Part 1

151 13 2
                                        

"hati cewe itu sensitif, makanya kalian (cowo) jangan sekali-sekali ngasih harapan kalau akhirnya akan pergi juga."


"bangsat, gue telat!" umpatnya, ia langsung lari ke kamar mandi dan siap-siap berangkat sekolah.

"oke, perfect!" katanya memandang cermin. "oke Sigit, lo ada waktu 10 menit lagi sampe bel masuk, sekarang gimana caranya lo bisa nyampe sekolah dalam..." ia memberikan jeda dan melirik jam tangannya.

"8 MENIT LAGI???" tanpa ba bi bu lagi, ia langsung melesat pergi dengan motor kebanggannya.

.
.
.

"uhh... Hampir aja gue telat." nafasnya berderu, ia ngos-ngosan karena berlari dari parkiran menuju kelasnya, mengingat jam pelajaran pertama adalah Pak Edo, guru killer kebanggaan sekolah. Maka dengan senang hati ia rela lari-larian sampe keringetan, daripada harus dapet hukuman dari guru tersebut.

"semuanya perhatian!" ucap ketua kelas 12 IPA 3, Ben Kingsly. Namun sebelum ia melanjutkan kata-katanya, ia sempat melirik Sigit yang keringatan akibat lari-larian.

"eh git, lu kesiangan lagi? Wahaha..." belum sempat menjawab, ia sendiri malah bingung dengan Ben yang tiba-tiba ketawa melihat dirinya kesiangan dengan keringat bercucuran seperti itu.

"woy Ben, apa yang lucu? Gue biasa kesiangan gini deh."

"Bennedith Sigit Wiggin, sepertinya perjuangan lu kali ini sia-sia saja, karena sekarang kita FREE GURU RAPAT SEMUA!!!" teriaknya yang membuat seisi kelas menjadi kacau.

"bangsatttt, nyesel gue lari-lari tadi." umpatnya. Jika saja ia tahu kalau guru-guru bakalan rapat, ia gak akan cepat-cepat ke sekolah bahkan lari-lari ke kelas karena takut Pak Edo, pengajar Matematika masuk duluan, daripada mendapat hukuman, mending cape sekali kan? Tapi kalau gini caranya, sakit juga. Serasa perjuangin doi, tapi gak dapet respon apa-apa. Sakit!

"sabar beb, kadang perjuangan kita tuh gak mendapat apa-apa." katanya menepuk Pundak sigit akrab.

"stop manggil gue beb, Erlan. jones lu?"

"ah bebeb Sigit kok gitu?" katanya manja.

"jijik."

"elah, baperan lu?"

"tau ah, gue mau on ML (Mobile Legends)" jawabnya masa bodo dengan kelakuan rekan sebangkunya ini, ia juga memaklumi.

"yah... Kok belum dibales sih?" gumamnya.

.
.
.

"Sagit ya?" seseorang bertanya pada Sagit yang tengah berjalan menuju perpustakaan untuk mengambil buku.

"iya, siapa ya?" tanyanya kembali pada orang tersebut.

"lo gak tau gue?" tanyanya tak percaya dengan gadis dihadapannya.

"hm... Nggak." jawabnya.

"seriusan lo gak tau gue?" tanyanya lagi memastikan bahwa mungkin gadis ini lupa saja dengan wajahnya.

"maaf, gue harus ke perpus. Gue duluan ya?" katanya langsung pergi tanpa menunggu jawaban dari orang tersebut.

Sagit & SigitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang