"jangan ragu, jujur saja. Karena aku juga mulai nyaman bersamamu."
Mulmed : Benedith Sigit Weggin
Sagit... Lo dimana?
Git
Uyy
Lo pergi kok gak bilang?
Git...
Bales dong
Sagit terus mengumpat kala spam Sean mengganggu konsentrasi bermainnya. Apakah dia tidak tahu kalau dirinya sedang berada antara hidup dan mati? Untuk kesekian kalinya Sagit dikatai noob karena sejak tadi ia hanya membebani team-nya saja. Bertambah notif chat yang terus masuk membuat Sagit benar-benar frustasi. Kini ia pasrah, karena semua turret kini telah habis dan sudah dipastikan ia pasti kalah.
Defeat!
Uh... Kata yang paling malas ia dengar, kini memenuhi pendengarannya. Kalah? Ya, Sagit kalah lagi, dan kalian tahu kini Sagit makin frustasi dibuatnya. Kenapa? Ia turun Divisi yang awalnya epic v kini turun menjadi grandmaster I. Dan itu adalah hal yang paling ia benci. Karena mengingat susahnya untuk meraih divisi itu, terlebih dirinya solo player turun divisi dengan cara mengenaskan seperti itu membuat dirinya patah hati. Tadinya ia log in Mobile Legends itu untuk menenangkan hatinya Karena bertemu dengan Datta secara mendadak seperti itu, tapi bukannya ia tenang malah makin frustasi karena kalah dan terus menerus dikatai noob dengan partner teamnya.
"harusnya gue pushrank sama Sigit."
Sean : Sagitttt... Read kali!
"gara-gara Sean nih, gue jadi defeat mulu."
Sagit : bawel! Gue abis pushrank.
Sean : pasti kalah.
Sagit : ngeselin.
Sean : wkwk. Lo dimana???
Sagit : mau pulang sekarang? Gue tunggu didepan ya.
Sagit memasukan kembali ponselnya ke dalam tasnya dan ia berjalan ke tempat ia akan bertemu Sean. Setelah sampai ditempat, ia menemukan Sean sedang menunggunya.
"Sagit... Lo kemana aja sih?" kata Sean geram karena sedari tadi ia sudah mengelilingi rumah sakit dan ia tak menemukan Sagit dimanapun.
"gue ditaman belakang tadi." jawabnya santai. "lo udah minta maaf?" tanyanya.
"iya, udah. Sekarang kita temenan."
"kita?" Sagit megerutkan keningnya ketika Sean mengatakan kata "kita". Apakah itu artinya dirinya, Sean, dan Datta menjadi teman? Oh, sepertinya Sean sedang keliru, maksudnya dirinya dan Datta mungkin, tapi tidak dengannya.
"iya, kita. Gue, lo dan Datta." jawabnya. Ternyata dugaannya benar, dirinya terlibat dalam pertemanan juga. Entahlah, berteman dengan Datta sekarang, ia perlu waktu buat mikir lagi.
"hm... Ayo pulang." ajak Sagit.
***
Sagit : thanks Git.
Sigit : slow sama gue mah.
Sagit : lo lebih keren pake tigreal deh git.
Sigit : masa?
Sagit : beneran, deh. Keren tau.
Sigit : kerenan mana sama yang aslinya?
Sagit : keren... Lagi main pake tigreal.
Sigit : kalau mau bilang gue keren, bilang aja.
Sigit mulai menggoda Sagit. Ia terkekeh geli ketika melihat setiap jawabannya, entah kenapa, tiba-tiba saja ia jadi nyaman bersamanya.
Sagit : iya'in aja, biar lo seneng. Wkwk
Sigit : wkwk lagi ngapain?
Sagit : tiduran, lo?
Sigit : sama. Tidur bareng babe :-*
"ini Sigit ambigu banget ngomongnya." - Sagit.
Sagit : mana bisa?
Sigit : bisa, tapi nanti.
Sagit : kapan?
Sigit : gak tahu. Wkwk
Tadinya Sagit mengharapkan Sigit menjawab "kalau kita jodoh?" tapi ternyata, gak tahu. Kadang chatting bareng Sigit tuh seru, tapi yang gak suka ujungnya pasti gini.
Sigit : gue mau main lagi. Lo tidur ya, night babe :-*
Sagit tersenyum melihat pesan terakhir Sigit. "Kalau gini mah gue semangat tidurnya." gumamnya. Kadang ia berpikir, Sigit tuh kenapa? Kadang dia perhatian, kadang manggilnya babe, tak jarang Sagit juga terbawa perasaannya dan menginginkan yang lebih padanya, Kadang juga ia ingin bertanya, ia dianggap apa olehnya? Ia takut kesalahpahaman dahulu terulang lagi karena dirinya yang salah menyangka atas sikap yang dilakukan padanya.
Ah... Entahlah, kini Sagit tak ingin memikirkannya dulu. Ia hanya ingin tidur, karena besok ia harus berangkat ke sekolah lebih awal dan jadi anak rajin yang mengikuti upacara bendera.
Jam menunjukan pukul 11.45, siapa bilang Sagit akan tidur setelah ia mendapat pesan semanis itu dari Sigit? Justru, ia malah susah tidur dan terus terbayang dengan itu. Jika saja rumahnya dan Sigit dekat, mungkin sekarang ia akan pergi dan melihat apakah cowo itu sudah tidur atau masih asik bermain game?
Benedith Sigit Weggin. Cowo berperawakan tinggi dengan wajahnya yang tampan, membuat Sagit berpaling begitu saja dari Datta. Kadang ia ingin berterima kasih padanya, tapi ia juga tak mungkin berbicara seperti itu, nanti Sigit akan salah paham dan menganggap kalau dirinya dijadikan pelampiasan saja olehnya.
Drrt...
Sean : tidur, besok upacara.
Sean : gue jemput ya.
"arrgh... Sigit, gue kangen, pengen ketemu. Gak bisa tidur nih gue."
"chat? Jangan?" Sagit sedang menimbang-nimbang, pengen ngechat sekali lagi, tapi takut dapat gombalan yang bikin dia malah jadi makin susah tidur.
Sigit's video call...
"jawab, jangan?"
***
Tbc
YOU ARE READING
Sagit & Sigit
Fanfiction"mabar lagi kuy!" "gak ah, tar nyusahin lagi." "gak papa beb, slow." "hah?" " :-* " "tanda apaan tuh?" "tanda sayang :-* " ------------------------------------------------------ "anjay... Digombalin gamers rese!" - Vannilia Sagit Libby. "cie... Bap...
