23.penantian sia-sia

2.1K 149 1
                                    

Hana mengayuhkan kakinya masuk kedalam ruangan kakaknya. Tapi sebelum masuk kedalam ruangan kakaknya, sayup-sayup Hana mendengar obrolan kakaknya dan seorang laki-laki.

"Aku janji akan menjaga Hana nanti, mencintainya, dan tidak akan membuat air matanya terjatuh. Kecuali air mata bahagia." Hana mendengar namanya disebut oleh lelaki itu.

"Tapi dia belum bercerai dengan Angga." Kakaknya terlihat sangat ragu untuk berkata seperti itu, Hana menggigit ujung kukunya, jantungnya berdetak kencang, dia takut kakaknya melihat dia mengintip di celah pintu yang terbuka.

"Apa yang kamu harapkan dari adik iparmu itu? Dia sudah melepas Hana begitu saja. Apa dia datang kerumahmu? Berbicara baik-baik dengan orang tuamu? Memberi alasan kenapa dia memulangkan adikmu? Tidak Thur, dia melepas tanggung jawabnya begitu saja." Lelaki itu memojokkan Angga, dia membuat Hana muak mendengarnya.

"Mas Abim terlalu pintar menilai orang lain, tapi tidak bisa menilai diri Mas sendiri." Hana masuk kedalam ruangan kakaknya. Perempuan yang sedang memakai gamis berwarna orange itu menatap tajam wajah lelaki di depannya.

"Maksud kamu, dek?" Fathur berdiri, dia menghampiri adiknya yang sepertinya sedang emosi.

"Dulu Mas Abim pernah berjanji mau Taarufan sama aku. Tapi apa? Dia pergi ninggalin aku kak. Dia pergi tanpa pamit dan sekarang dia datang lalu berkata bahwa Mas Angga lepas tanggung jawab sama aku. Apa kabar janji dia dulu? Aku menunggu dia bertahun-tahun, tapi apa yang aku dapat? Mengertilah Mas Abim, semua orang mempunyai alasan untuk meninggalkan. Bedanya ada orang yang berani menyampaikan, ada yang hanya diam, dan ada yang memilih menyembunyikan segalanya. Lelaki hampir semua sama, hanya menjadikan perempuan sebagai pemuas nafsu." Hana berkata sambil mengusap air matanya. Angga tidak cinta kepadanya, dirinya di nikahi lelaki itu hanya untuk memuaskan nafsunya. Angga hanya mencintai Meli, dia tidak mau merusak masa depan Meli, tapi dia merusak masa depannya.

Hana ingat betul, dua kali bercinta dengan Angga itu di bawah sadar suaminya. Hati perempuan mana yang tidak sakit? Ketika suaminya sendiri lebih memilih menjaga perasaan perempuan lain dari pada dirinya yang notebenya adalah istri SAH dari suaminyanya itu sendiri. Hana tersenyum getir, Angga terlihat biasa-biasa saja ketika ketahuan selingkuh. Saat dirinya berlari pergi dalam keadaan menangis, Angga hanya diam bersama perempuan simpanannya.

"Apa yang di katakan adikku benar, Bim?" Rahang Fathur mengeras. Bukan hanya Angga yang menyakiti hati adiknya, tapi juga Abim, Sahabatnya sendiri.

"Orang tuaku meninggal, aku..."

"Seenggaknya kamu beri kepastian kepada adikku." Potong Fathur dengan rahut wajah marah. Kakak mana yang rela adiknya menunggu lelaki yang tidak pasti? Seorang kakak tidak akan rela bila status adiknya di gantung.

"Sudahlah, aku sudah memaafkan Mas Abim dan Mas Angga. Aku kesini cuma mau bilang sama kakak, kalau tadi Kak Metta nemuin aku, katanya heandpon kakak tidak bisa di hubungi." Ucap Hana, sambil menatap wajah Fathur dan Abim bergantian.

"Makasih Han, Apa bisa kita memulai semuanya dari awal? Aku tidak memperdulikan statusmu atau pun masalalumu. Aku ingin kita bersama-sama kembali." Ungkap Abim, yang di balas senyuman hangat oleh Hana.

"Maaf Mas Abim, statusku masih menjadi istri syah dari seorang Angga Leonald." Tolak Hana, halus.

"Apa yang kamu harapkan dari dia? Dia sudah membuangmu, Han." geram Abim.

"Seenggaknya dia tidak memberiku harapan palsu." Perkataan Hana mampu membuat Abim bungkam.

"Aku permisi." Pamit Hana, sambil tersenyum kepada Abim dan Fathur.

***

Hana sedang duduk di teras rumahnya. Umi dan abinya sedang menonton televisi di ruang keluarga. Hana merenungi setiap hal yang terjadi di kehidupannya. Tentang Abim yang dulu berjanji untuk taaruf dengannya dan akhirnya pergi. Tentang Angga yang merusak masa depannya dan tentang Angga yang tiba-tiba menikahinya dan menggantung hubungannya.

Derita Cinta Pernikahan ( Complite)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن