"Ini bukan sebuah kebetulan, ini memang sudah saatnya kita dipertemukan."
Setelah dari ruangan kesiswaan tadi, Sean terus mengikuti Sagit berusaha menjelasan atas apa yang terjadi kemarin.
"git, dengerin gue sakali aja."
"jangan ikutin gue." Sagit mempercepat langkahnya. Ia masih kesal pada Sean Karena kejadian kemarin. Jika saja Sean mengabarinya, maka mungkin ia gak akan menunggu dia selama itu, waktu itu.
"git, gue bisa jelasin semuanya." Sean terus membujuk Sagit agar mau mendengarkan nya.
"udahlah, gue harus ke kelas."
"git." Sean menahan tangan Sagit agar Sagit berhenti dan mau mendengarkannya.
"lepas!" perintahnya tapi Sean tak menggubrisnya.
"dengerin gue, sekali aja!"
"lepasin tangan gue!"
"tapi lo harus dengerin gue."
"oke." Sean akhirnya melepaskannya.
"gue mau minta maaf karena ninggalian lo di Sma Garuda tanpa ngabarin lo." katanya, Sagit gak ingin tahu soal itu.
"awalnya gue mau ngabarin lo, tapi hp gue disita sama mereka."
"lo harus percaya gue, gue gak akan nyerang mereka kalau mereka gak mulai duluan." mendengar kata "nyerang" membuat Sagit Kaget dan menatap Sean dengan tatapan tajam.
"nyerang?"
"iya, mereka gak ngitung point dari tim gue, dan gue gak terima itu dong. Ya gue akhirnya..."
"apa harus dengan kekerasan?" tanpa mendengar kata selanjutnya, Sagit sudah mengerti.
"waktu itu gue kesel banget, makanya gue lepas kendali."
"apa yang lo lakuin?"
"kapten basket dari Sma Garuda cedera dan dibawa ke Rumah Sakit."
"separah itu?"
"ya, tapi..."
"stop beralasan sean! Gue udah ngerti semuanya. Dan pak Kenan benar, lo harus minta maaf sama mereka."
"tapi Git...?"
"pulang sekolah gue tunggu, depan gerbang." katanya kemudian pergi ke kelasnya meninggalkan Sean yang masih ingin bicara padanya.
.
.
.
Setibanya di Sma Garuda, semua siswa dan siswi yang ada disekolah tersebut terus menerus menatap Sean dan Sagit, dan itu membuat Sagit maupun Sean tidak nyaman. Ya, ini semua karena Sean, Sagit juga jadi kebawa-bawa.
"ayo." ajak Sagit.
Mereka menelusuri lorong Sma Garuda, mencari ketua Osis yang telah mengantarkannya pulang. Namun tiba-tiba...
Brukk...
Insiden ini terulang kembali, tubuh Sagit terhuyung ke belakang dan hampir terjatuh kalau saja orang yang menabraknya dan Sean tidak buru-buru menahannya. Iya, kalau kemarin ia terjatuh, kali ini Sagit ditahan oleh duanya.
YOU ARE READING
Sagit & Sigit
Fanfiction"mabar lagi kuy!" "gak ah, tar nyusahin lagi." "gak papa beb, slow." "hah?" " :-* " "tanda apaan tuh?" "tanda sayang :-* " ------------------------------------------------------ "anjay... Digombalin gamers rese!" - Vannilia Sagit Libby. "cie... Bap...
