"cinta itu datangnya dari mata turun ke hati, bukan dari mabar kuy jadi baper kuy."
Sean : hari ini jangan lupa ya?
Read!
Huft...
Sagit menarik nafas kasar membaca pesan singkat tersebut.
Haruskah ia datang? Tapi, males juga sih kalau harus nonton pertandingan basket. Anak-anak basket itu sok keren, sok kecakepan, terlalu percaya diri. Hello... Sekeren-kerennya anak basket, itu gak akan ngaruh bagi Sagit. Baginya dunia game dan dunia novel itu jauh lebih indah, meskipun itu hanya imajinasi saja.
Sean : koran... Koran...
Read.
"yaelah, lebay amat lu." gerutunya sambil memandang ponselnya. Melihat itu, Nana langsung menyambar ponsel Sagit dan melihatnya. Biasa, tingkat ke kepoan Nana lagi tinggi, karena masalah tiket basket itu. Hey, itu hanya tiket, apa yang harus dibanggakan?
"git, gila lu, chat dari Sean lu kacangin? Cewe lain mah pada gak dibales ngechat juga." Nana menggerutu setelah melihat chat dari Sean diponsel Sagit.
"apa hebanya dia sih? Kapten basket doang." jawabnya menyepelekan.
"siapa bilang kapten basket doang?" ucap seseorang, tentunya bukan Nana yang ngomong.
"Sean." ucap Nana.
"ya emang bener kan?" jawab Sagit asal. Memang benar kan?
"lo tuh ya?" kata Sean sambil nunjuk-nunjuk. "lo itu bener-bener beda ya, disaat cewe-cewe lain ngejar gue dan cari-cari perhatian gue, dan lo malah masa bodo sama semuanya?"
"ya, terus?" jawabnya.
"Sagit..." geram Nana tertahan. Ia bener-bener geram sama Sagit, Cowo sekeren Sean malah dianggurin.
"huft... Lo jadi kan temenin gue nanti sore?" tanyanya.
"hm... Kayaknya gue--"
"jadi kok, Sagit bakalan nemenin lo kok, dia bakal jadi Rafaela yang selalu support lo." kata Nana meng"iya"kan ajakannya, padahal tadinya Sagit mau menolak, tapi Nana malah...
"beneran?" katanya meyakinkan. Kayaknya jawaban dari Nana kurang meyakinkan, jadi Sean ingin kepastian dari Sagit.
"hm..." Sagit masih mikir-mikir.
"ayolah git... Kapan lagi?" Nana terus meyakinkan.
"hm... Boleh deh." jawab Sagit. Sekali-kali nonton basket boleh kali yak? Pikirnya.
"ya udah, nanti gue jemput lo ya?"
"hm..."
"hah?"
"iya, iya... Pulang sekolah lo ke sini aja." lagi-lagi Nana yang harus memperjelas ucapan Sagit. Entahlah, Sagit tuh terlalu cuek sama yang keren-keren, gak tahulah selera nya mau kayak apa?
"oh oke, gue pergi dulu."
.
.
.
Bel pulang berbunyi...
"gue batalin aja kali ya?" ucap Sagit.
"jangan. Lo kesan nya PHP (pemberi harapan palsu) nanti."
"lo kan yang maksa gue?"
"semua cewe pengen ada diposisi lo, dan lo mau nyuekin gitu aja?"
"apa sih? Gue bukan mereka yang tergila-gila sama kapten basket sok keren itu."
"dia emang keren kali git?"
"keren apanya?"
"au ah, ngomong sama lo gak ngerti-ngerti. Buruan, nanti Sean nungguin." ucapnya kemudian menarik Sagit keluar kelas, dan benar saja Sean sudah ada diluar kelasnya.
"eh, Sean, nungguin ya?" tanya Nana.
"gue baru aja mau masuk."
"oh... Mau berangkat sekarang?"
"iya, gak papa kan Sagitnya gue pinjem?"
"gak papa kok,"
"ya udah git, ayok."
"hm..."
.
.
.
.
Sesampainya di Sma Garuda, tempat dimana pertandingan basket dilaksanakan. Tentunya anak-anak Sma Negeri 25 dan Sma Garuda sudah stay dilapangan indoor untuk menyaksikan jagoan-jagoannya.
"udah rame?" ucap Sagit.
"yah... Mereka antusias kan?"
"yah... Hm, gue mau ke toilet ya?"
"oh ya udah, gue tunggu disini ya?"
Sagit pergi menuju toilet, namun tiba-tiba...
Brukk...
Tubuh Sagit terhuyung ke belakang dan pantatnya sukses mencium lantai.
"aww..." ia meringis kesakitan.
"aduh... Sorry-sorry. Lu gak papa?" tanyanya memastikan.
"njirr, pantat gue sakit ini." kesalnya. Jadi cowo kok gak peka?
"duh... Gue buru-buru. Sorry yak?" katanya kemudian meninggalkan Sagit yang masih terduduk dilantai akibat perlakuannya. Bukannya ditolong malah pergi gitu aja. Kan rese!
"WOY... GAK TANGGUNG JAWAB BANGET SIH LO JADI COWO!" teriak Sagit, percuma saja cowo itu udah gak keliatan lagi.
"aish... Pantat gue sakit banget lagi." Sagit mencoba berdiri sambil menggerutu kesal dengan cowo yang dengan seenak jidatnya nabrak-nabrak, Bukannya tanggung jawab malah pergi gitu aja.
"uhh... Males nonton gue, mending tunggu disini aja deh." katanya kemudian duduk dibangku yang ada dikoridor tersebut.
Sagit : sean gue gak bisa balik lagi, gue tunggu dikoridor ya?
"lha... Banyak banget notif chat." katanya setelah ia melihat satu-persatu app-nya.
Whatapp
Sigit : hai Sagit.
20. 00
Sigit : gak mau bales? Ini gue "Wiggin"
07. 00
Sigit : mabar lagi kuy?
12. 45
"aigoo... Gue gak nyadar ada chat dari Sigit."
Sagit : sorry baru bales.
Sagit : kuy, mabar.
Satu jam kemudian...
"aigoo... Mati boring gue disini." gumamnya.
2 jam kemudian...
"kapan beres nya sih?" Sagit Terus menggerutu karena kesal. Sudah dua jam ia menunggu tapi dari tadi ia tak melihat Sean keluar.
Drrt...
Sigit : on git...
***
Tbc
YOU ARE READING
Sagit & Sigit
Fanfiction"mabar lagi kuy!" "gak ah, tar nyusahin lagi." "gak papa beb, slow." "hah?" " :-* " "tanda apaan tuh?" "tanda sayang :-* " ------------------------------------------------------ "anjay... Digombalin gamers rese!" - Vannilia Sagit Libby. "cie... Bap...
