39.sesak

1.8K 90 0
                                    

Bagas dan Najib berjalan lunglai menghampiri istrinya masing-masing. Mereka menunduk dalam, bagaimana mungkin mereka memberi tahu tentang keadaan Angga dan Davit yang sebebarnya, jika mereka melihat wajah sedih istrinya seperti ini.

Yakinlah, ini kedua kalinya Bagas berada disituasi sulit. Dulu saat Bila meninggalkan dirinya dan Angga tanpa kabar dan sekarang kedua putranya sedang berada diantara hidup dan mati.

Semesta terlalu senang bermain-main dengannya. Entah dosa apa yang dia perbuat dimasa lalu, hingga kedua anaknya menjadi seperti ini.

"Jika memang engkau ingin menghukumku, hukum saja aku. Tapi jangan kedua anakku, mereka tidak tahu apa-apa. Dosa apa yang aku perbuat dimasa lalu? Hingga kedua anakku yang menanggungnya." Sesak yang Bagas rasakan menjalar di seluruh tubuhnya. Dia menangis pilu, dia berlutut didepan istrinya.

"Bagaimana keadaan anak kita, Pa?" pertanyaan itu bagaikan tamparan keras untuknya. Sulit sekali dia membuka bibirnya, rasanya jantungnya berhenti berdetak saat ini.

Bagas memalingkan wajahnya ketika tatapannya bertemu dengan Bila. Setetes cairan bening kembali menetes membasahi pipinya.

"Mereka..." Bagas terdiam, Maryam menatap Najib seakan menuntut penjelasan dari suaminya. Najib menggeleng lemah, biarkan Bagas yang berbicara.

"Maaf Ma, andai papa menuruti perkataan mama tadi malam untuk langsung pulang, mungkin...." Bagas menyesal, semalam dia ikut membahas bisnis bersama teman-teman rekan kerjanya setelah selesai menghadiri pesta. Padahal Bila sudah merengek meminta pulang.

"Anak kita koma, mereka sedang berada diantara hidup dan mati." Tangis Bila semakin pecah dikala mendengar penuturan dari bibir Bagas. Ibu mana yang hatinya tidak hancur dikala mendengar keadaan mengenaskan kedua anaknya? Ibu mana yang tidak sedih dikala mendengar kabar buruk tentang keadaan kedua putranya? Hatinya hancur, air matanya tidak terbendung, dan jantungnya serasa berhenti berdetak.

"Anakku..." Bila mengintip kedua putranya dari balik jendela ruang UGD. Dirinya baru saja berkumpul dengan keluarga kecilnya, apa iya dirinya harus terpisah lagi?

"Yaallah, jangan pisahkan kami untuk yang kedua kalinya." Tubuh Bila merosot, dia menangis dengan sangat memilukan.

"Tidak bisakah engkau memberikan sedikit kebahagiaan untuk keluarga kecil kami?" Isak Bila, dia menekuk kedua kakinya sambil memeluk tubuhnya sendiri.

Maryam mendekap tubuh Bila, dia tahu betapa hancurnya Bila sekarang. Tidak ada seorang ibu yang akan baik-baik saja dikala melihat kedua anaknya sedang terbaring di rumah sakit dengan selang infus menancap di tangan anaknya.

"Aku tahu dosaku itu banyak. Aku meninggalkan Angga, aku tidak memberinya asi dan kasih sayang. Tapi kenapa allah menghukum anakku seperti ini? Kenapa allah tidak menghukumku saja? Aku menyayangi mereka, apa iya aku harus kehilangan mereka kembali? Setelah belasan tahun kita berbisah, sekarang apa kita harus berpisah lagi?" Maryam menggeleng lemah, Bila tidak sepantasnya menyalahkan alkah atas apa yang menimpa Angga dan Davit.

"Ingatlah Bil, allah tidak akan memberi cobaan dibawah kemampuan umatnya." Maryam mengusap sisa-sisa air mata Bila.

Abim tertegun ketika mendengar percakapan dari kedua orang tua Hana dan Angga. Apa benar Angga dan Davit koma?

Abim berjalan menghampiri Najib yang sedang menenangkan Bagas.

"Assalammualaikum Abi, Om." Sapa Abim sambil mencium punggung tangan Bagas dan Najib.

"Waalaikumsalam." Balas Najib, sedangkan Bagas hanya diam dengan kepala menunduk.

"Apa benar Davit dan Angga koma?" Tanya Abim, iba. Najib menggangguk lemah.

Derita Cinta Pernikahan ( Complite)Where stories live. Discover now