"jika memang iya, lalu apa maksud dari perhatianmu? Omong kosong belaka?"
Mulmed : Vannilia Sagit Libby
Hari ini, seperti biasa Sigit datang terlambat lagi ke sekolah. Dan seperti biasany juga ia akan mengendap-endap ketika ia harus melewati ruang kepala sekolah dan juga ruang guru, karena jika ia ketahuan, maka sudah dipastikan ceramah dari berbagai pihak akan dilontarkan kepadanya.
Ia menghela nafas lega ketika ia berhasil melewati ruang tersebut dan segera berlari menuju kelasnya. Ketika ia sampai pada ambang pintu, dengan ragu ia memegang knop pintu dan menengadahkan kepalanya ke ruang kelasnya untuk melihat apakah guru yang mengajar dipelajaran pertamanya sudah masuk. Pandangannya terhenti pada meja guru dan ia pun bernafas lega ketika bangku guru itu kosong. Namun ketika ia akan melangkahkan kakinya ke kelas, tiba-tiba seseorang memegang pundaknya yang membuat ia terpaku ditempat.
Yah... Ketahuan deh
Dengan muka memelas dan ketegangan yang masih menyelimutinya, ia memutar tubuhnya sehingga menghadap orang yang memegang pundaknya.
"maaf, saya terlambat lagi. Semalem saya marathon main ML (Mobile Legends) yah ibu juga mengertilah." ucapnya tanpa melihat orang dihadapannya. Namun beberapa detik kemudian terdengar suara orang tertawa yang membuat Sigit mengerutkan keningnya kemudian ia menegakkan kepalanya melihat siapa yang menertawainya.
"Lita!" pekiknya. Sigit kesal ketika ia tahu siapa yang menertawainya. Sigit memandang datar cewe bertubuh tinggi, -namun masih lebih tinggi dirinya- dengan rambut lurus sepunggung, tengah memegang perutnya dan tawanya masih tak bisa berhenti.
"ya ampun Igit..." ucapnya masih disela tawanya. "oh semalem kamu main ML ya, pantesan chat aku gak di read." lanjutnya lagi setelah berhenti tertawa.
"puas?"
"banget. Ah sumpah deh, kamu lucu banget."
"kamu ngapain disini, bolos ya?" tuduh Sigit yang membuat Lita menatap tajam ke arahnya tanda ia tak terima. Sejak kapan ia bolos?
"enak aja, nih, ada tugas." katanya seraya menyerahkan kertas satu lembar pada Sigit.
"oh... Bu Devi gak masuk?" tanya Sigit.
"iya, ijin katanya."
"oh iya, makasih." Sigit kemudian masuk ke kelasnya, baru saja ia akan menutup pintu, Lita segera menahannya.
"kenapa?" tanya Sigit.
"hari ini jalan yu, udah lama kan kita gak jalan."
"maaf ya, aku ada rapat nanti sama anak basket, ada pertandingan lagi." jawabnya kemudian menutup pintu kelasnya, sedangkan Lita kini menghentakkan kakinya, kesal dengan pacarnya yang selalu sibuk dengan kegiatan sekolahnya.
***
Sigitweggin, baru diInstagram. (follow)
Sagit membuka notifikasi pada aplikasi Instagram-nya. Ternyata Sigit punya Instagram, pikirnya. Setelah ia buka, ternyata memang iya, isinya bukan tentang foto-fotonya, melainkan video atau hasil screen tentang Mobile Legends.
Sagit meng'klik follow, tidak salah kan mem-follow rekan mainnya?
Direct Massage
Sagit : follow back, Git.
Sigit : udah, Git.
Sagit : oh iya Git.
Sagit menyimpan kembali ponselnya diatas meja ketika mendengar suara bel pergantian pelajaran berbunyi, juga teman-temannya yang sudah duduk dibangku masing-masing bersiap menerima pelajaran selanjutnya. Hari ini ada pelajaran Bahasa Indonesia dengan guru super mengerikan, mengerikan bukan karena gurunya killer, tapi karena hukumannya yang mengerikan.
Terlambat masuk kelas, jerawat kalian habis!
Ya, itulah yang ditakutkan Sagit bersama teman-temannya. Karena guru pelajaran Bahasa Indonesia itu selalu menerapkan hukuman dengan ancaman jerawat. Bisa dibayangin gimana jadinya jerawat yang kalian jaga harus kena pites karena terlambat masuk kelas?
"1, 2, 3, 4 maju ke depan!" ucap Pak Budi, guru mata pelajaran Bahasa Indonesia sambil menunjuk 4 siswa yang ketahuan masuk terlambat.
"haduh... Mati gue, jerawat gue abis nih." keluh salah satu siswa yang kena hukuman tersebut.
"makin banyak aja nih jerawat gue." keluh siswa yang lainnya.
Satu persatu mendapat hukuman, dan siswa yang lainnya hanya bisa meringis melihat Pak Budi memites jerawat teman mereka yang masuk terlambat.
"oke, kita mulai. Buka halaman 145."
Bel waktu istirahat berbunyi...
Sagit memasukan semua alat tulisnya ke tas dan bersiap untuk ke kantin. Namun sebelum itu, ia mengecek ponselnya terlebih dahulu ketika ada notifikasi Instagram
Direct Massage
Sigit : lu siapa ya?
Sagit mengerutkan keningnya ketika mendapati pesan tersebut. Ini benar akun Instagram nya Sigit, tapi kenapa ia bertanya?
Sigit : lu deket sama Igit'nya gue?
Igit'nya gue?
***
Tbc
YOU ARE READING
Sagit & Sigit
Fanfiction"mabar lagi kuy!" "gak ah, tar nyusahin lagi." "gak papa beb, slow." "hah?" " :-* " "tanda apaan tuh?" "tanda sayang :-* " ------------------------------------------------------ "anjay... Digombalin gamers rese!" - Vannilia Sagit Libby. "cie... Bap...
