1.Pertemuan

3.6K 193 2
                                    

Hana keluar dari kamarnya dengan langkah tergesa-gesa. Bahkan sepatu putihnya masih dia pegang, belum dia pakai. Hari ini Hana terlihat sangat cantik dengan gamis berwarna abu-abu serta jilbab yang senada dengan gamisnya.

"Abi, Umi, kak Fathur mana?" tanya Hana, sembari berdiri di hadapan kedua orang tuanya. Hari ini dia telat bangun, hingga mengakibatkan dirinya kesiangan.

"Tenang dulu nak, mari duduk. Kakak kamu sedang keluar sebentar, dia sedang membelikan mobilnya bensin." jawab Najib, Abi dari Hana dan Fathur.

Hana melihat arloji yang melingkar di pergelangan tangan kirinya dengan perasaan resah. Bagaimana jika dia telat pergi ke kampus? Lalu dosennya itu menghukum dirinya.

"Ayolah nak, dengerin kata Abimu itu. Duduk dulu, mari kita sarapan bersama." bujuk Maryam, Umi Hana dan Fathur.

Hana mengangguk lemah, percuma membantah Abi dan Uminya, dia tidak akan menang melawan kedua orang tuanya.

"Bagaimana kuliahmu, Han?" tanya Najib, kepada Hana. Sebagai seorang ayah, Najib ingin tahu perkembangan pendidikan anaknya.

"Baik, Bi. Sekarang Hana lagi disibukkan dengan membuat skripsi. Sebentar lagi Hana kan naik S1." Hana menjawab pertanyaan Abinya sambil memakan roti bakar buatan Uminya.

Sarapan pagi bersama adalah rutinitas keluarga Hana. Sesibuk apapun kedua orang tuanya, mereka akan tetap mementingkan keluarga di banding pekerjaan. Karena mereka sama sekali tidak tergila-gila oleh harta seperti pengusaha-pengusaha pada umumnya.

Tit.., tit...

Suara klakson mobil terdengar di telinga Hana. Hal itu membuat Hana yang tadinya sedang mengunyah roti, langsung menelannya cepat. Hana menarik kedua tangan orang tuanya untuk dia cium.

"Hana berangkat dulu Umi, Abi. Assalammualaikum." Seru Hana, dia berlari keluar rumah dengan langkah terburu-buru.

"Waalaikumsalam." balas Maryam dan Najib sambil menggelengkan kepala mereka.

***

"Assalammualaikum kakak, hati-hati di jalan." Seru Hana, sambil mencium telapak tangan kakaknya. Fathur membalas salam adiknya dengan dengusan. Adiknya itu sungguh menyebalkan. Hana menarik paksa dirinya untuk mengantarnya ke kampus. Tanpa mengijinkan dia berganti baju terlebih dahulu. Katanya...

'Tidak apa kakak berpenampilan seperti itu, kalaupun memang ada perempuan yang suka sama kakak, dia akan mencintai kakak dengan tulus. Tentunya tidak perduli dengan penampilan kakak yang seperti apa.'

"Tidak menjawab salam dosa loh, Kak." Lanjut Hana, sembari mengingatkan kakaknya. Fathur memutar kedua bola matanya dengan malas. Selalu seperti itu.

"Waalaikumsalam adik kakak tersayang, belajar yang pintar. Kakak pulang dulu." Balas Fathur sambil tersenyum paksa kearah adiknya.

Selepas berkata seperti itu, Fathur melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Dia meninggalkan area kampus, tempat adiknya menuntut ilmu.

Hana terkikik geli. Dokter muda yang sekaligus menjadi kakaknya itu memang terlihat sangat lucu di matanya.

Hana bergegas masuk kedalam kampus. Dia yakin dosennya sebentar lagi akan masuk kedalam kelas. Dia tidak mau di hukum karena telat. Karena dia sedang terburu-buru, dia sampai tidak melihat ada orang yang berdiri di depannya. Hingga.....

Derita Cinta Pernikahan ( Complite)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu