"Disini yang salah siapa? Aku atau kamu? Kok seolah-olah aku yang salah."
"jauhin dia kalau lo masih ngehargain gue sebagai cewek lo!"
Perkataan Litta terus terngiang dipikirannya. Ia tahu, dan ia juga sadar akan kesalahannya. Secara tidak langsung, ia telah selingkuh dari Litta. Ia tahu, tak seharusnya ia seperti ini. Tadi juga, tak seharusnya ia bersikap seperti itu pada Litta. Ia pacarnya, dan pacar mana sih yang gak kesal melihat cowoknya sendiri memerhatikan cewek lain bahkan didepan matanya sendiri. Ia harus segera menjelaskan semuanya pada Litta.
Sigit : Princess?
Litta : ???
Jika jawabannya seperti ini, Litta masih kesal padanya. Kenapa juga ia harus bersikap seperti itu tadi?
Sigit : sorry, aku tau, aku salah. Gak seharusnya aku kayak gitu tadi. Maaf :(
Litta : apa harus gue sadarkan lo dulu, baru lo mau mengerti?
Sigit : iya, maaf.
Litta : maaf doang?
Ia tahu arah pembicaraannya kemana. Ia juga tahu apa keinginan Litta. Tapi, apakah harus dilaksanakan juga?
Sigit : iya, gue tau apa yang harus gue lakukan.
Litta : apa?
Sigit : gue bakal unfriend dia.
Sejujurnya itu hal berat, tapi demi memperbaiki hubungannya dengan Litta, ia pikir, ia harus melakukan itu. Mau gak mau, suka gak suka, harus dilakukan. Ia harus meyakini bahwa perasaannya pada Sagit itu hanya kagum saja, karena ia baru mengenal cewek kayak dia. Ketika semua cewek melarang untuk bermain game, justru Sagit malah mengajaknya. Dan mungkin saja ia hanya tertarik dan penasaran sejauh mana dia mengenal game.
Dengan ragu, Sigit langsung menghapus pertemanannya dengan Sagit di ML (Mobile Legends). Jujur saja, ini berat, lebih berat dari menahan rindu.
***
Entah kenapa bayang-bayang tadi siang terus berputar dikepalanya. Hatinya gundah dan ia benar-benar tak bisa memejamkan matanya.
Tentang Sigit yang terus didekati oleh cewek instagram itu, membuat hatinya sedikit tersayat. Namun disisi lain ia juga kecewa dengan Sigit.
Kenapa?
Kenapa ia harus bersikap manis padanya jika ia sendiri justru sudah memiliki pacar? Kenapa ia harus membuat panggilan sayang, jika dia justru punya panggilan yang lebih indah pada seseorang yang bahkan lebih diakui olehnya? Apa maksud semuanya? Omong kosong belaka?
Ketika ia sedang asik dengan lamunannya, suara dering ponsel menyadarkannya. Ada dua panggilan tak terjawab dari Sean, dan satu pesan. Ia bahkan tak memyadarinya.
Sean : udah tidur ya?
Sagit : belum
Sean : mabar kuy
Sagit mengerjapkan matanya berkali-kali, terkejut setelah melihat pesan yang dikirim Sean. Ia jadi teringat Sigit, biasanya jam segini Sigit akan mengajaknya bermain game atau menyuruhnya nonton streaming dirinya. Ketika sudah jam 10 malam, ia akan mengirim pesan 'kalau udah ngantuk, tidur aja.' dan ia akan membalas 'belum ngantuk, masih seru.'. Ia masih mengingat kebiasaan-kebiasaan itu dengan Sigit, dan sekarang ia harus melupakan semuanya.
Sagit : lo main juga?
Sean : iya, ayo.
Ia mengiyakan ajakan Sean, ia memang harus mencoba menyibukkan diri sekarang, salah satunya bermain ML. Ia tahu jika ia on sekarang pasti Sigit juga on. Dan sudah dipastikan ia juga akan melihatnya online. Tapi tak ada hal yang ia sukai selain memainkan game ini, meski agak malas juga, tapi ia harus mulai bermain lagi. Jangan karena Sigit, jadi malas bermain game ini juga.
Sagit membuat kerutan didahinya ketika ia mengecek pertemanannya yang sedang online, tak mendapati Sigit. Karena penasaran, ia juga mengecek pertemanan yang offline, lagi-lagi tak mendapati Sigit. Apa ia di unfriend? Segitukah sampai harus menghapus pertemanan?
Sagit semakin kesal, kenapa dengan Sigit? Ia berniat menjauhinya? Tapi kenapa? Apa segitunya ia menghindarinya? Oke jika itu kemauannya, ia juga akan memblokir semua akun media sosialnya.
Dengan rasa kesal yang diubun-ubun kepalanya, ia bermain ranked bersama Sean. Kali ini ia memakai hero Alucard, persetan dengan skill nya, ia ingin membunuh musuhnya sendirian.
Double kill (membunuh 2 musuh dalam waktu singkat)
Triple kill (membunuh 3 musuh dalam waktu singkat)
Maniac (membunuh 4 musuh dalam waktu singkat)
has slain enemy
Arrgh... Sagit menggeram kesal ketika ia akan menyelesaikan savage, yaitu membunuh lima musuh dalam waktu singkat, telah direbut oleh timnya sendiri, yaitu Miya yang sedari tadi membantunya.
Victory!
"apaan nih, bentaran amat mainnya." ia menggerutu kesal karena musuhnya terlalu mudah ditaklukan, jadi ia dengan cepat bisa menyelesaikan permainan, hanya 15 menit saja.
Sean : gilee... Katanya cuma bisa pake angela, kok ini pake Alucard jago banget.
Sagit : lagi hoki :v
Bukan hoki, tapi sejenis pelampiasan kekesalan pada Sigit yang tak bisa ia terima, karena ia di unfriend olehnya. Kadang ia berpikir, disini yang salah siapa? Ia atau Sigit?
***
Tbc
YOU ARE READING
Sagit & Sigit
Fanfiction"mabar lagi kuy!" "gak ah, tar nyusahin lagi." "gak papa beb, slow." "hah?" " :-* " "tanda apaan tuh?" "tanda sayang :-* " ------------------------------------------------------ "anjay... Digombalin gamers rese!" - Vannilia Sagit Libby. "cie... Bap...
