"tentang sabar dan penantian, aku percaya hari indah itu akan tiba."
"Will you be my girlfriend Sagit?"
Antara bingung, kaget dan tidak terduga, semuanya bercampur aduk dan membuat Sagit butuh waktu untuk mencerna semuanya. Sigit terlalu banyak kejutan untuknya. Dia selalu tak terduga. Dan dia selalu membingungkan. Sigit Weggin, cowo ini tak pernah bisa ditebak. Kadang ia cuek, tapi tiba-tiba berubah menjadi lebih peka dan perhatian. Hal itu benar-benar membuat Sagit terkadang bingung dengan apa yang dilakukan cowo ini. Seperti sekarang, dia tiba-tiba menembaknya? Serius? Ya memang ini yang Sagit mau, bahkan ia sudah menunggu lama untuk mendengar Sigit jujur dengan perasaannya, tapi ini jelas terlalu mendadak, Sagit benar-benar belum siap mendengar ini. Dan sekarang ia bingung harus menjawab apa.
Jika ia langsung menjawab iya. Bukannya itu terlalu mudah? Tapi, kapan lagi Sigit kayak gini kan?
Arrgh
Sagit benar-benar bingung harus menjawab apa? Ia masih menatap Sigit dengan bingung dan Sigit benar-benar sedang menunggu jawabannya.
"Git, Lo..." Sagit menggantung ucapannya karena masih memikirkan kata-kata yang pas untuk diucapkannya.
"Kapanpun Lo mau jawab, gue pasti nunggu kok Git. Gue tahu ini pasti terlalu mendadak buat Lo. Tapi gue benar-benar serius dengan perkataan gue. Gue sayang Lo sejak lama Git."
Benar. Sigit sayang Sagit, begitupun sebaliknya. Jadi kenapa Sagit harus banyak berpikir tentang bagaimana cara ia menjawab pertanyaan Sigit. Sementara Sigit saja sudah yakin dengan perasaannya, apa ia akan membuat Sigit menunggu sekarang? Tidak, ia juga harus mengatakan nya sekarang.
"Git, jujur aja. Kadang gue ngerasa aneh sama sikap Lo. Tiba-tiba Lo baik, terus cuek lagi kayak biasanya, kadang Lo juga perhatian. Sikap Lo itu kadang bikin gue mikir, sebenarnya maksud perlakuan Lo itu apa? Sikap Lo yang kayak gitu bikin gue bingung Git, tapi anehnya gue gak bisa jauhin Lo, berat banget gitu jauhin Lo tuh."
Sigit masih menunggu ucapan Sagit selanjutnya. Jujur saja ia pun ngerasa bersalah dengan sikap dirinya yang terlihat oleh Sigit seperti itu, dan ia tak pernah merasa seperti itu.
"Sorry Git udah bikin Lo berpikir gitu, tapi jujur, gue gak ada maksud apa-apa tentang itu." Perlahan Sigit meraih kedua tangan Sagit, digenggam nya tangan itu kemudian dia bilang, "Git, denger. Gue sayang sama Lo, sayang banget. Gue tahu Lo pasti udah nunggu lama, dan gue bakal Nerima apapun jawaban Lo. Jadi?"
"Jadi...?" Sigit masih menunggu jawabannya. Sungguh, ia benar-benar takut jika ia sekarang sudah sangat terlambat dan Sagit malah menolaknya.
"Jadian."
"Hah?" Ah... Sagit terlalu cepat menjawab, ia butuh proses untuk mencerna dari jawaban nya. Tapi ia masih menunggu Sagit untuk menjelaskan dari jawaban tidak jelasnya itu.
"Gue juga sama Lo Git. Sejak lama."
"Jadi, Lo nerima gue?" Tanyanya meyakinkan.
"Iya, gue mau jadi pacar Lo. Benedict Sigit Weggin."
Tanpa kata, Sigit langsung memeluk Sagit, erat. Begitu erat. Sigit bahkan tak mempedulikan dimana ia berada sekarang. Yang terpenting hanyalah rasa rindu, perasaan yang terpendam cukup lama bisa ia ungkapkan dan mendapatkan respon yang tak pernah ia duga.
Ia sangat pesimis karena mengira cewe seperti Sagit gak akan mau menunggu cewe berengsek sepertinya. Namun ia salah, justru Sagit benar-benar sedang menunggunya, dan ia telah membuat Sagit menunggu Sangat lama.
"Aku merindukanmu, Sagit."
"Aku juga..."
"Maaf sudah menunggu lama..."
"Aku senang menunggumu."
Jika survey tentang bahagia benar-benar ada, maka ia akan berada di peringkat pertama orang paling bahagia hari ini.
Mendapatkan Sagit adalah hal yang tak pernah ia duga.
Kenapa?
Karena ia menunjukkan sifat berengsek nya pada Sagit.
Ia meninggal kan pacar lamanya demi Sagit.
Tapi Sagit dengan sabar tetap menunggu meski ia tahu bagaimana sifatnya.
Sagit, aku tahu kenapa tuhan mempertemukan aku dengan mu. Karena Tuhan ingin menunjukkan padaku betapa tulusnya kamu, betapa sabarnya kamu, dan betapa aku menyayangimu...
I Love you, Vanillia Sagit Libby.
Aku akan berjanji dalam hatiku, aku takkan melakukan kesalahan yang sama untuk yang kedua kalinya.
Biarkan itu jadi masa lalu, dan akan ku jadikan pelajaran untukku agar aku tidak menyia-nyiakan kamu untuk sekarang dan masa depan nanti.
-Sigit
"Tentang rasa sabar dan penantian, aku percaya hari indah itu akan tiba."
End
***
YOU ARE READING
Sagit & Sigit
Fanfiction"mabar lagi kuy!" "gak ah, tar nyusahin lagi." "gak papa beb, slow." "hah?" " :-* " "tanda apaan tuh?" "tanda sayang :-* " ------------------------------------------------------ "anjay... Digombalin gamers rese!" - Vannilia Sagit Libby. "cie... Bap...
