"Agit, I miss you."
***
"Kamu ngapain bawa aku kesini?" panik? Tentu saja, sikap Datta hari ini benar-benar aneh. Dia selalu membawanya ke tempat yang tak biasa, dan sekarang pun ia malah dibawa ke apartemennya. Sebenarnya apa yang sedang dia rencanakan?
"aku punya satu permintaan terakhir. Kamu bisa mewujudkannya kan?" Sagit hanya memicingkan matanya, agar lebih cepat ia menyetujui permintaannya. Permintaan terakhir, itu artinya hubungannya dan Datta akan berakhir?
"ayo ikut aku." Sagit mengikuti perintahnya, seperti biasa. Namun ketika tahu ia akan kemana, Sagit sedikit ragu. Datta membawanya ke kamar pribadinya.
"ayo masuk!" sebenarnya ia sangat ragu untuk masuk ke kamar tersebut, tapi rasa penasarannya memberanikannya dan percaya Datta adalah cowo baik. Dengan perasaan tak karuan, Sagit masuk dan berharap permintaan Datta tidak seperti yang ada dalam pikirannya.
"kita ngapain disini? Mending kita--" Sagit memcoba mencairkan suasana, karena sejak tadi Datta hanya diam dan tampak seperti sedang memikirkan sesuatu.
"sst.. Jangan khawatir, aku cuma mau selfie disini sama kamu aja."
Sekali lagi, Datta benar-benar aneh. Dari sekian banyak tempat, kenapa harus kamar? Apa yang sedang dipikirkannya?
"kamu kenapa sih? Kok aneh? Ngapain selfie dikamar coba?"
"untuk pembuktian." jawabnya santai. Ketika Sagit akan bertanya kembali, Datta segera menyela. "gak usah banyak tanya, ayo kita selfie."
Satu gambar telah diambil!
"selesai!"
"udah?" Sagit bingung, ia pikir Datta akan mengambil banyak gambar, ternyata hanya sekali?
"iya, udah. Makasih buat hari ini, Agit." Sagit hanya menatapnya datar. Ia sama sekali butuh penjelasan atas sikapnya ini. Ia tidak mengerti dengan perubahan sikap Datta yang awalnya terkesan memaksa, sekarang justru malah terlihat pasrah.
"kamu kenapa sih? Aku gak ngerti sama sikap kamu hari ini. Aneh!"
"ayo kita putus!" lirihnya. Berat rasanya melepas Sigit, tapi harus. Ia gak mau jadi penghalang kebahagiaannya. Karena sayang, berarti ikhlas melepaskan. Dan hari ini ia ikhlas melepas Sagit.
Sagit menatap Datta lekat, ada apa dengannya? Bukankah dia bilang ia harus menjadi kekasihnya? Tapi sekarang justru dia akan melepasnya? Semudah itu?
"maaf, gue ngelakuin ini terpaksa, karena Litta. Maaf." jadi ini alasannya? Ia sudah mengerti, rasanya tidak mungkin Datta menjadi cowo pemaksa seperti itu, ia tahu Datta dan benar saja, dia adalah cowo yang baik.
"dan foto kita, itu juga sengaja, Litta yang nyuruh, untuk menunjukan pada Sigit jika saja dia berulah. Dan ternyata memang benar, Sigit tetap bertahan pada pendiriannya. Dan sekarang Litta ada dibasecamp sama Sigit, pasti foto itu sudah Litta tunjukan pada Sigit, agar Sigit berpikir macam-macam tentang kita."
"jadi..."
"iya, lo temuin Sigit sekarang!" katanya.
"tapi lo gak papa kan?" Datta tersenyum, dan meyakinkan Sagit bahwa ia akan baik-baik saja.
"
YOU ARE READING
Sagit & Sigit
Fanfiction"mabar lagi kuy!" "gak ah, tar nyusahin lagi." "gak papa beb, slow." "hah?" " :-* " "tanda apaan tuh?" "tanda sayang :-* " ------------------------------------------------------ "anjay... Digombalin gamers rese!" - Vannilia Sagit Libby. "cie... Bap...
