"ketika game menjadi alasannya lagi untuk mengalihkan perhatian."
***
Hari ini Sagit banyak menghabiskan waktu bersama temannya, Eka. Teman yang yang telah membawanya masuk dalam dunia dimana Sagit berhasil move on dari Datta, namun membuatnya jadi jatuh cinta pada Sigit. Player ML yang membuatnya jatuh cinta hanya karena sebuah panggilan sayang, "babe". Selain itu, juga perhatian yang selalu dilontarkan Sigit kepadanya, membuatnya tak bisa mengelak lagi kalau dia telah jatuh cinta pada seorang Sigit Weggin. Semuanya harus ia kubur semenjak kabar yang membuat hatinya terasa disayat, sakit. Dia sakit ketika mengetahui kabar kalau Sigit justru telah mempunyai pacar, hatinya semakin perih saja ketika dengan watadosnya justru membalikkan fakta seolah dirinyalah yang salah, dia yang datang ke kehidupan Sigit dan membuat ia harus berurusan dengan cewek yang biasa Sagit sebut, cewek Direct Massage.
Double kill
Triple kill
Maniac
"nafsu amat Bu." celetuk Eka yang membuat Sagit melirik sinis ke arahnya. "matanya biasa aja kali." lanjutnya.
"ck... Lagi mood main nih."
"iyalah yang lagi galau."
"apaan sih, gak galau." elaknya, namun dalam hatinya membenarkan ucapan sahabatnya itu.
"ngelak aja terus, sampe Sigit block WA lo."
"jangan dong!" protesnya, cukup sosmed lain unfriend semua, WA jangan.
"dih... Ketauan masih mikirin dia, katanya mau move on. Halah, tai, ngomong doang lo." temannya yang satu ini emang suka bener kalau ngomong, tahu saja apa yang sedang dia rasakan, tapi paling bisa menghibur dan mengalihkannya, seperti sekarang mengajaknya main ke cafe, dan wifi-an biar bisa main game gratis. Dihari libur gini bukannya ngajak doi makan, tapi temannya itu malah mengajaknya. Biasa, LDR (long distance relationship) kan gitu, libur juga tetap gak bisa ketemuan, kasian.
PIHAK LAWAN MENGAKUI KEKALAHAN
Victory!
"udah dulu ah, makan dulu gue." katanya lalu menyantap makanan yang sudah hangat karena sejak tadi ia hanya fokus bermain game.
"Git."
"hm."
"lo liat deh pasangan yang diujung sana, yang deket jendela." kata Eka menunjuk dengan kepalanya, Sagit mengikuti arah yang ditunjuknya dan seketika matanya membulat dengan sempurna tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Bukannya itu...Cewek Direct massage? Jadi mereka beneran putus?
"lo kapan mau gi-- anjir, mukanya biasa aja kali, lo kayak liat apaan aja dah." tadinya Eka ingin meledeknya, tapi ia terlanjur terkejut dengan ekspresi yang ditunjukkan Sagit, seolah ia kenal dengan orang itu.
"kita ke toko buku yuk, gue mau beli novel." ajak Sagit lalu menarik Eka keluar dari cafe tersebut tanpa menunggu persetujuannya, namun malangnya ia harus melewati meja yang ditempati Litta, untung saja Litta membelakanginya, jadi tidak akan tahu.
Bruk!
Sagit meringis memegang pundak kirinya karena bertabrakan dengan cewe yang sedang ia hindari, tampak cewek itu membelalakan matanya terkejut ketika mendapati Sagit berada didepannya, ia kemudian melirik cowo yang duduk bersamanya, kemudian kembali menatap Sagit.
"kamu gak papa kan sayang?" suara cowok itu membuat mereka menoleh, kemudian ia menghampiri Litta yang juga meringis memegang pundak kanannya. "mana yang sakit?" ujarnya perhatian, dugaannya tak salah, berarti Sigit putus dengan cewek ini karena dirinya, ia harus mulai mejauhinya lagi sebelum ia benar-benar disalahkan lagi nanti.
"Git, ayo." ajak Eka yang berhasil membuyarkan lamunannya kemudian pergi dari tempat itu, sedangkan Litta masih menatap Sagit, rautnya terlihat khawatir.
"gawat! Jika cewek Instagram itu bilang ke Sigit bisa berabe urusannya."
***
Tbc
YOU ARE READING
Sagit & Sigit
Fanfiction"mabar lagi kuy!" "gak ah, tar nyusahin lagi." "gak papa beb, slow." "hah?" " :-* " "tanda apaan tuh?" "tanda sayang :-* " ------------------------------------------------------ "anjay... Digombalin gamers rese!" - Vannilia Sagit Libby. "cie... Bap...
