angga Leonald. Bukan Abim atau pun Davit.

***

Angga sedang memegang kepalanya yang terasa sakit. Namun dia tidak boleh lemah, dia harus cepat sembuh. Dia tidak mau kehilangan Hana untuk yang kedua kalinya.

"Ma..." Suara Angga terdengar sangat parau. Bila yang mendengar suara anaknya yang sedang memanggil dirinya langsung menatap wajah Angga dengan tatapan lembut. Sedangkan Bagas pulang bersama Davit. Anak pertamanya itu terus memaki adiknya hingga membuat Bagas terpaksa menyeretnya pulang.

"Kenapa sayang?" Tanya Bila, panik. Angga meringis pelan, kepalanya benar-benar berdenyut sakit.

"Apa Hana benar-benar akan pergi dari kehidupanku? Apa kami akan bercerai?" Pertanyaan yang Angga lontarkan membuat Bila diam tanpa suara.

"Aku tidak tahu kapan rasa cinta ini datang. Tapi Ma, aku merasakan takut kehilangannya. Apa tidak ada kesempatan kedua untukku memperbaiki kesalahan ini?" Angga menatap wajah mamanya yang sedang berpaling. Ingin sekali dia berlari pergi menemui Hana, tapi.....

Angga merutuki kebodohannya dulu. Kenapa dia tidak bisa mengartikan perasaannya dengan cepat? Kenapa dia mengabaikan perasaannya yang seakan meronta menginginkan Hana? Kenapa egonya sangat tinggi? Kenapa dirinya harus balik mencintai Meli yang jelas-jelas sudah menghianatinya? Rasa sakit di kepalanya membuat dirinya lemah. Bagaimana dia bisa memperjuangkan Hana dan nenghampiri perempuan itu di rumahnya? Jika kepalanya terasa berat.

"Arggg...., bodoh, bodoh, bodoh!!" Angga menangis sambil memukul kepalanya yang terasa semakin sakit. Ini semua salahnya!! Dirinya memang sangat bodoh, dirinya telah mengabaikan cinta seorang perempuan yang tulus demi cinta seorang perempuan iblis.

"Apa ini yang dinamakan karma?" Angga menatap tepat di manik mata mamanya, Bila menggeleng pelen.

"Tidak sayang, ini semua sudah allah rencakan. Mungkin Hana bukan jodoh kamu, ikhlaskan dia sayang." Pinta Bila, sambil memeluk anaknya.

"Sampai mati pun tidak akan aku ikhlaskan dia bersanding dengan laki-laki lain. Apa yang sudah menjadi milik ku akan tetap menjadi milik ku. Aku tidak akan membiarkan siapa pun merebutnya dia dari hidupku." Angga menatap langit-langit ruangannya dengan sorot mata tajam.

"Hana masih hidup, apa yang harus aku ikhlaskan? Bahkan jika dia mati pun aku akan ikut bersamanya." Bila menatap anaknya tidak percaya.

"Apa maksud kamu?" Tanya Bila, dia melototkan matanya kearah Angga. Mati itu takdir, tidak ada yang bisa mencegahnya.

"Aku mau perjuangin cinta aku." Angga berkata tanpa ada keraguan. Dia benar-benar ingin memperbaiki kesalahannya.

"Dengan kamu melawan Abim?" Bila mendesah pelan, anaknya memang benar-benar keras kepala.

"Bahkan jendral pun akan aku lawan. Cinta mengalahkan segalanya, Ma." Angga tetaplah Angga, lelaki itu sangat ambisius dan juga memiliki pendirian teguh.

"Walau tanpa restu orang tua?" Angga menatap mamanya malas. Secara tidak langsung mamanya sudah mematahkan semangat dan tingkat kepercayaan dirinya untuk mendapatkan hati Hana kembali.

"Bahkan gunung semeru pun akan aku taklukan, apalagi orang tua Hana. Aku tidak akan menyerah untuk mendapatkan hati Hana kembali. Walau harus menghadapi kedua orang tua dan kakaknya." Sumpah Angga.

Derita Cinta Pernikahan ( Complite)Where stories live. Discover now